Skip to main content

Makalah : Makna Kata (Bahasa Indonesia dan Sastra MI/SD)



PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini tanpa halangan suatu apapun. 
            Dengan adanya makna kata, diharapkan mahasiswa khususnya program Pendidikan Guru MI (PGMI) dapat mengolah dan memahami suatu kata dengan baik dan benar. Sehingga dalam penyampaian materi kepada anak didik nanti, tidak terjadi kesalahpahaman dalam memaknai suatu kata dan dapat diterima dengan mudah. Dengan demikian, proses pembelajaran dapat berjalan dengan lancar.
            Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Semoga dengan mempelajari makna kata, kita dapat menambah wawasan dan dapat mengamalkannya.















DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..................................................................................      2
DAFTAR ISI  ...............................................................................................      3
BAB I   PENDAHULUAN..........................................................................      4
 A. Latar Belakang Masalah...................................................................      4
 B. Rumusan masalah..............................................................................      4
  C. Tujuan Penelitian...............................................................................      4
BAB II PEMBAHASAN..............................................................................      5
A. Pengertian Makna Kata......................................................................      5
B. Jenis-Jenis Makna Kata......................................................................      5
1. Makna Referensial dan Makna Nonreferensial..............................      5
2. Makna Leksikal dan Makna Gramatikal.........................................      6
3. Makana Denotasi dan Makna Konotasi ........................................    7
4. Makna Konseptual dan Makna Asosiatif.......................................      8
5. Makna Idiom dan Makna Peribahasa.............................................      9
6. Makna Kias.....................................................................................      10
BAB III PENUTUP......................................................................................      11
A. Kesimpulan.........................................................................................      11
B. Kritik dan Saran.................................................................................      11
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................      12
BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Perkembangan bahasa sangatlah cepat, terutama pada kalangan remaja. Penggunaan kata yang baik dan benar jarang kita temui bahkan pada kalangan mahasiswa. Yang berakibat pada kesalahpahaman dalam mengartikan suatu kata sehingga arti yang sebenarnya tidak tersampaikan dengan baik.
Makna kata adalah maksud yang tersimpan dari suatu kata. Seorang guru harus mampu menggunakan kata yang tepat untuk menyampaikan suatu materi, agar peserta didik dapat memahami maksud dari suatu kata. itulah kenapa materi ini perlu diberikan kepada mahasiswa tarbiyah.
Dalam makalah ini akan dijelaskan jenis-jenis makna kata yang diharapkan bisa menambah wawasan calon pendidik terutama calon guru Madrasah Ibtidaiyah.

B.     Rumusan Masalah

1.         Apa pengertian makna kata ?
2.         Apa saja jenis-jenis makna kata ?
3.         Bagaimana arti masing-masing makna kata yang ada ?
4.         Bagaimana contoh makna kata ?

C.    Tujuan Penelitian

1.         Dapat mengetahui pengertian makna kata
2.         Dapat menyebutkan jenis-jenis makna kata
3.         Mengetahui arti dari masing-masing makna kata yang ada
4.         Mengetahui contoh makna kata.
BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Makna Kata
Makna merupakan bentuk response dari stimulus yang diperoleh pemeran   dalam komunikasi sesuai dengan asosiasi maupun hasil belajar yang dimiliki.[1] Makna kata dapat menjadi jelas jika sudah digunakan dalam suatu kalimat.

B.     Jenis-jenis Makna Kata
Berikut macam-macam jenis makna kata beserta pengertiannya.
1.         Makna Referensial
Sebuah kata atau leksem disebut bermakna referensial kalau ada referensnya, atau acuannya.
Contoh:
Kata-kata seperti kuda, merah, dan gambar adalah termasuk kata-kata yang bermakna referensial karena ada acuannya dalam dunia nyata. [2]  
Disini perlu dicatat adanya kata-kata yang referennya tidak tetap. Dapat berpindah dari satu rujukan kepada rujukan lain, atau juga dapat berubah ukurannya. Kata-kata yang seperti ini disebut kata-kata deiktis. Misalnya kata ganti aku dan kamu. Kedua kata ini (dan juga kata ganti yang lain) mempunyai rujukan yang berpindah-pindah, dari persona yang satu kepada persona yang lain.[3]
2.         Makna Nonreferensial
Sebuah kata atau leksem yang tidak memiliki refensnya atau yang diacu oleh kata tersebut.
Contoh:
Kata tetapi dan oleh termasuk kata-kata yang bermakna nonreferensial karena tidak ada acuannya dalam dunia nyata.

3.      Makna Leksikal
Makna leksikal adalah makna suatu kata sebelum mengalami proses perubahan bentuk. Makna lesikal disebut pula makna kampus.
Contoh:
Rumah = banguna untuk tempat tinggal
Contoh: Itu rumah saya
a.    Makan = ....
1.)      Memasukkan makanan pokok ke dalam mulut lalu mengunyah dan  menelannya.
Contoh:
Mereka makan tiga kali sehari.
2.)      Memasukkan sesuatu ke dalam mulut kemudian mengunyah dan menelannya.
Contoh:
Ia sedang makan pisang.
b.    Daun = bagian tanaman yang tumbuh berhelai-helai pada ranting sebagai alat bernafas dan mengolah zat makanan.
Contoh:
Daun sirsak banyak mengandung khasiat.
4.         Makna Gramatikal
Makna gramatikal adalah makna suatu kata setelah kata itu mengalami proses gramatikalisasi, seperti pengimbuhan, pengulangan, atau pemajemukan. Makna gramatikal sangat bergantung pada struktur kalimatnya. Oleh karena itu, makna gramatikal disebut pula makna struktural.
Contoh:
a.    Rumah-rumahan = menyerupai rumah-rumahan.
Contoh:
Ina senang bermain rumah-rumahan.
b.    Makanan = segala sesuatu yang dapat dimakan
Contoh:
Hindarilah makanan yang mengandung lemak.

5.         Makna Denotasi
Makna denotatif adalah makna suatu kata sesuai dengan konsep asalnya, tanpa mengalami perubahan makna atau penambahan makna. Makna denotasi disebut pula makna lugas.
Contoh:
a.    Tangan kanan = tangan sebelah kanan
Contoh:
Tangan kanan Milla terkilir sewaktu bermain bulutangkis.
b.    Kambing = binatang pemamah biak dan pemakan rumput atau daun-daunan, berkuku genap, tanduknya berongga, diternakkan untuk diambil daging, susu, atau bulunya.
Contoh:
Pak Tejo mempunyai lima ekor kambing.
6.         Makna Konotasi
Makna konotasi adalah makna suatu kata berdasarkan berdasarkan perasaan atau pemikiran orang. Makna konotasi dapat dianggap sebagai makna denotasi yang mengalami penambahan makna. Penambahan tersebut berupa pengiasan atau perbandingan dengan benda atau hal lainnya. Oleh karena itu, makna konotasi disebut pula makna kias atau makna kontekstual.
Contoh:
Tangan kanan = orang yang dipercaya; pembantu utama
Contoh:
Polisi berhasil menangkap tangan kanan koruptor kelas kakap itu.
Kambing hitam = orang yang dijadikan tumpuan kesalahan
Contoh:
Andre dituduh sebagai kambing hitam dalam kerusuhan antarkampung itu.[4]

7.         Makna Konseptual
Makna konseptual adalah makna yang dimiliki oleh sebuah leksem terlepas dari konteks atau asosiasi apapun.
Contoh:
Kata kuda memiliki makna konseptual ‘sejenis binatang berkaki empat yang biasa dikendarai’;dan kata rumah memiliki makna konseptual ‘bangunan tempat tinggal manusia’. Jadi, makna konseptual sesungguhnya sama saja dengan makna leksial, makna denotatif, dan makna referensial.
8.         Makna Asosiatif
Makna asosiatif adalah makna yang dimiliki sebuah lleksem atau kata berkenaan dengan adanya hubungan kata itu dengan sesuatu yang berada diluar bahasa .
Contoh:
Kata melati berasosiasi dengan sesuatu yang suci atau kesucian.
Kata merah berasosiasi dengan ‘berani atau juga ‘paham komunis’.
Makna asosiatif ini sebenarnya sama dengan lambing atau perlambangan yang digunakan oleh suatu masyarakat bahasa untuk menyatakan konsep lain, yang mempunyai kemiripan dengan sifat, keadaan, atau ciri yang ada pada konsep asal kata atau leksem tersebut.


9.         Makna Idiom
Makna idiom adalah satuan ujuran yang maknanya tidak dapat “diramalkan” dari makna unsur-unsurnya, baik secara leksikal maupun secara gramatikal.
Contoh:
Secara gramatikal bentuk menjual rumah bermakna ‘yang menjual menerima uang dan yang mebeli menerima rumahnya’.
Ada dua macam idiom, yaitu:
a.    Idiom penuh
Idiom yang semua unsur-unsurnya sudah melebur menjadi satu kesatuan, sehingga makna yang dimiliki berasal dari seluruh kesatuan itu.
Contoh: membanting tulang, meja hijau, dan sebagainya
b.    Idiom sebagian
Idiom yang salah satu unsurnya masih memiliki makna leksikalnya sendiri.
Contoh: buku putih yang bermakna buku yang memuat keterangan resmi mengenai suatu kasus.
Pada contoh tersebut, kata buku, masih memiliki makna leksikalnya.
10.     Makna Peribahasa
Makna peribahasa masih dapat diramalkan karena adanya asosiasi atau tautan antara makna leksikal dan gramatikal unsur-unsur pembentuk peribahasa itu dengan makna lain yang menjadi tautannya.
Karena peribahasa ini bersifat memperbandingkan atau mengupamakan, maka lazim juga disebut dengan nama perumpamaan.
Contoh:
Tong kosong nyaring bunyinya.
Peribahasa tersebut bermakna ‘orang yang tiada berilmu biasanya banyak cakapnya’.


11.     Makna Kias
Tampaknya penggunaan istilah arti kiasan ini sebagai oposisi dari arti sebenarnya. Oleh karena itu, semua bentuk bahasa (baik kata, frase, maupun kalimat) yang tidak merujuk pada arti sebenarnya (arti leksikal, arti konseptual, atau arti denotatif) disebut mempunyai arti kiasan. [5]
Contoh:
Putri malam dalam arti “bulan”
Raja siang dalam arti “matahari”













BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulam
Makna kata adalah maksud yang tersimpan di dalam suatu kata, pembicaraan, atau pikiran sebagai suatu respon dari stimulus yang diterima. Ada banyak jenis makna kata yaitu, makna referensial, makna nonreferensial, makna leksikal, makna gramatikal, makna denotasi, makna konotasi, makna konseptual, makna asosiatif, makna idiom, makna peribahasa. Semua makna kata tersebut memiliki pengertian dan funsi masing-masing. Ada makna  kata yang hampir sama maksudnya dan ada pula makna kata yang saling berkaitan antara makna satu dengan yang lain.
B.     Kritik dan Saran
Pemakalah menyadari, makalah ini jauh dari kata sempurna. Untuk itu kritik dan saran yang membangun sangat pemakalah butuhkan untuk perbaikan kedepannya. Dan pemakalah berharap makalah ini bisa bermanfaat untuk pemakalah khususnya dan pembaca pada umumnya.










Daftar Pustaka
Chaer, Abdul. 2012. Linguistik Umum. cet. 4. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Chaer, Abdul. 2002. Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. cet.3. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Waridah, Ernawati. 2013. Ejaan Yang Disempurnakan dan Seputar Kebahasa-Indonesiaan cet.4. Bandung: Ruang Kata.
Sumber Internat:
Wikipedia, http://id.m.wikipedia.org/wiki/Makna. Diakses pada 07 September 2016 pukul 11:35 WIB.




[1] Wikipedia, http://id.m.wikipedia.org/wiki/Makna. Diakses pada 07 September 2016 pukul 11:35 WIB.
[2] Abdul Chaer, Linguistik Umum, cet. 4, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2012), hlm. 291
[3] Abdul Chaer, Pengantar Semantik Bahasa Indonesia, cet.3, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2002), hlm 64.
[4] Ernawati Waridah, Ejaan Yang Disempurnakan dan Seputar Kebahasa-Indonesiaan cet.4, (Bandung: Ruang Kata 2013), hlm 300-302.
[5] Abdul Chaer, Op.Cit., hlm. 293 & 296

Comments

Popular posts from this blog

Makalah : Evaluasi Hasil Belajar (Psikologi Pendidikan)

PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini tanpa halangan suatu apapun.               Dengan adanya evaluasi hasil belajar, seorang pendidik dapat melihat pencapaian belajar peserta didik. Melalui evaluasi yang tepat, pendidik dapat menyelesaikan masalah pembelajaran yang dialami siswa. Guru dapat memilih jenis evaluasi yang ada, berdasarkan kebutuhan siswa. Materi evaluasi hasil belajar perlu diberikan kepada mahasiswa program Pendidikan Guru MI (PGMI) sebagai bekal dan pengetahuan sebelum turun dilapangan.             Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Semoga dengan mempelajari evaluasi hasil belajar, kita dapat menambah wawasan dan dapat mengamalkannya. Pekalongan, Oktober 2016      Penulis DAFTAR ISI PRAKATA   .............................................

Makalah: Pembelajaran Keterampilan Menulis - Maharah Al-Kitabah (Pembelajaran Bahasa Arab)

DAFTAR ISI DAFTAR ISI   ...............................................................................................      2 BAB I    PENDAHULUAN ..........................................................................      3   A. Latar Belakang Masalah ...................................................................      3   B. Rumusan masalah ..............................................................................      3   C. Tujuan Penelitian ...............................................................................      3 BAB II PEMBAHASAN ..............................................................................      5 A. Pengertian Pembelajaran ....................................................................      5 B. Pembelajaran Keterampilan Menulis ..................................................      5 B. Langkah-langkah Pembelajaran Menulis ( Kitabah ) ............................      6 B. Kelebihan dan Kelemahan Pemb

Instrumen Penilaian Proses dan Hasil Pembelajaran dalam Bahasa Indonesia

BAB II PEMBAHASAN A.     Pengertian penilaian dan pengukuran Penilaian sebagai proses untuk mendapatkan informasi dalam bentuk apapun yang dapat digunakan untuk dasar pengambilan keputusan tentang siswa, baik yang menyangkut kurikulum program pembelajaran, iklim sekolah, maupun kebijakan – kebijakan sekolah. Menurut peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan Nomor 66 Tahun 2013 tentag standar penilain mendefinisikan penilain adalah sebagai proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik. [1] Secara formal hal ini dinyatakan sebagai salah satu prinsip penialain menurut peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian pendidian sebagai berikut : 1.          Sahih, berarti penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan kemampuan yang diukur. 2.          Objektif, penilain didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas, tidak dipengaruhi objektivitas peniali. 3.