Skip to main content

Makalah : Perencanaan dan Pengembangan Sistem Penilaian (Perencanaan Pembelajaran)



PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Evaluasi adalah proses berkelanjutan tentang pengumpulan dan penafsiran informasi untuk menilai keputusan-keputusanyang dibuat dalam merancang suatu sistem pengajaran. Dalam merancang sistem pengajaran, setelah tujuan-tujuan dirumuskan, langkah pertama yang harus dikerjakan adalah mempersiapkan rencana evaluasi yang menyeluruh sebagai rencana awal.
Kekuatan dan kelemahan dari program pengajaran yang telah disusun oleh guru, biasanya dapat diketahui dengan lebih jelas setelah program tersebut dilaksanakan di kelas dan dievaluasi dengan seksama serta melakukan penilaian kelas. Penilaian kelas yang baik memiliki syarat adanya keterkaitan langsung dengan aktivitas proses belajar mengajar.

B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana definisi dan macam Penilaian pembelajaran.
2.      Bagaimana Ruang lingkup penilaian pembelajaran.
3.      Bagaimana karakteristik penilaian pembelajaran.
4.      Bagaimana jenis-jenis tagihan penilaian pembelajaran.
5.      Bagaimana rancangan pembelajaran berbasis kelas.

C.    Tujuan Penulisan
1.      Untuk mengetahui definisi dan macam Penilaian pembelajaran.
2.      Untuk mengetahui Ruang lingkup penilaian pembelajaran.
3.      Untuk mengetahui karakteristik penilaian pembelajaran.
4.      Untuk mengetahui jenis-jenis tagihan penilaian pembelajaran.
5.      Untuk mengetahui rancangan penilaian berbasis kelas.


BAB II
PEMBAHASAN


A.    Definisi dan Macam-Macam Penilaian Pembelajaran[1]
1.      Tes Tertulis
Tes tertulis merupakan tes dalam bentuk bahan tulisan ( baik soal maupu jawabannya). Dalam menjawab soal siswa tidak selalu harus merespon dalam bentuk menulis kalimat jawaban tetapi dapat juga dalam bentuk mewarnai,  member tanda, menggambar grafik, diagram dan sebagainya.
2.      Penilaian kinerja (performance assessment)
performance assessmen tmerupakan penilaian dengan berbagai macam tugas dan situasi dimana peserta tes diminta untuk mendemonstrasikan pemhaman dan pengaplikasian pengetahuan yang mendalam, serta ketrampilan diberbagai macam konteks, jadi dapat dikatakan performance assessment adalah suatu penilaian yang meminta peserta tes untuk mendemonstrasikan dan pengaplikasikan pengetahuan kedalam berbagai macam konteks sesuai dengan kreteria yang diinginkan.
3.      Penilaian Proyek
Yang dimaksud proyek adalah tugas yang harus diselesaikan dalam priode/waktu tertentu. Tugas tersebut berupa suatu investigasi sejak dari pengumpulan, pengorganisasian, pengevaluasian, hingga penyajian data. Karena dalam pelaksanaannya proyek bersumber pada data primer/skunder, evaluasi hasil, dan kerjasama dengan pihak lain, proyek merupakan suatu sarana yang penting untuk menilai kemampuan umum dalam semua bidang. Proyek juga akan memberikan informasi tentang pemahaman dan pengetahuan siswa pada pembelajaran tertentu,  kemampuan siswa dalam mengaplikasikan pengetahuan, dan kemampuan siswa untuk mengkomunikasikan informasi.
4.      Penilaian Hasil Karya (product assessment)
product assessmen tmerupakan penilaian terhadap ketrampilan siswa dalam membuat suatu produk benda tertentu dan kualitas produk tersebut.  Ada dua tahapan penilaian yaitu; 1) penilaian tentang pemilihan dan cara penggunaan alat serta prosedur kerja siswa. 2) penilaian tentang kualitas teknis maupun estetik hasil karya/kerja siswa.
5.      Penilaian Sikap
Para pakar psikologi sosial berpendapat bahwa sikap manusia terbentuk melalui proses pembelajaran dan pengalaman. Menurut Klausmeir (1985), ada tiga model belajar dalam rangka pembentukan sikap. Model-model ini sesuai dengan kepentingan penerapan dalam dunia pendidikan.
a.       Mengamati dan meniru
b.      Menerima penguatan
c.       Menerima informasi verbal
6.      Penilaian diri (selft assessment)
Penilaian diri adalah penilaian yang dilakukan oleh guru atau siswa yang bersangkutan untuk kepentingan pengelolaan kegiatan belajar mengajar (KBM).  Hasil penialaian merupakan masukan bagi guru kelas dan pemimpin sekolah untuk meningkatkan kinerja semua staff dan guru-guru disekolah dimasa mendatang.
7.      Pete perkembangan hasil belajar
Laporan hasil belajar yang dibuat dalam bentuk garis kontinum (grafik perkembangan) yang memuat deskripsi dan uraian perkembangan kemampuan atau kopetensi hasil belajar siswa dinamakan peta perkembangan hasil belajar. Dari peta tersebut dapat dipahami bahwa perkembangan kemajuan belajar siswa bersift multidimensional, yaitu kemajuan atau perkembangan belajar siswa dalam semua bidang studi secara stimultan.
8.      Analisis instrumen
Suatu instrumen hendaknya dianalisis sebelum digunakan. Ada dua model analisis yang dapat dilakukan yaitu analisis kuantitatif dan kualitatif. Analisis kualitatif adalah analisis yang dilakukan oleh teman sejawat dalam rumpun keahlian yang sama. Sedang kuantitatif dilakukan dengan cara meng uji cobakan instrumen yang telah dianalisis secara kualiatatif kepada sejumlah siswa yang memiliki karakteristik sama dengan siswa yang akan diuji dengan instrumen terrsebut.
9.      Evaluasi hasil belajar
Evaluasi terhadaphasil belajar bertujuan untuk mengetahui ketuntasan siswa dalam menguaai kompetensi dasar, materi, atau indikator yang belum mencapai ketuntasan.

B.     Ruang Lingkup Penilaian Pembelajaran
Hasil belajar peserta didik dapat diklasifikasi ke dalam tiga ranah (domain), yaitu: (1) domain kognitif (pengetahuan atau yang mencakup kecerdasan bahasa dan kecerdasan logika – matematika), (2) domain afektif (sikap dan nilai atau yang mencakup kecerdasan antarpribadi dan kecerdasan intrapribadi, dengan kata lain kecerdasan emosional), dan (3) domain psikomotor (keterampilan atau yang mencakup kecerdasan kinestetik, kecerdasan visual-spasial, dan kecerdasan musikal).[2]
Sejauh mana masing-masing domain tersebut memberi sumbangan terhadap sukses seseorang dalam pekerjaan dan kehidupan ? Data hasil penelitian multi kecerdasan menunjukkan bahwa kecerdasan bahasa dan kecerdasan logika-matematika yang termasuk dalam domain kognitif memiliki kontribusi hanya sebesar 5 %. Kecerdasan antarpribadi dan kecerdasan intrapribadi yang termasuk domain afektif memberikan kontribusi yang sangat besar yaitu 80 %. Sedangkan kecerdasan kinestetik, kecerdasan visual-spatial dan kecerdasan musikal yang termasuk dalam domain psikomotor memberikan sumbangannya sebesar 5 %
Namun, dalam praxis pendidikan di Indonesia yang tercermin dalam proses belajar-mengajar dan penilaian, yang amat dominan ditekankan justru domain kognitif. Domain ini terutama direfleksikan dalam 4 kelompok mata pelajaran, yaitu bahasa, matematika, sains, dan ilmu-ilmu sosial. Domain psikomotor yang terutama direfleksikan dalam mata-mata pelajaran pendidikan jasmani, keterampilan, dan kesenian cenderung disepelekan. Demikian pula, hal ini terjadi pada domain afektif yang terutama direfleksikan dalam mata-mata pelajaran agama dan kewarganegaraan.
Agar penekanan dalam pengembangan ketiga domain ini disesuaikan dengan proporsi sumbangan masing-masing domain terhadap sukses dalam pekerjaan dan kehidupan, para guru perlu memahami pengertian dan tingkatan tiap domain serta bagaimana menerapkannya dalam proses belajar-mengajar dan penilaian.
Perubahan paradigma pendidikan dari behavioristik ke konstruktivistik tidak hanya menuntut adanya perubahan dalam proses pembelajaran, tetapi juga termasuk perubahan dalam melaksanakan penilaian pembelajaran siswa. Dalam paradigma lama, penilaian pembelajaran lebih ditekankan pada hasil (produk) dan cenderung hanya menilai kemampuan aspek kognitif, yang kadang-kadang direduksi sedemikian rupa melalui bentuk tes obyektif. Sementara, penilaian dalam aspek afektif dan psikomotorik kerapkali diabaikan.
Dalam pembelajaran berbasis konstruktivisme, penilaian pembelajaran tidak hanya ditujukan untuk mengukur tingkat kemampuan kognitif semata, tetapi mencakup seluruh aspek kepribadian siswa, seperti: perkembangan moral, perkembangan emosional, perkembangan sosial dan aspek-aspek kepribadian individu lainnya. Demikian pula, penilaian tidak hanya bertumpu pada penilaian produk, tetapi juga mempertimbangkan segi proses.
Kesemuanya itu menuntut adanya perubahan dalam pendekatan dan teknik penilaian pembelajaran siswa. Untuk itulah, Depdiknas (2006) meluncurkan rambu-rambu penilaian pembelajaran siswa, dengan apa yang disebut Penilaian Kelas

C.    Karakteristik Penilaian Pembelajaran[3]
1.      Validitas
Validitas tes merujuk pada pengertian bahwa alat tersebut benar-benar mengukur apa yang hendak diukur. Suatu tes yang valid adalah tes yang menuntut siswa untuk melakukan tingkah laku yang sama sebagaiman telah dirumuskan dalam belajar mengajar. Tujuan belajar mengandung tingkah laku yang diharapkan dapat dipertunjukkan oleh siswa sebagai hasil, pengajaran serta kondisi-kondisi pelaksanaan tingkah laku tersebut dapat ditentukan tes prestasi yang akan digunakan.
Ada tiga prinsip desain tes yang valid, yaitu sebagai berikut.
a.       Desain tes menuntut tingkah laku yang dirumuskan secara khusus dalam tujuan.
b.      Mendesain tes agar yang mencakup kondisi-kondisi khusus dalam tujuan.
c.       Mendesain tujuan-tujuan yang menuntut klasifikasi tingkah laku tertentu.
2.      Reliabilitas
Suatu tes yang reliable memberikan suatu ukuran yang konsisten tentang kemampuan siswa untuk mempertunjukan prestasi mengenai suatu tujuan. Reliabilitas menunjukan nila-nilai yang konsisiten.
3.      Objektivitas
Suatu tes mengandung objektivitas bila dua atau lebih pengamat yang kompeten masing-masing dapat menyetujui bahwa tes performance siswa memenuhi atau tidak kriteria yang dirumuskan dalam tujuan pengajaran. Untuk meningkatkan objektivitas tes, guru sebaiknya menyusun item tes berdasarkan tujuan yang telah dirumuskan secara khusus, dan menskor hasil tes tanpa mempertimbangkan subjektif.
4.      Perbedaan (Diferensiasi)
Suatu tes memiliki derajat membedakan yang tinggi jika tes itu memuat tugas-tugas yang hanya siswa yang mencapai tujuan yang mengerjakannya. Derajat membedakan itu tampak pada hasil tes siswa.
5.      Pertanyaan-pertanyaan evaluasi
Salah satu pendekatan yang digunakan untuk mengembangkan suatu rencana evaluasi adalah mengidentifikasi pertayaan-pertanyaan evaluasi secara kritis. Untuk merancang pertanyaan- pertanyaan evalusi sebaiknya kita lihat kembali model sistem belajar secara umum, yakni kondisi dasar, prosedur instruksional, dan tujuan terminal.


D.    Jenis-jenis Tagihan dalam Pembelajaran
Pada prinsipnya, evaluasi hasil belajar merupakan kegiatan berencana dan berkesinambungan. Oleh karena itu, ragamnya pun banyak, mulai yang paling
sederhana sampai yang paling kompleks.
Tes hasil belajar hendaknya disusun sesuai dengan kegunaannya. Dalam evaluasi pengajaran, secara umum ada empat jenis evaluasi, yaitu:
1.         Evaluasi placement
Yaitu evaluasi yang digunakan untuk menentukan penempatan peserta didik dalam suatu jenjang atau jenis program pendidikan tertentu.
2.         Evaluasi formalitas
Yaitu evaluasi yang digunakan untuk mencari umpan balik guna memperbaiki proses belajar mengajar bagi guru maupun peserta didik.
3.         Evaluasi sumatif
Yaitu evaluasi yang digunakan untuk mengukur atau menilai sampai di mana pencapaian peserta didik terhadap bahan pelajaran yang telah diajarkan, dan selanjutnya untuk menetukan kenaikan tingkat atau kelulusan peserta didik yang bersangkutan.
4.         Evaluasi diagnostic
Yaitu evaluasi yang bertujuan untuk mencari sebab-sebab kesulitan belajar peserta didik, seperti latar belakang psikologis, pisik dan lingkungan sosial ekonomi peserta didik.[4]

E.     Penilaian Portofolio dalam Pembelajaran[5]
Portofolio merupakan kumpulan atau berkas pilihan yang dapat memberikan informasi bagi suatu penilaian.
1.      Tujuan portofolio
a.       Menghargai perkembangan yang dialami siswa.
b.      Mendokumentasikan proses pembelajaran yang berlangsung.
c.       Member perhatian pada prestasi siswa yang terbaik.
d.      Mereflesikan kesanggupan mengambil resiko dan melakukan eksperimen.
e.       Meningkatkan efektifitas proses pengajaran.
f.       Bertukar informasi dengan orangtua, wali siswa dan guru lain.
g.      Membina dan mempercepat pertumbuhan konsep diri positif bagi siswa.
h.      Meningkatkan kemampuan melakukan refleksi diri, dan membantu siswa dalam merumuskan tujuan.
2.      Prinsip Portofolio
a.       Saling percaya (mutual trust) antara guru dan siswa.
b.      Kerahasiaan bersama (confidentiality) antara guru dan siswa.
c.       Milik bersama (join ownership) antar siswa dan guru.
d.      Kepuasan (satisfaction)
e.       Kesesuaian (relevance)
f.       Penilaian proses dan hasil.
3.      Metode portofolio
a.       Pengumpulan (storing)
b.      Pemilihan (sorting)
c.       Penetapan (darting) darisuatutugas (task)

Menurut Nitko (2000), secara umum penilaian portofolio dapat dibedakan menjadi lima bentuk, yaitu portofolio ideal (ideal portfolio), portofolio penampilan (show portfolio), portofolio dokumentasi (documentary portfolio), portofolio evaluasi (evaluation portfolio) dan portofolio kelas (classroom portfolio).
Karakteristik perubahan portofolio siswa dari waktu ke waktu akan merefleksikan perubahan penting dalam suatu proses kemampuan intelektual siswa. Walaupun hasil portofolio bergantung pada penampilan (performance) siswa, untuk membedakan penilaian penampilan minimal terdapat empat aspek penting, yaitu;
1.      Portofolio memiliki rekaman kinerja siswa dikelas untuk mencapai kondisi standar yang diperlukan.
2.      Portofolio menunjukkan kesempatan ganda bagi siswa untuk mendemonstrasikan kompetensinya.
3.      Portofolio selalu menunjukkan perbedaan bentuk dari tugas yang diberikan, dan sampel portofolio adalah suatu hasil dari usaha lanjut untuk memperbaiki hasil dan proses yang telah dikerjakan siswa.
4.      Pedoman Penerapan Penilaian Portofolio
a.         Memastikan bahwa siswa memiliki berkas portofolio
1.)    Menentukan bentuk dokumen atau hasil pekerjaan yang perlu dikumpulkan.
2.)    Siswa mengumpulkan dan menyimpan dokumen dan hasil pekerjaannya.
3.)    Menentukan kreteria penilaian yang digunakan.
4.)    Mengharuskan siswa menilai hasil pekerjaannya sendiri secara berkelanjutan.
5.)    Menentukan waktu dan menyelanggarakan pertemuan portofolio.
6.)    Melibatkan orangtua dalam proses penilaian portofolio.
b.        Bahan penelitian
1.)    Penghargaan tertulis
2.)    Penghargaan lisan
3.)    Hasil kerja biasa dan hasil pelaksanaan tugas-tugas oleh siswa.
4.)    Daftar ringkasan hasil pekerjaan.
5.)    Catatan sebagai hasil pekerjaan.
6.)    Catatan sebagai peserta dalam satu kerja kelompok.
7.)    Contoh hasil pekerjaan.
8.)    Catatan/ laporan dari pihak yang relevan.
9.)    Daftar kehadiran.
10.)      Hasil ujian/ tes
11.)      Persentase tugas yang telah selesai dikerjakan.
12.)      Catatan tentang peringatan yang diberikan guru manakala siswa melakukan kesalahan.

F.     Rancangan Penilaian Berbasis Kelas
Dalam membuat rancangan penilaian atau evaluasi pembelajaran, perlu diperhatikan hal-hal berikut:
1.      Memberikan ukuran yang dipakai; seperti bagaimana mengukur, menilai dan mengevaluasi sebagai kata-kata kunci yang sering digunakan dalam diskusi materi evaluasi hasil belajar.
2.      Mendiskusikan tentang fungsi penilaian untuk memperoleh pemahaman tentang hal-hal apa aja yang dapat dinilai melalui pelaksanaan suatu ujian, apakah sekedar memberi nilai untuk menentukan lulus tidaknya mahasiswa atau siswa dari ujian tersebut ataukah ada tujuan-tujuan lain yang ingin dicapai melalui ijian tersebut.
3.      Melaksanakan standar penilaian ujian
4.      Merancang soal-soal ujian dalam struktur soal sedemikian rupaa sehingga jumlah maupun derajat kesukaran soal tetap relevan dengan pencapaian sasaran balajar (saasbel) yang telah ditetapkan dalam rancangan kegiatan belajar mengajar (RKBM).
5.      Mengingat derajat kesukaran soal dapat berbeda satu dengan yang lainya, tiap-tiap soal perlu mendapat bobot soal menurut relevansinya dengan sasaran blajar.
6.      Sesudah pross membuat, menstrukturkan, dan menentukan bobot soal, soal-soal tersebut dapatlah disajikan melalui ujian.
7.      Pengambilan keputusa atas hasil evaluasi ujian. 
Menurut Kartika (2013), Adapun ciri Penilaian Berbasis Kelas yakni sebagai berikut:
1.         Belajar tuntas, yakni peserta didik tidak diperkenankan mengerjakan pekerjaan berikutnya, sebelum mampu menyelesaikan pekerjaan dengan prosedur yang benar, dan hasil yang baik. “Jika peserta didik dikelompokkan berdasarkan tingkat kemampuannya untuk beberapa mata pelajaran dan diajarkan sesuai dengan karakteristik mereka, maka sebagian besar dari mereka akan mencapai ketuntasan”.
2.         Otentik, yakni memandang penilaian dan pembelajaran secara terpadu, mencerminkan masalah dunia nyata bukan dunia sekolah menggunakan berbagai cara dan kriteria holistik (kompetensi utuh merefleksikan pengetahuan, keterampilan, dan sikap)
3.         Berkesinambungan, adalah memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil terus menerus dalam bentuk Ulangan Harian, Ulangan Tengah Semester, Ulangan Akhir Semester, dan Ulangan Kenaikan Kelas.
4.         Berdasarkan acuan kriteria/patokan Prestasi kemampuan peserta didik tidak dibandingkan dengan peserta kelompok, tetapi dengan kemampuan yang dimiliki sebelumnya dan patokan yang ditetapkan
5.         Menggunakan berbagai cara & alat penilaian. Seperti mengembangkan dan menyediakan sistem pencatatan serta penilaian yang bervariasi: Tertulis, Lisan, Produk, Portofolio, Unjuk Kerja, Proyek, Pengamatan, dan Penilaian diri.





Penilaian berbasis kelas terdiri dari beberapa macam, yaitu penilaian melalui protofolio (portfolio), penilaian melalui unjuk kerja, penilaian melalui penugasan (project), penilaian melalui hasil kerja, penilaian melalui tes tertulis (paper and pen test), dan penilaian afektif siswa (Muslich.2007)[6]
























BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Evaluasi adalah proses berkelanjutan tentang pengumpulan dan penafsiran informasi untuk menilai keputusan-keputusanyang dibuat dalam merancang suatu sistem pengajaran. Ada macam-macam penilaian pembelajaran mulai dari tes tertulis sampai evaluasi hasil belajar. Hasil belajar peserta didik dapat diklasifikasi ke dalam tiga ranah (domain), yaitu: (1) domain kognitif, (2) domain afektif ,(3) domain psikomotor. Dalam malukukan penilaian pembelajaran, ada beberapa karakteristik.
Tes hasil belajar hendaknya disusun sesuai dengan kegunaannya agar sesuai dengan yang direncanakan. Dalam membuat rancangan penilaian atau evaluasi pembelajaran, perlu diperhatikan hal-hal mulai dari memberikan ukuran yang dipakai sampai pengambilan keputusa atas hasil evaluasi ujian. Portofolio merupakan kumpulan atau berkas pilihan yang dapat memberikan informasi bagi suatu penilaian














DAFTAR PUSTAKA

Majid, Abdul. 2005. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosydakarya.
Hamalil, Oemar. 2009. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta: Bumi Aksara.
Harjanto. 2011. Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Sumber Internet:
Nadia Laksitaningtyas, https://nacilunyil.wordpress.com/2011/12/17/penilaian-berbasis-kelas/, akses 13 September 2016, pukul 04.10.








[1] Abdul majid, Perencanaan Pembelajaran,cet 1(bandung: PT Remaja Rosydakarya,2005).h.195-224

[3] Oemar, Hamalil, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, Cet. 8 (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), h. 215-218
[4] Harjanto, Perencanaan Pengajaran, cet.8 (Jakarta: Rineka Cipta, 2011), h.283-284
[5] Oemar, Hamalil, Op.Cit., h.201-204
[6] Nadia Laksitaningtyas, https://nacilunyil.wordpress.com/2011/12/17/penilaian-berbasis-kelas/, akses 13 September 2016, pukul 04.10.

Comments

Popular posts from this blog

Makalah : Evaluasi Hasil Belajar (Psikologi Pendidikan)

PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini tanpa halangan suatu apapun.               Dengan adanya evaluasi hasil belajar, seorang pendidik dapat melihat pencapaian belajar peserta didik. Melalui evaluasi yang tepat, pendidik dapat menyelesaikan masalah pembelajaran yang dialami siswa. Guru dapat memilih jenis evaluasi yang ada, berdasarkan kebutuhan siswa. Materi evaluasi hasil belajar perlu diberikan kepada mahasiswa program Pendidikan Guru MI (PGMI) sebagai bekal dan pengetahuan sebelum turun dilapangan.             Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Semoga dengan mempelajari evaluasi hasil belajar, kita dapat menambah wawasan dan dapat mengamalkannya. Pekalongan, Oktober 2016      Penulis DAFTAR ISI PRAKATA   .............................................

Makalah: Pembelajaran Keterampilan Menulis - Maharah Al-Kitabah (Pembelajaran Bahasa Arab)

DAFTAR ISI DAFTAR ISI   ...............................................................................................      2 BAB I    PENDAHULUAN ..........................................................................      3   A. Latar Belakang Masalah ...................................................................      3   B. Rumusan masalah ..............................................................................      3   C. Tujuan Penelitian ...............................................................................      3 BAB II PEMBAHASAN ..............................................................................      5 A. Pengertian Pembelajaran ....................................................................      5 B. Pembelajaran Keterampilan Menulis ..................................................      5 B. Langkah-langkah Pembelajaran Menulis ( Kitabah ) ............................      6 B. Kelebihan dan Kelemahan Pemb

Instrumen Penilaian Proses dan Hasil Pembelajaran dalam Bahasa Indonesia

BAB II PEMBAHASAN A.     Pengertian penilaian dan pengukuran Penilaian sebagai proses untuk mendapatkan informasi dalam bentuk apapun yang dapat digunakan untuk dasar pengambilan keputusan tentang siswa, baik yang menyangkut kurikulum program pembelajaran, iklim sekolah, maupun kebijakan – kebijakan sekolah. Menurut peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan Nomor 66 Tahun 2013 tentag standar penilain mendefinisikan penilain adalah sebagai proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik. [1] Secara formal hal ini dinyatakan sebagai salah satu prinsip penialain menurut peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian pendidian sebagai berikut : 1.          Sahih, berarti penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan kemampuan yang diukur. 2.          Objektif, penilain didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas, tidak dipengaruhi objektivitas peniali. 3.