Skip to main content

Sejarah Peradaban Islam - Sejarah Peradaban Mongol



BAB II
PEMBEHASAN

A.    SEJARAH BANGSA MONGOL
Bangsa mongol berasal dari pegunungan Mongolia yang membentang dari Asia Tengah sampai ke Siberia Utara, Tibet Selatan dan Manchuria Barat serta Turkistan Timur.[1] Dalam rentang waktu yang sangat panjang ,kehidupan bangsa Mongol tetap sederhana. Mereka mendirikan kemah-kemah dan berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain. Sebagaimana watak bangsa nomad, orang-orang Mongol mempunyai watak yang kasar, suka berperang dan berani mati untuk mencapai keinginannya. Akan tetapi mereka sangat patuh kepada pemimpinnya.[2]
Agama bangsa mongol semula adalah Syamaniah yaitu menyembah bintang-bintang dan sujud kepada matahari. Tidak ada suatu yang haram bagi mereka, karena itu mereka memakan segala jenis binatang. Selain itu, mereka hidup bebas antara wanita dan pria tidak ada batasan. Hal tersebut membuat banyak anak yang tidak tahu siapa bapaknya.
Pemimpin atau khan bangsa Mongol yang pertama kali diketahui dalam sejarah adalah Yesughi. Ia seorang kepala dari 13 suku di Mongol. Yesughi adalah ayah dari Jengis Khan (Chinggiz atau Chingis). Jengis (raja yang perkasa) sebenarnya adalah gelar bagi Temujin yang diberikan kepadanya oleh Huraltai, yaitu majelis sidang kepala-kepala suku bangsa Mongol. Ia  diangkat sebagai pemimpin yang tertinggi bangsa itu pada Tahun 1206, atau ketika ia berumur 44 tahun.


B.     PEMIMPIN MONGOL YANG TERKENAL
1. Jengis Khan
Jengis Khan adalah pemimpin paling terkemuka tanpa tanding. Ialah yang menundukan seluruh Mongolia dan Tartar di bawah kekuasaannya dan menyatukan mereka, lalu membentuk pasukan yang sangat besar. Ia juga yang telah menetapkan undang-undang yang disebutnya Alyasak, untuk mengatur kehidupan rakyatnya.
Pertama kali ia berusaha untuk menguasai China. Pada tahun 1215 M, ia dapat menguasai Peking (ibu kota China saat itu; sekarang Beijing). Setelah itu ia mengkonsentrasikan perhatiannya ke sebelah barat, wilayah-wilayah yang dihuni umat Islam.[3]
Pada tahun 1220 M, Jengis Khan bersama pasukannya dating ke Bukhara, ibu kota Khawarizm untuk melakukan serangan. Mereka mendapat perlawanan dari pasukan Ala’uddin (pemimpin Khawarizm saat itu) yang berjumlah 20.000 orang. Namun, serangan tersebut gagal menahan serangan Mongol yang berkekuatan 70.000 orang. Dari Bukhara, Jengis Khan melanjutkan serangannya ke Samarkand. Dengan jumlah pasukan 50.000 orang, Samarkand dapat ditaklukkan oleh pasukan Jengis Khan yang tangguh.
Sebelum Jengis Khan meninggal dalam usia 73 tahun, ia membagi kekuasaanya yang besar itu menjadi empat bagian untuk keempat putranya. Kekuasaan sebelah Tartar Utara diserahkan kepada putranya yang sulung, Juji Khan. Kepada putranya yang kedua, Changhatay, Jengis Khan memberi wilayah yang membentang ke timur dari Transoxania sampai ke Turkistan Timur atau Turkistan China. Kepada putranya yang ketiga, yang bernama Okutai Khan, Jengis Khan menyerahkan kekuasaan di Tartar Tengah dan Tiongkok Utara. Sementara untuk Toli Khan, putra bungsu Jengis Khan menyerahkannya tanah Iran, Khurasan, dan Kabul ( ibu kota Afghanistan sekarang).
Toli khan mempunyai banyak anak, salah satunya ialah Hulaga Khan. Hulagu Khan inilah yang dalam sejarah mempunyai “naluri penyerangan yang tinggi” sebagaimana kakeknya, Jengis Khan.[4]

2. Hulagu Khan
                        Seperti kakeknya, Jengis Khan, Hulagu lebih menyukai penjarahan dan perluasan wilayah. Sebelum Hulagu melakukan penyerangan ke kota Baghdad, ia kuasai terlebih dahulu negeri-negeri dibagian utara Persia.[5] Hulagu membentuk kerajan ILKHAN  yang berpusat di Tabris dan Maragha. Hulagu dipercaya oleh saudaranya—Mongke Khan—untuk mengembalikan wilayah-wilayah Mongol di Asia Barat yang telah lepas dari kekuasaan Mongol setelah kematian Jengis Khan.[6]
                        Dipersia, ia berusaha menghancurkan kelompok Hasyasin, sebuah sekte Syi’ah yang bermusuhan dengan daulah Abbasiyah. Untuk rencana ini, ia mendapat dukungan dari penguasa Irak, Khurasan, Azerbaijan, dan Georgia. Sehingga dlam waktu singkat, kekuatan Hsyasian dapat ditumbangkan oleh pasukan Hulagu pada tahun 1256 M.[7] Setelah berhasil menghancurkan Hasyasin, Hulagu berambisi menguasai Baghdah. Ia lalu mengirim surat kepada al-Mu’tasim (khalifah terakhir dinasti Abbasiyah) yang berisi tekanan.
Setelah di blockade, dinding-dinding Baghdad yang kuat sering diserang pasukan Hulagu Khan pada bulan Januari 1258 M. Dan akhirnya pasukan Mongol itu menyerang kota Baghdad pada tanggal 10 februari 1258 M. Sepuluh hari kemudian Khalifah dan semua penduduk dibunuh, kota Baghdad rata dengan tanah. [8]
Pada tahun 1260 M pasukan Hulagu Khan berhasil menduduki Nablus dan Gaza. Namun sebagai raja kerajaan Mamilik, Sultan Saifuddin Qutuz tidak tinggal diam. Ia mengutus panglima perang Baybars dalam pertempuran  di Ain Jalut Palestina melawan pasukan Mongol. Akhirnya pada 3 September 1260 M pasukan Mongol dapat dihancurkan.
Baghdad dan daerah-daerah taklukan Hulagu selanjutnya diperintah oleh Dinasti Ilkhan (gelar untuk Hulagu). Dari sini kemudian muncul kerajaan Mongol Islam, karena keturunan Hulagu Khan yang masuk Islam dan mendirikan kerajaan Mongol Islam dengan nama Dinasti Ilkhan[9].

3.  Timur Lenk
Setelah lebih dari satu abad umat Islam menderita dan berusaha bangkit dari kehancuran akibat serangan bangsa Mongol dibawah Hulagu Khan, malapetaka yang tidak kurang dahsyatnya dating kembali yaitu serangan yang juga dari keturunan bangsa Mongol. Berbeda dari Hulagu Khan dan keturunannya pada dinasti Ilkhan, penyerangan kali ini sudah masuk Islam, tetapi sisa-sisa kebiadaban dan kekejaman masih melekat kuat. Serangan itu dipimpin oleh Timur Lenk, yang berarti Timur si Pincang.[10]
Timur Lenk mengabdikan diri pada Gubernur Transoxiana, Amir Qazaghan. Ketika Qazaghan meninggal dunia, dating serbuan dari Tughluq Temur Khan, pemimpin MOghulistan, yang menjarah dan menduduki Transoxiana. Timur Lenk bangkit untuk membela kaumnya yang tertindas. Setelah melihat keberanian dan kehebatan Tumur Lenk, Tugluq Temur menawarkan jabatan gubernur kepada Timur Lenk. Tawaran tersebut diterima. Akan tetapi, setahun setelah Timur Lenk diangkat menjadi gubernur tahun 1361, Tuqluq Temur mengangkat putranya, Ilyas Khoja menjadi gubernur dan Timur Lenk sebagai wazirnya. Hal tersebut membuat Timur Lenk berang dan mengangkat senjata untuk memberontak terhadap Tuqluq Temur dengan bergabung dengan cucu Qazaghan, Amir Husain.
Timur Lenk berhasil mengalahkan Tugluq Timur dan Ilyas Khoja. Kemudian menaklukan Jata dan Khawarizm. Pada tahun 1381 M, ia menyerang dan berhasil menaklukan Khurasan. Pada tahun 1395 M ia menyerbu daerah Qipchak, kemudian menaklukan Moskow. Pada tahun 1401 M ia memasuki daerah Syria bagian utara. Timur Lenk meninggal tahun 1404 dalam usia 71 tahun, ketika melanjutkan perjalanan ke Broessa ibu kota lama Turki.

C.     DAMPAK KEKUASAAN MONGGOL
Kekuasaan Mongol terhadap peradaban Islam sungguh sangat terasa. Dampak negatif tentunya lebih banyak jika dibandingkan dengan dampak positifnya. Kehancuran tampak jelas dimana-dimana dari serangan Mongol mulai dari wilayah timur hingga ke barat. Penghancuran kota seta bangunan yang indah-indah dan perpustakaan –perpustakaan yang mengkoleksi banyak buku memperburuk situasi umat Islam .
Bangsa mongol yang asalnya memeluk agama nenek moyang mereka, beralih memeluk agama Budha dan rupanya mereka bersimpati terhadap orang-orang Kristen yang bangkit kembali pada masa itu dan menghalang-halangi dakwah Islam di Mongol .
Yang lebih fatal lagi ialah hancurnya Bahgdad sebagai pusat dinasti Abassiyah yang di dalamnya terdapat berbagai macam-macam tempat belajar fasilitas perpustakaan, hilang lenyap dibakar oleh Hulagu. Suatu kerugian besar bagi khazanah ilmu pengetahuan yang dampaknya masih terasa pada saat ini. Selain itu, dampat negatif dapat dilihat dengan adanya beberapa hal diantaranya :
1.      Pembunuhan umat Islam besar-besaran; Hulagu mengekskusi khalifah Mu’tashim. Arghun membunuh Takudar; mencopot jabatan penting dan membunuhnya.
2.      Bangsa Mongol lebih bersimpati pada umat Kristen dan menghalang-halangi dakwah Islam.
3.      Hancurnya Baghdad dengan berbagai fasilitas dan perpustakaan -dibakar- sebuah kerugian besar bagi khazanah ilmu pengetahuan dan berdampak sampai sekarang.
Ada pula dampak positifnya dengan berkuasanya dinasti Mongol ini. Setela para pemimpinya -Takudar, Ghazan, dan Uljaytu Khuda Banda- memeluk agama Islam, mereka menjadikan Islam sebagai agama resmi. Mereka dapat menerima dan masuk ke agama Islam, antara lain disebabkan karena mereka berasimilasi dan bergaul dengan masyarakat muslim dalam jangka panjang.

D.    DINASTI MONGOL DI PERSIA
Hulagu (raja pertama yang bergelar Ilkhan) digantikan anaknya, Abaqa (1265-1282 M), bersimpati pada kaum kristen, karena pengaruh ibu tirinya. Kaisar Mongol di Persia ke-3, Ahmad Takudar (1282-1284 M), inilah kaisar pertama yang beragama Islam. Ia menggunakan seluruh kemampuannya untuk mambawa seluruh bangsa Mongol menjadi muslim, dan berkirim pesan ke sultan Mamluk (Qalawun) yang berisi keinginannya melindungi Islam. Sikapnya ini ditentang rakyat dan bangsawan, sehingga pada tanggal 10 Agustus 1284 M, ia dihukum mati oleh Arghun (1284-1291 M). Arghun sangat kejam terhadap Islam, pejabat muslim semuanya dibunuh, dan semua pengganti Takudar penyembah berhala[11].
Ghazan (1295-1304), kaisar ke-7, beribukota di Azerbaijan. Dibesarkan sebagai seorang Budha, tapi akhirnya masuk Islam. Islam—Syi’ah—menjadi agama negara. Kebijakannya, memerintahkan kaum Kristen dan Yahudi membayar jizyah, mencetak mata uang ber-inskripsi Islam (Mei 1299), melarang riba, pejabat menggunakan serban sebagai pengganti pakaian nasional mereka, membentuk lembaga (Ilkhan/Ghazani) untuk menertibkan administrasi dan keuangan negara. Tahun 1304 meninggal di usia 32 tahun karena sakit.
Uljaytu Banda (1305-1316, putra Arghun). Ia penganut Syi’ah dan mentahbiskan Hukum Islam dengan keras. Meminta bantuan Philip le Bol, Edward II dan Paus Clement IV untuk memerangi Mamluk yang Sunni. Digantikan anaknya, Abu Sa’id (1317-1334 [penguasa terakhir]). Ia mengangkat Rashiduddin dan Ali Shah menjadi menteri. Tapi Ali Shah iri dengan kejujuran, loyalitas, dan ke-pakar-an (ahli sejarah dan astronomi) Rashiduddin, sehingga ia dibunuh. Hubungan dengan Mamluk  (sultan Nasir Muhammad) mencair pada tahun 1332 dalam memperebutkan Siria. Perselisihan dalam tubuh Ilkhaniyah menyebabkan terpecahnya kerajaan menjadi dinasti-dinasti kecil. Tapi mereka dapat dipersatukan pada masa Timur Lenk yang membentuk dinasti Timuriyah yang berpusat di Samarkand.
Kekuatan Timur (1408) sudah berkembang pada tahun 1369. mulai tahun 1380 ia memulai peperangan yang panjang dan serius di persia dan Afghanistan; memperkecil Mesopotamia, merampas Baghdad, menyerang Khan Golden Horde di Rusia Selatan, menyerbu India utara, Anatolia dan mengusir orang Turki Usmani di Angora, syiria diperkecil, Aleppo dan Damaskus—kekuasaan Mamluk—dirampas, Samarkand di Transoxinia dijadikan ibukota negara. Keturunan Timur bertahan se-Abad, namun ada keturunannya (Baber) yang menyerbu Lahore pada tahun 1525 dan mendirikan Kerajaan Mughal di India[12].


[1] Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: Grafindo, 2000), hlm.111
[2] Imam Fu’adi, Sejarah Peradaban Islam Dirasah Islamiyah II, (Yogyakarta: Teras, 2012), hlm.126
[3] Ibid, hlm.129
[4] Ibid, hlm. 132-134
[5] Depag RI, Ensiklopedia Islam (Jakarta: Ichtiar Bau Van Hoeve, 1994), hlm. 242
[6]Samsul Munir Amin ,Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: Sinar Grafika Offset), 2010.hlm 212-218.
[7] Op.Cit., Depag RI, hlm. 242
[8] Dedi Supriyadi, Sejarah Peradaban Islam, (Bandung : CV PUSTAKA SETIA 2008), hlm 185-186.
[9] Ibid
[10] Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam Dirasah Islamiyah II, (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, cet.ke 23, 2011), hlm. 117-118
[11]Op.cit., Dedi Supriyadi, hlm  225-227.

Comments

Popular posts from this blog

Makalah : Evaluasi Hasil Belajar (Psikologi Pendidikan)

PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini tanpa halangan suatu apapun.               Dengan adanya evaluasi hasil belajar, seorang pendidik dapat melihat pencapaian belajar peserta didik. Melalui evaluasi yang tepat, pendidik dapat menyelesaikan masalah pembelajaran yang dialami siswa. Guru dapat memilih jenis evaluasi yang ada, berdasarkan kebutuhan siswa. Materi evaluasi hasil belajar perlu diberikan kepada mahasiswa program Pendidikan Guru MI (PGMI) sebagai bekal dan pengetahuan sebelum turun dilapangan.             Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Semoga dengan mempelajari evaluasi hasil belajar, kita dapat menambah wawasan dan dapat mengamalkannya. Pekalongan, Oktober 2016      Penulis DAFTAR ISI PRAKATA   .............................................

Makalah: Pembelajaran Keterampilan Menulis - Maharah Al-Kitabah (Pembelajaran Bahasa Arab)

DAFTAR ISI DAFTAR ISI   ...............................................................................................      2 BAB I    PENDAHULUAN ..........................................................................      3   A. Latar Belakang Masalah ...................................................................      3   B. Rumusan masalah ..............................................................................      3   C. Tujuan Penelitian ...............................................................................      3 BAB II PEMBAHASAN ..............................................................................      5 A. Pengertian Pembelajaran ....................................................................      5 B. Pembelajaran Keterampilan Menulis ..................................................      5 B. Langkah-langkah Pembelajaran Menulis ( Kitabah ) ............................      6 B. Kelebihan dan Kelemahan Pemb

Instrumen Penilaian Proses dan Hasil Pembelajaran dalam Bahasa Indonesia

BAB II PEMBAHASAN A.     Pengertian penilaian dan pengukuran Penilaian sebagai proses untuk mendapatkan informasi dalam bentuk apapun yang dapat digunakan untuk dasar pengambilan keputusan tentang siswa, baik yang menyangkut kurikulum program pembelajaran, iklim sekolah, maupun kebijakan – kebijakan sekolah. Menurut peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan Nomor 66 Tahun 2013 tentag standar penilain mendefinisikan penilain adalah sebagai proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik. [1] Secara formal hal ini dinyatakan sebagai salah satu prinsip penialain menurut peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian pendidian sebagai berikut : 1.          Sahih, berarti penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan kemampuan yang diukur. 2.          Objektif, penilain didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas, tidak dipengaruhi objektivitas peniali. 3.