Skip to main content

Makalah : Umpan Balik (Strategi Belajar Mengajar)



PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini tanpa halangan suatu apapun. 
            Dengan adanya materi umpan balik, diharapkan mahasiswa khususnya program Pendidikan Guru MI (PGMI) dapat belajar mengondisikan kelas dan dapat melakukan pembelajaran yang efektif. Umpan balik bermanfaat dalam memancing keaktifan peserta didik, membantu guru dalam melakukan penilaian langsung kemampuan peserta didik dan membantu guru dalam memilih bentuk evaluasi nantinya . Dengan demikian, para calon guru memiliki bekal untuk mengajar nantinya.
            Tidak lupa penulis mengucapkan banyak terimaksih kepada semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah tepat waktu. Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Semoga dengan mempelajari umpan balik, dapat menambah wawasan dan dapat diamalkan.




Pekalongan, Desember  2016
 
 Penulis



DAFTAR ISI
PRAKATA ...................................................................................................      2
DAFTAR ISI  ...............................................................................................      3
BAB I   PENDAHULUAN..........................................................................      4
   A. Latar Belakang Masalah.............................................................      4
B. Rumusan masalah........................................................................      4
C. Tujuan Penulisan..........................................................................      4
BAB II  PEMBAHASAN.............................................................................      5
A. Makna Umpan Balik...................................................................      5
B. Tujuan Umpan Balik...................................................................      6
C. Fungsi Umpan Balik....................................................................      8
D. Teknik Mendapatkan Umpan Balik............................................      10
BAB III PENUTUP......................................................................................      14
A. Kesimpulan.................................................................................      14
B. Kritik dan Saran..........................................................................      14
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................      15











BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Pola umum terjadinya interaksi belajar mengajar adalah terjadinya interaksi antara tiga unsur, yaitu guru, bahan dan anak didik. Bahan sebagai perantara untuk terjadinya interaksi belajar mengajar antara guru dengan anak didik. Bahan pelajaran yang perlu dikuasai oleh guru bukan hanya bahan pokok yang sesuai dengan keahlian, melainkan juga bahan penunjang di luar keahlian. Dalam menyampaikan bahan pelajaran pokok sebaiknya dimanfaatkan pula bahan penunjangnya sebagai upaya mendapatkan umpan balik dari anak didik.
Umpan balik yang diberikan oleh anak didik selama pelajaran berlangsung bermacam-macam, tergantung dari rangsangan yang diberikan oleh guru. Rangsangan guru dalam bentuk tanya, maka tanggapan anak didik dalam bentuk jawab dan sebaliknya.
Untuk mendapatkan umpan balik dari anak didik diperlukan beberapa teknik yang sesuai dan tepat dengan diri setiap anak didik sebagai makhluk individual.
B.       Rumusan Masalah
1.      Apa Makna Umpan Balik ?
2.      Apa Tujuan Umpan Balik ?
3.      Apa Fungsi Umpan Balik ?
4.      Bagaimana Teknik Mendapatkan Umpan Balik ?
C.      Tujuan Penulisan
1.      Untuk mengetahui makna umpan balik
2.      Untuk mengetahui tujuan umpan balik
3.      Untuk mengetahui fungsi dari umpan balik
4.      Untuk mengetahui dan menerapkan teknik mendapatkan umpan balik



BAB II
PEMBAHASAN


A.      Makna Umpan Balik
Yang dimaksud umpan balik adalah pemberian informasi yang diperoleh siswa untuk memperbaiki atau meningkatkan pencapaian/hasil belajarnya.[1]
Dalam kondisi tertentu, umpan balik dapat berfungsi memperbaiki belajar siswa. Kondisi atau keadaan siswa maupun situasi pengajaran menentukan keberhasilan usaha pemberian umpan balik terhadap belajar siswa. Sehingga dalam memberikan umpan balik guru harus melihat keadaan siswa, bahan yang hendak dipelajari dan kondisi saat jam pelajaran.
Melalui umpan balik seorang siswa dapat mengetahui sejauhmana bahan yang telah diajarkan dapat dikuasainya, dengan umpan balik siswa dapat mengoreksi kemampuan diri sendiri, atau dengan kata lain, sebagai koreksi terhadap kemajuan belajar siswa itu sendiri. Selain itu, siswa dapat mengerjakan beberapa topic dan ketrampilan tertentu disbanding topic dan ketrampilan lainnya.
Bagi seorang guru, dengan umpan balik ia dapat mengetahui sejauhmana materi yang diajarkan telah dikuasi oleh siswa. Setelah mengetahui tingkat kemampuan siswa, guru dapat menentukan bentuk evaluasi yang akan diberikan pada pertemuan selanjutnya.
Herman Hudoyono mengatakan “berikan umpan balik kepada siswa dengan cara memberikan jawaban soal kepada siswa, dapat pula ditunjukkan kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh siswa pada saat mengoreksi tugas-tugasnya.[2]
Dengan demikian, umpan balik bermakna dalam usaha  meningkatkan kualitas pendidikan, terlebih lagi untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan secara benar dan maksimal.
B.       Tujuan Umpan Balik
Pengajar seharusnya dapat mengetahui sejauhmana murid mengerti bahan yang telah diajarkan, sehingga pengajar dapat menentukan apakah akan melanjutkan materi selanjutnya atau perlu adanya pengulangan. Apabila masih banyak materi yang belum dimengerti oleh murid, sebaiknya pengajar mengulang materi tersebut. Seringnya murid tidak mengetahui sejauhmana mereka mengerti dengan bahan ajar yang telah disampaika. Oleh karena itu, pengajar perlu mengadakan umpan balik.
Umpan balik tidak sama dengan penilain. Umpan balik hanya bertujuan untuk mencari informasi sampai dimana murid mengerti bahan yang telah dibahas. Selain itu murid/mahasiswa juga diberikan kesempatan untuk memeriksa sampai dimana mereka mengerti bahan tersebut, sehingga mereka dapat melengkapi pengertian-pengertian yang belum lengkap.[3]
Setiap umpan balik pengajaran menentukan isi pelajaran berikutnya. Oleh karena itu, umpan balik tidak hanya perlu bagi guru, malainkan juga perlu bagi murid.
Tanya jawab memungkinkan guru untuk memeriksa pemahaman murid tentang pelajarannya, dan ini penting untuk mengetahui sejauhmana murid menangkap topik yang diajarkan. Umpan balik langsung tersebut menjadi kelebihan mengajar seluruh kelas secara interaktif dibandingkan metode-metode individual, dimana umpan balik pemahaman murid lebih lambat diterima oleh guru.
Menurut Kardi dan Nur, untuk memberikan umpan balik yang efektif kepada siswa yang jumlahnya banyak, dapat digunakan beberapa pedoman yang patut dipertimbangkan, sebagai berikut:
1.      Memberikan umpan balik sesegera mungkin setelah latihan, hal ini tidak berarti umpan balik perlu diberikan kepada siswa dengan seketika, namun umpan balik seharusnya diberikan segera setelah latihan sehingga siswa dapat mengingat dengan jelas kinerja mereka sendiri.
2.      Mengupayakan agar umpan balik jelas dan spesifik mungkin agar dapat membantu siswa.
3.      Umpan balik ditujukan langsung pada tingkah laku dan bukan pada maksud yang tersirat dalam tingkah laku tersebut.
4.      Menjaga umpan balik sesuai dengan tingkat perkembangan siswa.
5.      Memberikan pujian dan umpan balik pada kinerja yang benar.
6.      Apabila memberi umpan balik negatif, tunjukkan bagaimana melakukannya dengan benar. Apabila mengetahui bahwa sesuatu telah dilakukan salah umpan balik negatif harus selalu disertai dengan demonstrasi yang benar oleh guru.
7.      Membantu siswa memusatkan perhatiannya pada proses dan bukan pada hasil.
8.      Mengajari siswa cara memberi umpan balik kepada dirinya sendiri, dan bagaimana menilai keberhasilan kinerjanya sendiri.[4]
Dalam pembelajaran yang berorientasi pada keaktifan siswa sendiri memiliki beberapa kadar. Berikut kadar pembelajaran tersebut dilihat dari proses  pembelajaran:
1.      Adanya keterlibatan siswa baik secara fisik, mental emosional maupun intelektual dalam setiap proses pembelajaran. Hal ini dapat dilihat dari tingginya perhatian, serta motivasi siswa untuk menyelesaikan tugas yang diberikan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
2.      Siswa belajar secara langsung.
3.      Adanya keinginan siswa untuk menciptakan iklim belajar yang kondusif
4.      Keterlibatan siswa dalam mencari dan memanfaatkan setiap sumber belajar yang tersedia yang dianggap relevan dengan tujuan pembelajaran.
5.      Adanya keterlibatan siswa dalam melakukan prakarsa, seperti menjawab dan mengajukan pertanyaan, berusaha memecahkan masalah yang diajukan atau yang timbul selama proses pembelajaran berlangsung.
6.      Terjadinya interaksi yang multi-arah baik antara siswa dengan siswa atau antara guru dan siswa. Interaksi ini juga ditandai dengan keterlibatan semua siswa secara merata. Artinya pembicaraan atau proses tanya jawab tidak didominasi oleh siswa-siswa tertentu.[5]

C.      Fungsi Umpan Balik
Umpan balik mempunyai tiga fungsi utama, yakni informasional, motivasional, dan komunikasional.
1.      Fungsi Informasional
Tes sebagai alat penilain pencapaian/hail belajar siswa diperiksa menurut kriteria tertentu yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Hasil tes itu, dengan demikian memberikan informasi tentang sejauhmana siswa telah menguasai materi yang diterimanya dalam proses/kegiatan belajar mengajar. Berdasarkan informasi ini dapat diupayakan umpan balik berupa pengayaan atau perbaikan.
Informasi yang diberikan dalam umpan balik dibedakan atas lima tingkat, yakni:
a)      Tidak ada umpan balik
b)      Umpan balik berupa keterangan mengenai salah atau benar jawaban yang diberikan siswa
c)      Umpan balik berupa keterangan mengenai salah benara jawaban ditambah dengan menunjukkan jawaban yang benar (knowledge of the correct response [KCR])
d)      KCR + penjelasan; dan
e)      KCR + pengajaran tambahan.[6]
2.      Fungsi Motivasional
Motivasi dapat diartikan sebagai dorongan yang memungkinkan siswa untuk bertindak atau melakukan sesuatu. Dorongan itu hanya mungkin muncul dalam diri siswa manakala siswa merasa membutuhkan (need). Siswa yang merasa butuh akan bergerak dengan sendirinya untuk memenuhi kebutuhannya.[7]
Dengan pemberian umpan balik, maka tes dapat sekaligus berfungsi sebagai motivator bagi siswa untuk belajar. Namun terkadang guru memanfaatkan tes dadakan sebagai alasan untuk motovasi siswa dalam belajar. Berharap agar siswa termotivasi dalam belajar dan selalu siap menerima tes sebagai kriteria keberhasilan dalam pembelajaran, tes dadakan justru dianggap kurang tepat. Hal tersebut justru akan menimbulkan kecemasan pada siswa saat mengerjakan soal-sola tes, dan hasil kinerja siswa kurang maksimal.  
3.      Fungsi Komunikasional
Pemberian umpan balik merupakan komunikasi antara siswa dan guru. Guru menyampaikan hasil evaluasi kepada siswa, dan bersama siswa membicarakan upaya peningkatan atau perbaikannya. Dengan demikian, melalui umpan balik siswa mengetahui letak kelemahannya, dan sendiri atau bersama guru bereaksi terhadap hasil tersebut.[8]
Pengukuran tentang taraf atau tingkatan keberhasilan proses belajar mengajar berperan penting. Karena itu, pengukurannyaharus betul-betul syahih (valid), andal (reliable), dan lugas (objective). Hal ini mungkin tercapai bila alat ukurannya disusun berdasarkan kaidah, aturan, hokum atau ketentuan penyusunan butir tes.
Pengajaran perbaikan biasanya mengandung kegiatan-kegiatan sebegai berikut:
a)         Mengulang pokok bahasan seluruhnya
b)        Mengulang bagian dari pokok bahasan yang hendak dikuasai
c)         Memecahkan masalah atau menyelesaikan soal-soal bersama-sama
d)        Memberikan tugas-tugas khusus.[9]

D.      Teknik Mendapatkan Umpan Balik
Untuk mendapatkan umpan balik dari anak didik diperlukan beberapa teknik yang sesuai dan tepat dengan diri setiap anak didik sebagai makhluk individual. Berikut ini akan diuraikan beberapa teknik untuk mendapatkan umpanbalik dari anak didik.
1.    Memancing Apersepsi Anak Didik
Apersepsi adalah suatu penafsiran buah pikiran yaitu menyatupadankan dan mengasimilasi sesuuatu pengamatan dan pengalaman yang telah dimiliki. Apersepsi sebagai salah satu fenomena psikis yang dialami individu tetkala ada suatu kesan baru yang masuk dalam kesadaran serta bersosialisasi dengan kesan-kesan lama yang sudah dimiliki dibarengi dengan pengolahan sehingga menjadi kesan yang luas, kesan yang lama disebut dalam apersepsi.[10]
Pengalaman anak mengenai bahan pelajaran yang telah diberikan merupakan bahan apersepsi yang dipunyai oleh anak. Pertama kali anak menerima bahan pelajaran dari guru dalam suatu pertemuan, merupakan pengalaman pertama anak untuk menerima sesuatu yang baru; dan hal itu tetap menjadi milik anak. Dengan demikian, usaha guru menghubungkan pengetahuan yang telah dimiliki anak didik dengan pengetahuan yang masih relevan yang akan diberikan, merupakan teknik untuk mendapatkan umpan balik dari anak didik dalam pengajaran.[11]
2.      Memanfaatkan Teknik Alat Bantu yang Akseptable.
Alat dapat dibagi menjadi 2 macam yaitu alat dan alat bantu pengajaran, yang dimaksud dengan alat adalah perintah, larangan dan sebagainya. Sedangkan alat bantu pengajaran adalah berupa globe, kapur tulis, gambar, diagram, dan sebagainya.[12]
Bahan pelajaran adalah isi yang disampaikan oleh guru dalam proses belajar mengajar. Bahan pelajaran yang rumit dan kompleks cukup sukar untuk digambarkan melalui kata-kata dan kalimat. Daya serap anak terhadap kalimat yang guru sampaikan relative kecil, karena anak didik hanya dapat menggunakan indra pendengarannya (audio), bukan penglihatannya (visual). Selain itu, juga karena penguasaan bahasa anak yang relative belum banyak.
Aliran realisme sangat mendukung penggunaan alat bantu dalam pengajaran. Menurut mereka, belajar yang sempurna hanya dapat tercapai jika menggunakan alat bantu yang mendekati realisasi.
Walaupun begitu, jangan sampai kehadiran alat bantu yang lebih menarik anak didik daripada pelajaran yang akan diberikan. Tujuan belajar anak didik bukkan untuk mengetahui bagaiman guru membuatnya, melainkan bagaimana anak didik dapat menguasai pelajaran dengan tuntas.[13]
3.      Memilih Motivasi yang Akurat
Motivasi adalah aspek yang sangat penting untuk membelajarkan siswa. Tanpa adanya motivasi tidak mungkin siswa memiliki kemauan untuk belajar. Oleh karena itu, membangkitkan motivasi merupakan salah satu peran dan tugas guru dalam setiap proses pembelajaran.[14]
Ada beberapa bentuk motivasi yang dapat guru gunakan guna mempertahankan minat anak didik terhadap bahan pelajaran yang diberikan. Bentuk-bentuk motivasi dimaksud adalah:
a)      Memberi angka
Angka dimaksud adalah sebagai simbol atau nilai dari hasil aktivitas belajar anak. Angka atau nilai yang baik memberikan motivasi kepada anak didik untuk belajar.
b)      Hadiah
Hadiah adalah sesuatu yang diberikan kepada orang lain sebagai penghargaan atau kenang-kenangan/cenderamata. Keampuhan hadiah sebagai alat untuk mendapatkan umpan balik dari anak didik akan terasa jika penggunaanya tepat.
c)      Pujian
Pujian adalah alat motivasi yang positif. Setiap orang senang dipuji. Pujian harus betul-betul sesuai dengan hasil kerja anak didik.
d)     Gerakan Tubuh
Gerak tubuh dalam bentuk mimic yang cerah, dengan senyum, mengangguk, acungan jempol, tepuk tangan, memberi salam, menaikkan bahu, geleng-geleng kepala, menaikkan tangan dan lain-lain adalah sejumlah gerak fisik yang dapat memberikan umpan balik dari anak didik.
e)      Memberi Tugas
Tugas adalah suatu pekerjaan yang menuntut pelaksanaan untuk diselesaikan. Anak didik yang menyadari akan mendapat tugas dari guru setelah mereka menerima bahan pelajaran, akan memperhatikan penyampaian bahan pelajaran.
f)       Memberi ulangan
Ulangan adalah salah satu strategi yang penting dalam pelajaran. Biasanya anak didik akan giat belajar (baik di sekolahan atau di rumah) ketika diketahuinya akan dilaksanakan ulangan.
g)      Mengetahui Hasil
Ingin mengetahui adalah suatu sifat yang sudah melekat di dalam diri setiap orang. Dengan mengetahui hasil dari apa yang telah dilakukan olah anak didik, dapat mendorong anak didik giat belajar.
h)      Hukuman
Hukuman dimaksudkan di sini yang bersifat mendidik. Kesalahan anak didik karena melanggar disiplin dapat diberikan hukuman berupa sanksi menyapu lantai, mencatat bahan pelajaran yang ketinggalan, atau apa saja yang bersifat mendidik.[15]



4.        Menggunakan Metode yang Bervariasai
Metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam mengajar hendaknya guru menggunakan metode yang bervariasi agar pembelajaran tidak membosankan tetapi menarik perhatian anak didik, penggunaan metode yang bervariasi juga hendaknya disesuaikan dengan situasi yang mendukung sesuai dengan kondisi psikologi anak didik, oleh karena itu guru dituntut untuk memiliki kompetensi dalam pemilihan metode yang tepat dalam mengajar. Faktor yang mempengaruhi penggunaan metode dalam mengajar sebagai berikut:
a)    Tujuan dengan berbagai jenis dan fungsinya
b)   Anak didik dengan berbagai tingkat kematangannya
c)    Situasi yang bermacam-macam
d)   Fasilitas yang bermacam-macam kualitas dan kuantitasnya
e)    Pribadi guru serta kemampuan dan profisional yang berbeda-beda.[16]
Penggunaan metode ceramah yang kemudian diselingi tanya jawab seperlunya untuk mengetahui tingkat pemahaman anak didik terhadap apa yang baru saja dijelaskan, merupakan cara yang dapat dipergunakan untuk mendapatkan umpan balik dari anak didik. Setelah tanya jawab dirasa cukup, guru dapat melanjutkan dengan pemberian penugasan individual atau diskusi kelompok. Penggunaan metode yang bervariasi dapat membantu guru dalam mendapatkan umpan balik dari anak didik.








BAB III
PENUTUP

A.      Kesimpulan

Umpan balik adalah pemberian informasi yang diperoleh siswa untuk memperbaiki atau meningkatkan pencapaian/hasil belajarnya. Tujuan umpan balik adalah untuk mencari informasi sampai dimana murid mengerti bahan yang telah dibahas. Umpan balik memiliki fungsi sebagai fungsi informasional, fungsi motivasionl dan komunikasional.
Dalam usaha mendapatkan umpan balik dari anak didik, perlu adanya teknik yang digunakan seperti memancing apersepsi anak didik, memnfaatkan teknik alat bantu yang akseptabel, memilih bentuk motivasi yang akurat, dan menggunakan metode yang bervariasi.
B.       Kritik dan Saran
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna, masih banyak kekungaran dan mungkin kesalahan. Untuk itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulisan butuhkan guna perbaikan kedepannya. Kemudian kritik dan saran tidak akan ada artinyanya tanpa diuatarakan.













DAFTAR PUSTAKA

Bahri, Syaiful dan Aswan Zain. 2013. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Mustakim, Zaenal. Strategi dan Metode Pembelajaran. 2015. Yogyakarta: Matagraf Yogyakarta.
Sanjaya, Wina. 2008. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Prenadamedia Group.



[1] Zaenal Mustakim, Strategi dan Metode Pembelajaran, (Yogyakarta: Matagraf Yogyakarta, 2015), hlm.188
[2] Ibid, hlm.190
[3] Ibid, hlm.191
[4] Ibid, hlm.193-194
[5] Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Prenadamedia Group, 2008), cet. ke-1, hlm.183-184
[6] Zaenal Mustakim, Op.Cit., hlm.194-195
[7] Wina Sanjaya, Op.Cit. hlm. 174
[8] Zaenal Mustakim Op.Cit., hlm. 197
[9] Syaiful Bahri dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2013), cet.ke-5, hlm. 108
[10] Zaenal Mustakim Op.Cit., hlm.43
[11] Ibid, hlm.144
[12] Zaenal Mustakim Op.Cit., hlm.53
[13] Syaiful Bahri dan Aswan Zain, Op.Cit, hlm. 145-147
[14] Wina Sanjaya, Op.Cit. hlm. 174
[15] Syaiful Bahri dan Aswan Zain, Op.Cit, hlm.149-158
[16] Zaenal Mustakim Op.Cit., hlm.53

Comments

Popular posts from this blog

Makalah : Evaluasi Hasil Belajar (Psikologi Pendidikan)

PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini tanpa halangan suatu apapun.               Dengan adanya evaluasi hasil belajar, seorang pendidik dapat melihat pencapaian belajar peserta didik. Melalui evaluasi yang tepat, pendidik dapat menyelesaikan masalah pembelajaran yang dialami siswa. Guru dapat memilih jenis evaluasi yang ada, berdasarkan kebutuhan siswa. Materi evaluasi hasil belajar perlu diberikan kepada mahasiswa program Pendidikan Guru MI (PGMI) sebagai bekal dan pengetahuan sebelum turun dilapangan.             Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Semoga dengan mempelajari evaluasi hasil belajar, kita dapat menambah wawasan dan dapat mengamalkannya. Pekalongan, Oktober 2016      Penulis DAFTAR ISI PRAKATA   .............................................

Makalah: Pembelajaran Keterampilan Menulis - Maharah Al-Kitabah (Pembelajaran Bahasa Arab)

DAFTAR ISI DAFTAR ISI   ...............................................................................................      2 BAB I    PENDAHULUAN ..........................................................................      3   A. Latar Belakang Masalah ...................................................................      3   B. Rumusan masalah ..............................................................................      3   C. Tujuan Penelitian ...............................................................................      3 BAB II PEMBAHASAN ..............................................................................      5 A. Pengertian Pembelajaran ....................................................................      5 B. Pembelajaran Keterampilan Menulis ..................................................      5 B. Langkah-langkah Pembelajaran Menulis ( Kitabah ) ............................      6 B. Kelebihan dan Kelemahan Pemb

Instrumen Penilaian Proses dan Hasil Pembelajaran dalam Bahasa Indonesia

BAB II PEMBAHASAN A.     Pengertian penilaian dan pengukuran Penilaian sebagai proses untuk mendapatkan informasi dalam bentuk apapun yang dapat digunakan untuk dasar pengambilan keputusan tentang siswa, baik yang menyangkut kurikulum program pembelajaran, iklim sekolah, maupun kebijakan – kebijakan sekolah. Menurut peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan Nomor 66 Tahun 2013 tentag standar penilain mendefinisikan penilain adalah sebagai proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik. [1] Secara formal hal ini dinyatakan sebagai salah satu prinsip penialain menurut peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian pendidian sebagai berikut : 1.          Sahih, berarti penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan kemampuan yang diukur. 2.          Objektif, penilain didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas, tidak dipengaruhi objektivitas peniali. 3.