Makalah : Problematika Pendidikan Nasional dan Konsepsi Masa Depan Pendidikan Indonesia (Filsafat Pendidikan)
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
............................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................... 3
A. Latar Belakang Masalah................................................................... 3
B. Rumusan masalah.............................................................................. 3
C. Tujuan Penelitian............................................................................... 3
BAB II
PEMBAHASAN.............................................................................. 4
A. Problematika
Pendidikan Nasional.................................................... 4
1.
Filsafat dalam Masalah Pendidikan.............................................. 4
2.
Pendekatan dan Metode yang Digunakan dalam Mengkaji
Filsafat Pendidikan....................................................................... 5
B. Konsepsi
Pendidikan Masa Depan Indonesia.................................... 6
1.
Konsepsi Pendidikan Nasional..................................................... 6
2.
Tujuan Pendidikan Indonesia....................................................... 7
BAB III PENUTUP...................................................................................... 9
A.
Kesimpulan......................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 10
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Problema-problema pendidikan dari masa
ke masa menjadi perhatian para ahli. Pendidikan merupakan usaha manusia
meningkatkan kesejahteraan lahir batin suatu bangsa dan masyarakat. Karena
pendidikan sangat mempengaruhi kemajuan suatu bangsa. Berfikir secara bijaksana
sangat dibutuhkan dalam menyelesaikan problema-problema yang ada
Indonesia mempunyai cita-cita yang
jelas dalam hal pendidikan. Untuk mewujudkan cita-cita tersebut dibutuhkan
kerjasama lapisan masyarakat. Guru adalah salah satu lapisan masyarakat yang
mempengaruhi pendidikan anak. Terutama guru MI/SD yang menjadi peletak
dasar-dasar kecerdasan anak.
Dalam makalah ini akan dijelaskan tentang
problematika pendidikan Nasional dan konsepsi pendidikan masa depan, yang
diharapkan bisa menambah wawasan calon pendidik terutama calon guru Madrasah
Ibtidaiyah.
B. Rumusan Masalah
1.
Apa saja problema yang dihadapi pendidikan ?
2.
Bagaimana metode yang digunakan untuk mengkaji filsafat pendidikan?
3.
Bagaimana pendidikan masa depan Indonesia ?
C. Tujuan Penelitian
1.
Dapat mengidentifikasi masalah yang ada
2.
Mengetahui metode yang digunakan untuk mengkaji filsafat pendidikan
3.
Dapat menjelaskan pendidikan masa depan Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
PROBLRMATIKA PENDIDIKAN NASIONAL
Problema-problema
pendidikan dari masa ke masa menjadi perhatian para ahli. Pendidikan merupakan
usaha manusia meningkatkan kesejahteraan lahir batin suatu bangsa dan
masyarakat.
1.
Filsafat Dalam Masalah Pendidikan
Masalah pendidikan adalah masalah hidup dan kehidupan manusia itu
sendiri. Proses pendidikan berkembang dan berada bersama proses kehidupan dan
perkembnagan manusia. Untuk memecahkan masalah hidup dan kehidupan manusia,
termasuk didalamnya pendidikan, maka diperlukan pola kerja filsafat. Sebab
filsafat akan mampu menjawab permasalahan-permasalahan pendidikan baik yang ada
pada dataran praktik pelaksanaan maupun yang lebih luas lagi berkaitan dengan
pengalaman maupun fakta-fakta pendidikan yang aktual dan tidak mungkin
dijangkau dengan sains pendidikan.
Seorang guru, baik sebagai pribadi maupun sebagai pelaksana
pendidikan, perlu mengetahui dan mempelajari filsafat dan filsafat pendidikan.
Karena tujuan pendidikan senantiasa berhubungan langsung dengan tujuan hidup
dan kehidupan individu maupun masyarakat yang menyelenggarakan pendidikan.
Problem di Indonesia, memiliki beberapa
kriteria diantaranya sebagai berikut:
a)
Sistem pendidikan yang masih bermasalah
b)
Kurangnya pengakuan terhadap mutu lulusan
c)
Kualitas guru masih rendah dan salah pegang materi pelajaran
d)
Inpunya rendah
e)
Sarana dan prasarana kurang memadai
f)
Kurangnya tanggung jawab oleh semua pihak (pemerintah,orang tua dan
masyarakat)
g)
Kurangnya dana yang memadai dan atau memadai tidak lancar.
Mochtar Buchori membagi problem
pendidikan di Indonesia menjadi tiga peringkat:
1.
Problem Fundamental yaitu ketidak jelasan pengertian mutu
pendidikan, sebab di indonesia dari pergantian pemimpin satu kepemimpin yang
lain selalu berubah dan bergantinya juga kebijakan tentang pendidikan, tetapi
mutunya selalu dibawah negara tetangga yang sama-sama serumpun.
2.
Problem Struktural yaitu terjadinya “keketatan” birokrasi
menyebabkan lambatnya pelayanan pelaksana pendidikan .
3.
Problem operasional yaitu profesionalisme guru masih rendah, dan
berakibat juga terhadap mutu lulusan[1]
2.
Pendekatan dan Metode yang Digunakan dalam Mengkaji Filsafat
Pendidikan
Dalam memecahkan problema-problema pendidikan diatas diperlukan
adanya pendekatan-pendekatan sebagai berikut:
a.
Pendekatan secara spekulatif atau speculative-aprroach (pendekatan
reflektif), yang beararti memikirkan, mempertimbangkan, juga membayangkan dan menggambarkan
tentang sesuatu obyek untuk mencari hakikat yang sebenarnya.
b.
Pendekatan normatif (normative-approach), berarti berusaha untuk
mahami nilai-nilai atau norma-norma yang berlaku dalam hidup dan kehidupan
manusia dan dalam proses pendidikan, dan bagaimana hubungan antara norma dan
nilai tersebut dengan pendidikan. Dengan konsep semacam ini akan dapat
diketahui kemana pendidikan harus diarahkan.
c.
Pendekatan analisa konsep (conseptual analsysis). Konsep artinya
pengertian atau tangkapan seseorang terhadap sesuatu obyek. Dengan analisa
konsep ini dimaksudkan dalam rangka memahami konsep dari para ahli pendidikan,
para pendidik dan orang-orang yang konsen terhadap pendidikan, mengenai masalah
yang berhubungan dengan pendidikan.
d.
Analisa ilmiah terhadap realitas kehidupan sekarang yang aktual
(scientific analysis of current life). Pendekatan ini fokusnya adalah
masalah-masalah pendidikan yang aktual,aktifitas-aktifitas pendidikan yang
menjadi problema masa kini.
Sedangkan
metode yang digunakan dalam mengkaji masalah filsafat pendidikan adalah dengan
menggunakan cara sebagai berikut:
a.
Metode filsafat historis (historico-filosofis), yaitu dengan cara
melakukan deteksi dari pertanyaan-pertanyaan filosofis dalam bidang pendidikan
dari berbagai ahli filsafat dan kemudian dipilih jawaban yang sesuai dan yang
dibutuhkan.
b.
Metode filsafat kritis, yaitu filsafat yang berusaha menggali
hakikat segala sesuatu dengan cara analisis
yang terlepas dari ikatan waktu atau ikatan historis, serta jawaban dari
masalah filosofis dapat dicari melalui berbagai aliran yang ada,tak terikat
oleh paham-paham filsafat yang ada itu sendiri[2].
B.
KONSEPSI PENDIDIKAN MASA DEPAN INDONESIA
Filsafat pendidikan sebagai sumber ide pendidikan yang menentukan
pendidikan, memberi arah dan pedoman sekaligus menjadi tujuan pendidikan di
Indonesia.
1.
Konsepsi Pendidikan Nasional
Salah satu
faktor yang diperlukan untuk memajukan bangsa adalah pendidikan. Pendidikan
mempunyai peranan utama dalam kehidupan tiap-tiap bangsa. Pendidikan nasional
adalah suatu pendidikan yang disesuaikan dengan kenyataan yang berlaku dalam
masyarakat, atau dengan perkataan lain berkaitan dengan kodrat alam dan keadaan
bangsa.
Hasrat serta
cita-cita nasional harus diproyeksikan dalam alam pendidikan. Hal ini dapat
dilakukan dengan cara-cara serta mata-mata pelajaran yang sesuai dengan
pembangunan dan kebutuhan bangsa.[3]
Mengingat bahwa
masalah pendidikan adalah faktor yang sangat penting dalam mempengaruhi
kemajuan suatu bangsa, maka perlu adanya suatu system yang menyeluruh di
pelosok tanah air. Kemajuan bangsa, juga dapat mencerminkan pendidikan masa
depan bangsa itu sendiri.
Tujuh ciri
pendidikan masa depan, yaitu:
a.
Berfokus pada pemupukan potensi unggul setiap anak
b.
Keseimbangan beragam kecerdasan (Kognitif, Emosi, dan Spiritual)
c.
Mengajarkan life skills
d.
System penilaiannya berbasis portofolio dari hasil karya siswa
e.
Pembelajaran berbasis kehidupan nyata dan praktek di lapangan
f.
Guru lebih berperan sebagai motivator dan fasilitator agar anak
mengembangkan minatnya masing-masing
g.
Pembelajaran didasarkan pada kemampuan, cara/gaya belajar, dan
perkembangan psikologi anak masing-masing.[4]
2.
Tujuan Pendidikan Indonesia
Bagi kita
bangsa Indonesia tujuan pendidikan kita jelas sebagaimana disebutkan dalam Garis-garis
Besar Haluan Negara (GBHN) dalam pasal yang mengenai pendidikan, bahwa
pendidikan kita bertujan untuk meningkatkan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha
Esa, kecerdasan dan keterampilan, mempertinggi budi pekerti, memperkuat
kepribadian dan mempertebal semangat kebangsaan dan cinta tanah air, agar dapat
menumbuhkan manusia-manusia pembangunan yang dapat membangun dirinya sendiri
serta bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa.
Untuk mencapai tujuan-tujuan yang
baik, terdapat beberapa macam ketentuan, antara lain:
a.
Suatu tujuan pendidikan harus ditegakkan di atas aktivitas dan
keperluan yang sesungguhnya (termasuk naluri dan kebiasaan tingkah laku yang
asli), dari orang-orang ertentu, yang harus dididik.
b.
Suatu tujuan pendidikan haruslah dapat diterjemahkan menjadi metode
untuk bekerja sama dengan aktivitas anak didik
c.
Para pendidik haruslah berhati-hati dan waspada terhadap tujuan
yang menurut perkiraan bersifat umum.[5]
Pada akhirnya, maju mundurnya masa depan bangsa, sangat ditentukan
kualitas sumber daya manusia (SDM) yang cerdas dan berkarakter, berakhlak,
sesuai dengan filsafah dan tujuan pendidikan nasional. Karenanya, tujuan
filosofis pendidikan nasional, pada prinsipnya, relevan dengan tujuan
pembangunan dan tujuan pendidikan nasional, yakni berupaya dalam pembinaan
karakter anak didik dan generasi muda yang memiliki tugas dan amanah untuk
menjaga dan melestarikan identitas bangsa dan penentuan kemajuan peradaban
bangsa kemudian hari.[6]
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Untuk
memecahkan masalah hidup dan kehidupan manusia, termasuk didalamnya pendidikan,
maka diperlukan pola kerja filsafat. Tujuan pendidikan senantiasa berhubungan
langsung dengan tujuan hidup dan kehidupan individu maupun masyarakat yang
menyelenggarakan pendidikan. Ada beberapa kriteria untuk problem yang dihadapi
Indonesia, dan untuk memecahkan problema-problema pendidikan yang dihadapi,
diperlukan adanya pendekatan-pendekatan serta metode-metode.
Filsafat
pendidikan sebagai sumber ide pendidikan yang menentukan pendidikan, memberi
arah dan pedoman sekaligus menjadi tujuan pendidikan di Indonesia. Pendidikan
di Indonesia bertujuan untuk meningkatkan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha
Esa, kecerdasan dan keterampilan, mempertinggi budi pekerti, memperkuat
kepribadian dan mempertebal semangat kebangsaan dan cinta tanah air. Pada
akhirnya, maju mundurnya masa depan bangsa, sangat ditentukan kualitas sumber
daya manusia (SDM) yang cerdas dan berkarakter, berakhlak, sesuai dengan
filsafah dan tujuan pendidikan nasional.
DAFTAR
PUSTAKA
Ahid, Nur. 2009. Problematika Madrasah Aliyah Di Indonesia. Kediri:
STAIN Kediri Press.
Khobir, Abdul. 2007. Filsafat
Pendidikan Islam. Pekalongan: STAIN Pekalongan Press.
Prasetya, Tri. 2000. Filsafat
Pendidikan, cet.2. Bandung: CV Pustaka Setia.
Jalaluddin
dan Idi, Abdullah. 2013. Filsafat Pendidikan:Manusia, Filsafat, dan
Pendidikan, cet.3. Jakarta: Rajawali Pers.
Sumber Internet:
Hp,
Suradi dkk. https://books.google.co.id/ diakses pada 09 September 2016
pukul 22.00 WIB
Banowosari, Lintang Yuniar. http://lintang.staff.gunadarma.ac.id, diakses pada 10 September 2016 pukul 21.00 WIB
[1] Nur Ahid, Problematika Madrasah Aliyah Di Indonesia (Kediri:
STAIN Kediri Press, 2009), hlm. 189-190
[2] Abdul Khobir, Filsafat Pendidikan Islam (Pekalongan: STAIN
Pekalongan Press, 2007),h.12-14
[3] Suradi Hp dkk, https://books.google.co.id/books?id=konsepsi+pendidikan&hl=en&sa=X&redir_esc=y#v=onepage&q=konsepsi%20pendidikan&f=false,
diakses pada 09 September 2016 pukul 22.00 WIB
[4] Lintang Yuniar Banowosari, http://lintang.staff.gunadarma.ac.id,
diakses pada 10 September 2016 pukul 21.00 WIB
[5] Tri Prasetya, Filsafat Pendidikan, cet.2 (Bandung: CV
Pustaka Setia, 2000), hlm 181-185
[6] Jalaluddin dan Abdullah Idi, Filsafat Pendidikan:Manusia,
Filsafat, dan Pendidikan, cet.3, (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), hlm 228
Comments
Post a Comment