BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian penilaian dan pengukuran
Penilaian sebagai proses untuk mendapatkan
informasi dalam bentuk apapun yang dapat digunakan untuk dasar pengambilan
keputusan tentang siswa, baik yang menyangkut kurikulum program pembelajaran,
iklim sekolah, maupun kebijakan – kebijakan sekolah.
Menurut peraturan menteri pendidikan dan
kebudayaan Nomor 66 Tahun 2013 tentag standar penilain mendefinisikan penilain
adalah sebagai proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk menentukan
pencapaian hasil belajar peserta didik.[1]
Secara formal hal ini dinyatakan sebagai salah
satu prinsip penialain menurut peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan
Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian pendidian sebagai berikut :
1.
Sahih, berarti penilaian didasarkan pada data
yang mencerminkan kemampuan yang diukur.
2.
Objektif, penilain didasarkan pada prosedur
dan kriteria yang jelas, tidak dipengaruhi objektivitas peniali.
3.
Adil
4.
Terpadu, berarti penilaian oleh pendidik
merupakan salah satu komponen yang tak terpisahkan dari egiatan pembelajaran.
5.
Terbuka
6.
Menyeluruh dan berkesinambungan
7.
Sistematis
8.
Beracuan kriteria berarti penialin didasarkan
pada ukuran pencapain komptensi ynag ditetapkan.
9.
Akuntabel, berarti penilain dapat
dipertanggungjawabkan, baik dari segi teknik, prosedur, maupun hasilnya.
Prinsip dari penilain pada umumnya adalah sebagai
berikut:
a)
Keeping track,yaitu harus mampu menulusuridan melacak
kemajuan siswa sesuai dengan rencana pebelajaran yang telah ditetapkan.
b)
Chekingup,yaitu harus mampu mengecek ketercapain
kemampuan peserta didik dalam proses pembelajaran.
c)
Finding out, yaitu penilaian harus mampu mencari dan
menemukan serta mendeteksi kesalahan – kesalahan yang menyebaban terjadinya
kelemahandalam proses pembelajaran
d)
Summing up,yaitu penilaian harus mampu menyimpulkan
apakah peserta didik telah mencapai kompetensi yang ditetapkan atau belum.
Pengukuran Secara sederhana dapat
diartikan sebagai kegiatan atau upaya yang dilkukan untuk memberikan angka –
angka pada suatu gejala, peristiwa atau benda, sehingga hasil pengukuran akan
selalu berupa angka.
1.
Tujuan dan fungsi assement
Menurut Suharsimi Arikunto, bahwa tujuan atau fungsi evaluasi ada
beberapa hal yaitu:
a.
Penilain berfungsi selektif,
b.
Penilaian berfungsi diagnostik,
c.
Penilain berfungsi sebagai penempatan,
d.
Penilaian berfungsi untuk pengukur
keberhasilan.
Bagi murid penilain berfungsi:
a.
untuk mengetahui kemampuan hasil belajar,
b.
memperbaiki cara belajar,
c.
menumbuhkan motivasi dalam belajar.
Bagi sekolah berfungsi :
a.
mengukur mutu hasil pendidikan,
b.
mengetahui kemajuan dan kemunduran sekolah ,
c.
membuat keputusan pada peserta didik,
d.
mengadakan perbaikan kurikulum.
Bagi orang tua murid penilain berfungsi :
a.
mengetahui hasil belajar anaknya,
b. meningkatkan pengawasan dan bimbingan serta bantuan kepada anakanya dalam
usaha belajar,
c. mengarahkan pemilihan jurusan atau jenis jurusan atau jenis sekolah
pendidikan lanjutan bagi anaknya
Ada beberapa komponen yang harus diperhatikan
dalam menerapkan asssement terhadap performansi murid antara lain:
1.
Tugas – tugas yang diberikan hendaknya
menginformasikan tentang penggunaan pengetahuan dan proses yang telah mereka
pelajari.
2.
Format observasi mengidentifikasi aspek –
aspek yang diamati.
3.
Seperangkat deskripsi dari proses yang
digunakan sebagai dasar untuk menilai keseluruhan perfomansi muridd.
4.
Contoh yang baik sebagai model dan perfomansi
yang harus ditiru murid.[2]
2. Ciri – ciri penilaian dalam pendidikan
Ciri pertama dari penilaian dalam pendidikan,
yaitu bahwa penilain dilakukan secara tidak langsung. Sehubungan dengan tanda –
tanda anak yang pandai seorang ahli ilmu jiwa pendidikan bernama Carl
witherington, mengemukakan pendapatnya sebagai berikut. Anak yang inteligen
adalah anak yang mempunyai :
1. Kemampuan bekerja dengan bilangan
2. Kemampuan untuk menggunakan bahsa dengan baik
3. Kemampuan untuk menangkap sesuatu yang baru
4. Kemampuan untuk mengingat – ingat
5. Kemampuan untuk berfantasi.
Menurut David Lazear ada tujuh indikator atau aspek yang dapat
dikategorikan sebagai petunjuk tentang ttinggi rendahnya inteligensi seseorang
yaitu:
1. Kemampuan verbal
2. Kemampuan engamati dan rasa ruang
3. Kemampuan gerak kinetis – fisik
4. Kemampuan logika matematika
5. Kemampuan dalam hubungan intrapersonal
6. Kemampuan dalam hubungan interpersonal
7. Kemampuan dalam musik irama
B. Perbedaan
Penilaian dan Pengukuran
Perbedaan antara pengukuran dengan penilaian adalah terletak pada scope
(ruang lingkup) dan pelaksanaanya. Ruang lungkup penilaian lebih sempit dan
biasanya hanya terbatas pada salah atau komponen atau asspek saja, seperti
prestasi belajar peserta didik. Pelaksanaan penilaian biasanya
dilaksanakan pada konteks internal , yakni orng-orang yang menjadi bagian atau
terlibat dalam sistem pembelajaran yang bersagkutan. Misalnya, guru menilai
prestasi belajar peserta didik , supervisisor menilai kenerja guru dan
sebagainya. Ruang lingkup evaluasi lebih luas mencakup semua komponen dalam
suatu sistem (sistem pendidikan, sistem kurikulum, sistem pembelajaran) dan
dapat dilakukan tidak hanya pihak internal (evaluasi internal ) tetapi juga
pihak eksternal (evaluasi eksternal ) , seperti konsultan mengevaluasi suatu
program.
Penilaian lebih
bersifat komprehensif, sedangkan tes
merupakan salah satu alat (instrument) pengukuran. Pengukuran lebih memebatasi
kepada gambaran yang bersifat kuantitatif (angka-angka) tentang kemajuan
belajar peserta didik (learning progres) , sedangkan evalusi dan
penilaian lebih bersifat kualitatif. Di samping itu, penilaian pada hakikatnya merupakan suatu proses membuat keputusan
tentang nilai suatu objek. Keputusan penilaian (value judgemen ) tidak
hanya didasarkan kepada hasil pengukuran (quantitativ description) ,
tetapi dapat pula didasarkan kepada hasil pengamatan dan wawancara (quqlitatif
description )[3].
C.
Fungsi
Penilaian
Penilaiain-penilaian didalam mempunyai
sejumlah fungsi diantaranya:
1.
Menggambarkan
sejauh mana peserta didik telah menguasai suatu kompetensi
2. Mengevaluasi hasil belajar peserta
didik dalam rangka membantu memahami dirinya, membuat keputusan tentang langkah
berikutnya, baik untuk perencanaan program belajar, pengembangan kepribadian,
maupun untuk penjurusan (sebagai bimbingan).
3.
Menemukan kesulitan belajar, kemungkinan
prestasi yang bisa dikembangkan peserta didik, dan sebagai alat diagnosis yang
membantu pendidik/guru menentukan apakah seseorang perlu mengikuti remedial
atau pengayaan.
4. Menemukan kelemahan dan kekurangan
proses pembelajaran yang sedang berlangsung guna perbaikan proses pembelajaran
berikutnya.
5. Pengendali bagi pendidik/guru dan
sekolah tentang kemajuan perkembangan peserta didik.
Menurut Suparman (2001), penilaian kelas yang tersusun
secara terencana dan sistematis oleh guru memiliki beberapa fungsi, yaitu
motivasi, fungsi belajar tuntas, fungsi efektifitas, dan fungsi umpan balik.
Tujuh penilaian menurut Sudjiono (2005), adalah:
1. Untuk memberikan informasi kemajuan hasil belajar siswa
secara individu dalam mencapai tujuan sesuai dengan kegiatan belajar yang
dilakukan.
2. Informasi yang dapat digunakan untuk
membina kegiatan belajar mengajar lebih lanjut; informasi yang dapat digunakan
oleh guru untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa.
3. Memberikan motivasi belajar siswa,
mengimformasikan kemauannya agar teransang untuk melakukan usaha perbaikan.
4. Memberi informasi tentang semua
aspek kemajuan siswa.
5.Memberi bimbingan yang tepat untuk
memilih sekolah atau jabatan sesuai dengan keterampilan, minat, dan
kemampuannya.
D.
Pengembangan
Instrumen Penilaian Proses dan Hasil Pembelajaran Bahasa Indonesia
Penilaian dalam pembelajaran bahasa Indonesia
sama dengan penilaian mata pelajaran lain, meliputi 3 ruang lingkup, yaitu:
1.
Penilaian program pengajaran (penilaian terhadap tujuan, isi
program, dan strategi pengajaran)
2.
Penilaian
proses pengajaran (kesesuaian antara rencana dan PBM); kesiapan guru dalam
melaksanakan PBM; kesiapan siswa mengikuti PBM; minat dan perhatian siswa;
keaktifan dan partisipasi siswa; peranan BP terhadap siswa yang memerlukan;
interaksi komonikasi yang terjadi dikelas; pemberian penguatan; pemberian
tugas)
3.
Penilaian hasil pengajaran penguasaan
siswa terhadap tujuan yang direncanakan.
Berikut contoh penilaian proses dan hasil
pembelajaran bahasa indonesia
a. Penilaian Proses
pembelajaran bahasa Indonesia
Contoh Penilaian Proses Pembelajaran Bahasa Indonesia
Contoh 1
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas / Semester : II/ I SD
Standar Kompetensi :
Membaca (permulaan)
Indikator : Mampu membaca huruf dan kata
Tema : Dapat membaca dengan lafal yang tepat
Sub tema : Pengalaman
Waktu : 2 X 35 menit
Keterampilan yang
dilatihkan
·
Melatih
pelafalan huruf dan kata
·
Melatihkan
membaca dengan intonasi yang benar
·
Pemahaman
isi bacaan
Kegiatan pembelajaran
(penggalan)
·
Dua
atau tiga anak bergiliran diminta membaca teks yang sudah disediakan guru yang
berjudul, contoh “Pergi ke Toko Buku” dengan bersuara.
·
Siswa
mengamati pembacaan temannya dan memberikan tanggapan . jika ada anak yang
mengatakan belum benar , guru meminta siswa lain mencoba memperbaiki cara
membaca. Selanjutnya, secara bersama-sama membaca seperti contoh terutama cara
pelafalan.
Penilaian dilakukan selama
kegiatan pembelajaran itu menggunakan lembar pengamatan membaca bersuara
seperti berikut[4]
Lembar Pengamatan Membaca
Bersuara
No
|
Nama Siswa
|
Lafal
|
Intonasi
|
Kenyaringan
|
Kriteria
|
|||||||||
A
|
B
|
C
|
D
|
A
|
B
|
C
|
D
|
A
|
B
|
C
|
D
|
|||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
A= baik
sekali
B = baik
C = cukup
D = kurang
|
b. Penilaian Hasil pembelajaran bahasa indonesia
Contoh
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas / Semester : V/ 1 SD
Aspek : Mendengarkan
Pengumuman
Kompetensi Dasar :
Indikator : 1. Menuliskan pokok-pokok pengumuman yang
didengar
2. menjelaskan ciri-ciri bahasa pengumuman
yang didengar
3. menuliskan isi pengumuman yang didengar
dalam bentuk kalimat
Materi pokok : teks pengumuman
Waktu : 2 x 35 menit
Skenario pembelajaran
Inti (penggalan)
·
Guru
mengajukan pertanyaan kepada siswa tentang pokok-pokok pengumumandan isi
pengumuman yang didengar
·
Siswa
lain diberi kesempatan untuk mengomentari jawaban-jawaban temannya
·
Siswa
diberi kesempatan untuk bertanya
·
Secara
kelompok siswa membuat dugaan mengenai pokok-pokok pengumuman dan ciri-ciri
bahasa pengumuman kedalam tabel
·
Siswa
berdiskusi antar kelompok untuk mencari kebenaran tentang pokok-pokok dan
ciri-ciri bahasa pengumuman
·
Siswa
berlatih menuliskan pengumuman secara individu dalam bentuk kalimat
Evaluasi
Penlaian proses, pengamatan aktivitas siswa dalam kelompok dan
selama proses pembelajaran dengan menggunakan tabel observasi aktivitas.
A.
Bekerja
sama dalam kelompok
B.
Memberikan
sumbang saran/ ide dalam kelompok
C.
Menerima
saran dan kritik untuk perbaikan dan
D.
Cepat
melaksanakan / menyelesaikan tugas.
Misalnya :
No
|
Nama siswa
|
Aktivitas
siswa
|
||||||||
A
|
B
|
C
|
D
|
|||||||
Ya
|
Tidak
|
Ya
|
Tidak
|
Ya
|
Tidak
|
Ya
|
Tidak
|
|||
1
|
Lutfi
|
√
|
|
√
|
|
√
|
|
√
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
E. Pengembangan Instrumen Teknik Tes dan Non Tes Pembelajaran Bahasa Indonesia
Tehnik tes adalah seperangkat tugas yang harus
dikerjakan atau sejumlah pertanyaan yang harus dijawab peserta didik untuk
mengukur tingkat pemahaman dan penguasaan terhadap cakupan materi yang dipersyaratkan
sesuai dengan tujuan pengajaran tertentu.
Secara garis besar bentuk tes atau soal ujian dibedakan
menjadi 3 bentuk yaitu, 1) Tes objektif, 2) Tes non objektif, dan 3) Tes
perbuatan. Tes bentuk objektif mengacu pada pengertian bahwa jawaban siswa
diperiksa oleh siapapun dan kapanpun akan menghasilkan sekor yang kurang lebih
sama karena tes objektif hanya memiliki satu jawaban alternative yang benar.
Tes esai menunjuk pada pengertian bahwa cara pensekoran hasil pekerja siswa
dipengaruhi oleh subjek pemeriksa. Tes perbuatan menuuntut siswa melakukan
aktifitas tertentu dan penilaiannya dilakukan dengan cara mengamati performansi
berbahasa siswa. Namun, sebelumnya harus sudah dipersiapkan kriteria penilaian
agar pengukuran terhindar dari subjektifitas[5].
a.
Bentuk Tes Objektif
Tes bentuk objektif dapat berupa tes
benar salah, pilihan ganda, menjodahkan dan isian singkat. Jawaban tes objektif
bersifat pasti dikhotomis. Hanya ada satu kemungkinan jkawaban yang benar dan
siapapun yang mengoreksinya akan sama.
b.
Macam Tes Objektif
Jenis tes objektif yang banyak
digunakan orang adalah tes jawaban benar-salah (true-false), pilihan
ganda (multiple choise), isian (kompletion) dan penjodohan (matching).
Tehnik non tes diantaranya dapat berupa
portofolio, lembar observasi dan wawancara. Adapun jenis tagihan yang berupa non
tes diantaranya tugas rumah (PR) dan
tugas lain seperti menulis, melaporkan, menganalisis baik secara individu
maupun kelompok.
Teknik penilaian Non Tes
I.
Penilaian unjuk kerja
Merupakan penilaian yang dilakukan dengan
mengamati kegiatan peserta didik dalam melakukan sesuatu. Unjuk kerja yang
dapat diamatiseperti bermain peran, memainkan alat muisk, bernyanyi, membaca
puisi, menggunakan peralatan laboratorium. Dan mengoperasikan suatu alat.
a). Daftar cek
Penilain unjuk kerja dapat dilakukan dengan
menggunakan daftar (ya- tidak). Pada penilaian unjuk kerja yang menggunakan
daftar cek, peserta didik mendapat nilai apabila kriteria penguasaan kemampuan
tertentu dapat diamati oleh penilai.
Contoh checklist:
Contoh format penilaian pidato Bahasa
Indonesia
(menggunakan daftar tanda cek)
Nama peserta didik :
Kelas :
No
|
Aspek yang dinilai
|
Ya
|
Tidak
|
1.
|
Berdiri tegak
|
|
|
2.
|
Memandang ke arah hadirin
|
|
|
3.
|
Proununciation baik
|
|
|
4.
|
Sistematika baik
|
|
|
5.
|
Mimik baik
|
|
|
6.
|
Intonasi baik
|
|
|
7.
|
Penyampain gagasan jelas
|
|
|
|
Skor yang dicapai
|
|
|
|
Skor maksimum
|
b) skala rentang
penilain unjuk kerja yng menggunakan skala rentang memungkinkan penilai
memberi nilai tengah terhadap penguasaan kompetensi tertentu karena pemberian
nilai secara kontinum, dimana pilihan kategori nilai lebih dari dua.
Contoh format penilain pidato Bahasa Indonesia
( mengggunakan skala penilaian)
Nama siswa :
Kelas
:
No
|
Aspek yang dinilai
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1.
|
Berdiri tegak
|
|
|
|
|
2.
|
Memandang kearah hadirin
|
|
|
|
|
3.
|
Pronunciation
|
|
|
|
|
4.
|
Sistematika
|
|
|
|
|
5.
|
Mimik
|
|
|
|
|
6.
|
Intonasi
|
|
|
|
|
7.
|
Kejelasan gagasan
|
|
|
|
|
Jumlah
|
|
||||
Skor maksimum
|
|
Kriteria penskoran nomor 1 dan 2
1 = bila tidak pernah melakukan
2 = bila jarang melakukan
3 = bila kadan – kadang melkaukan
4 = bila selalu melakukan
Contoh format penilain unjuk kerja : bercerita
Nama siswa:
Kelas :
No
|
Aspek yang dinilai
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1.
|
Organisasi ide
|
|
|
|
|
2.
|
Pengetahuan
|
|
|
|
|
3.
|
Kefasihan
|
|
|
|
|
4.
|
Artikulasi
|
|
|
|
|
5.
|
Penampilan
|
|
|
|
|
Jumlah
|
|
||||
Skor maksimum
|
|
Keterangan:
1 = kurang
2 = sedang
3 = baik
4 = amat baik
II.
Penilaian produk
Adalah penilaian terhadap keterampilan dalam
membuat suatu produk dan kualitas produk tersebut.
Contoh format penilaian produk
Nama siswa :
Kelas :
No
|
Aspek yang diamati
|
Nilai
|
|||
1
|
2
|
3
|
4
|
||
1.
|
Keaslian ide
|
|
|
|
|
2.
|
Pengetahuan yang mendukung
|
|
|
|
|
3.
|
Alat & bahan yang digunakan
|
|
|
|
|
4.
|
Cara pembuatan
|
|
|
|
|
5.
|
Penampilan produk
|
|
|
|
|
6.
|
Manfaat produk
|
|
|
|
|
|
Jumlah
|
|
|||
|
Skor maksimum
|
24
|
Catatan : kolom nilai diisi dengan angka yang
sesuai:
1 = kurang
2 = sedang
3 = baik
4 = amat baik
III.
Penilaian proyek
Merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu
tugas yang harus diselesaikan dalam periode / waktu tertentu.dalam penilain
proyek ada tiga hal yang perlu dipertimbangkan, yaitu sebagai berikut :
1. Kemampuan pengelolaan
Kemampuan peserta didik dalam memilih topik dan mencari
informasi serta dalam mengelola waktu pengumpulan data dan penulisan laporan.
2. Relevansi
Kesesuain dengan mata pelajaran, dalam hal ini
mempertimbangkan tahap pengetahuan, keterampilan, dan pemahaman dalam
pembelajaran.
3. Keaslian
Proyek yang dilakukan peserta didik harus merupakan hasil
karyanya, dengan mempertimbangkan kontribusi guru pada proyek peserta didik,
dalam hal ini petunjuk atau dukungan.
IV.
Portofolio
Merupakan penilaian berkelanjutan yang
didasarkan pada kumpulan informasi yang menunjukan perkembangan kemampuan
peserta didik dalam suatu periode tertentu.
Format penilain portofolio
No
|
Nama
|
Karya portofolio
|
Nilai
rerata
|
ket
|
|||
|
|
puisi
|
Rumus mtk
|
Laporan eksperimen
|
Peta
|
||
1.
|
|
|
|
|
|
|
|
2.
|
|
|
|
|
|
|
|
3.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
V.
Penilain sikap
Sikap terdiri dari tiga komponen komponen
afektif,komponen kognitif dan komponen psikomotorik. Komponen afektif adalah
perasaan yang dimiliki oleh seseorang,atau penilaianya terhadap suatu objek.
Komponen kognitif adalah kepercayaan atau keyakinan seseorang mengenai objek .
secara umum objek sikap yang perlu dinilai dalam proses pembelajaran berbagai
mata pelajaran sebagai berikut ;
1. Sikap terhadap materi pelajaran .
2. Sikap terhadap guru pengajar
3. Sikap terhadap proses pembelajaran.
4. Sikap berkaitan dengan nilai – nilai atau norma – norma tertentu
berhubungan dengan suatu mata pelajaran.
5. Sikap berhubungan dengan kompetensi afektiflintas kurikulumyang releven
dengan mata pelajaran
Comments
Post a Comment