KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah
SWT, karena berkat rahmat, taufik dan hidayahnya penulis dapat menyelesaikan
makalah “Studi Kitab Hadits”.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan
terimakasih kepada Bapak Muhammad Isbiq, M.S.I selaku dosen pengampu mata
kuliah Ulumul hadist, dan kepada perpustakaan STAIN Pekalongan sebagai sarana
mencari bahan referensi, serta tidak lupa
kepada semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini yang
tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Makalah ini disusun untuk menambah pengetahuan tentang studi kitab
hadits. Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat untuk penulis khususnya
dan pembaca pada umumnya.Penulis menyadari makalah ini jauh dari kata sempurna,
untuk itu kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat penulis butuhkan
untuk perbaikan kedepannya.
Akhir kata penulis ucapkan terimakasih banyak
Pekalongan, Mei 2016
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................. 2
DAFTAR ISI
............................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................... 4
A. Latar Belakang Masalah.................................................................... 4
B. Rumusan masalah............................................................................... 4
C. Tujuan Penulisan................................................................................. 4
BAB II
PEMBAHASAN.............................................................................. 5
A. Kitab –
Kitab Hadis Otentik.............................................................. 5
B. Kritik Terhadap Kutubu Sittah........................................................... 6
C. Sistematika Penulisan Kitab............................................................... 11
BAB III PENUTUP...................................................................................... 21
A. Kesimpulan......................................................................................... 21
B. Kritik dan Saran................................................................................. 21
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 22
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Kembali kemasa lalu, mengingat sejaran dan mengetahui orang-orang
yang berjasa menyebarkan agama Allah dan sunah Rasul. Sangat penting kita
lakukan dalam rangka memahami apa yang diajarkan serta menghindari
kesalahpahaman dalam memahami suatu hadits. Pada Abad ke-2 H dilakukan upaya
pembukuan hadits secara resmi oleh Umar ibn Abd al-Aziz. Upaya tersebut
menjadikan hadits berkembang secara pesat. Dibutuhkan pengetahuan yang luas
untuk mengetahui setiap perbedaan yang ada, dalam memahami kitab-kitab hadits
yang jumlahnya sangat banyak.
Dalam makalah ini akan memaparkan beberapa ulama hadits yang telah
mengumpulkan hadits-hadits. Diharapkan setelah mempelajari materi ini, akan menambah
wawasan kita tentang hadits dan para ulama yang telah mengumpulkan hadits. Yang
selanjutnya diharapkan bisa menjadi motivasi untuk menciptakan karya ilmiah
yang berkaitan dengan kajian hadits.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Apa
saja yang termasuk dalam kitab hadis otentik ?
2.
Bagaimana
kritik terhadap kitab yang termasuk dalam kutubu sittah ?
3.
Bagaimana
sistematika penulisan kutubu sittah ?
C.
Tujuan
Penulisan
1.
Untuk
mengetahui kitab-kitab hadits otentik.
2.
Untuk
mengetahui kritik terhadap kitab hadits yang termasuk dalam kutubu sittah.
3.
Untuk
mengetahui sistematika penulisan kutubu sittah.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
KITAB – KITAB HADITS OTENTIK
Autentik memiliki arti dapat dipercaya, asli,
atau sah.[1]
Sementara kitab hadis berarti kitab yang didalamnya memuat tentang hadits – hadits.
Dari arti dua kata tersebut dapat kita simpulkan bahwa kitab hadits otentik
adalah kitab yang memuat hadits-hadits yang sah atau biasa disebut dengan
hadits sahih.
Seperti yang telah kita ketahui dalam
pembahasan sebelumnya bahwa suatu hadits dikatakan otentik atau sahih, apabila
telah memenuhi unsur kaidah kesahihan atau syarat sebagai berikut (1)sanadnya
bersambung, (2)para perawinya bersifat adil, (3)para perawinya bersifat dhabit,
(4)matannya tidak syadz, dan (5)matannya tidak ber-illat.[2]
Dalam pembahasan
kali ini, kita akan memaparkan tentang kutubus sittah.
1.
Pengertian Kutubus Sittah
الكتب السته
dalam bahasa Indonesia berarti “enam kitab”, adalah sebutan yang digunakan
untuk merujuk kepada enam buah kitab induk hadits dalam Islam. Keenam kitab ini
merupakan kitab hadits yang disusun oleh para pengumpul hadits yang kredibel.
Kitab-kitab tersebut menjadi rujukan utama oleh para pemeluk Islam dalam
merujuk kapada perkataan Rasulullah SAW.[3]
2.
Kitab yang termasuk dalam kutubus sittah
Keenam kitab
dan penyusunnya tersebut ialah:
a.
Shahih Bukhari dihimpun oleh Imam Bukhari
b.
Shahih Muslim dihimpun oleh Imam Muslim
c.
Sunan an-Nasa’i atau disebut juga As-Sunan
As-Sughra dihimpun oleh Imam Nasa’i
d.
Sunan Abu Dawud dihimpun oleh Imam Abu Dawud
e.
Sunan at-Tirmidzi dihimpun oleh Imam Tirmidzi
f.
Sunan Ibnu Majah dihimpun oleh Imam Ibnu Majah
B.
KRITIK TERHADAP KUTUBU SITTAH
Meskipun dalam kutubus sittah
1.
Kritik terhadap Shahih Bukhari
Para ulama telah sepakat bahwa kitab yang
paling shahih sesudah al-Qur’an adalah Shahih al-Bukhari dan Shahih Muslim. Hal
tersebut berkaitan dengan kriteria hadits shahih yang ditentukan oleh dua Imam
tersebut.
Imam Bukhari menetapkan kriteria hadits shahih
adalah dalam hal persambungan sanad ia menekankan adanya informasi positif tentang
periwayat bahwa mereka benar-benar bertemu atau minimal satu zaman dan dalam
hal sifat atau tingkat keilmuan periwayat ia menekankan adanya kriteria paling
tinggi.[4]
Namun demikian, ternyata hadits-hadits
al-Bukhari tidak luput dari kritikan berbagai pihak.
a.
Kritik Sanad
Kritik berasal dari al-Daraqutni yang
mengatakan bahwa Shahih al-Bukhari memuat hadis-hadis da’if karena
terputusnya sanad. Sebenarnya hadis yang mursal, yakni hadis yang
terputus sanadnya sebelum Nabi – itu sudah disebutkan dalam riwayat lain. Dan,
riwayat inilah yang sebenarnya da’if. Sedangkan riwayat yang terdapat
Shahih al-Bukhari karena sanadnya bersambung maka hadisnya dinilai shahih.
Kemudian kritikan yang mengatakan bahwa ada
diantara perawi pada Shahih al-Bukhari yang tidak dikenal identitasnya sehingga
tidak memenuhi persyaratan dapat diterimanya hadis dari padanya. Hal ini
disanggah oleh Ibnu Hajar, karena factor yang menyebabkan seorang perawi
ditolak hadisnya tidak terdapat pada pribadi perawi yang ada pada Shahih
al-Bukhari.
b.
Kritik Matan
Dikatakan bahwa sering dijumpai hadis yang
terpotong-potong matannya dan hadis berulang dengan perbedaan sebagian matan.
Kemudian dalam kitab Shahih al-Bukhari juga banyak hadis mukarrar, yakni
hadis yang diulang-ulang dalam beberapa tempat yang sengaja dihilangkan oleh
Imam Bukhari.
Sebenarnya pemotongan lafaz hadis itu dilakukan
al-Bukhari adalah sesuai dengan tuntutan persoalan (hukum) yang dibicarakan.
Selanjutnya pengulangan dengan perbedaan sebagian lafaz adalah guna memperkaya thariqah
hadis, menunjukkan bahwa ada jalur sanad lain yang berbeda yang meriwayatkan
hadis yang sama atau semakna, serta untuk menunjukkan bahwa memang telah
terjadi perbedaan yang demikian beragam pada lafaz hadis.[5]
2.
Kritik terhadap Shahih Muslim
Para
ulama menilai bahwa kualitas hadis-hadis dalam kitab Shahih Muslim menempati
posisi kedua setelah Shahih al-Bukhari.[6]
Alasan utamanya karena kriteria seleksi kesahihan hadis yang dipakai oleh Imam
Muslim lebih longgar dari pada yang dipakai oleh Imam Bukhari, yaitu tidak
harus pernah bertemu.
Pada umumnya kritikan terhadap Shahih Muslim
sama dengan kritikan terhadap Shahih Bukhori, diantara kritik-kritikan tersebut
ialah:
a.
Dalam Shahih Muslim masih terdapat hadis-hadis mu’allaq
yaitu hadis yang dibuang atau dihilangkan sanadnya seorang atau lebih secara
beriringan dan disandarkan hadis tersebut diatas hadis yang dibuang.
Sebenarnya hadis yang mu’allaq itu bersifat
mukarrar (ulangan) jadi hakikatnya sudah dipahami rangkaian sanadnya secara
lengkap dari hadis sebelumnya.
b.
Adanya hadis mursal dan munqati dalam Shahih
Muslim. Sebenarnya hadis asal merupakan hadis yang bersambung sanad. Adanya
juga sanadnya yang diringkas sehingga sepintas berupa hadis mursal atau munqati’.
c.
Imam Muslim dalam Shahihnya memakai sumber
rujukan yang berkualitas da’if, padahal kitabnya berkualitas Shahih.
Ada kemungkinan Imam Muslim mengambil hadis
dari seorang perawi yang dinilainya thiqah, akan tetapi orang itu berubah
sehingga dinilai da’if, hal ini tidak merusak hadis tersebut.
3.
Kritik Terhadap Sunan Abu Dawud
Al-Khattabi
menyatakan bahwa kitab Sunan Abu Dawud adalah sebuah kitab mulia, yang belum
pernah disusun sesuatu kitab yang menerangkan hadis-hadis hukum seprtinya.[7]
Adapun kritik untuk kitab Sunan Abu Dawud
ialah:
a.
Tidak adanya penjelasan tentang kualitas suatu
hadis dan kualitas sanad (sumber, silsilah dalam hadisnya)
b.
Adanya hadis yang da’if menurut penilaian para ulama tetapi tidak
tanpa dijelaskan keda’ifannya oleh Abu Dawud.
c.
Mentolerensi hadis yang oleh semenatara
kalangan dinilai da’if.
d.
Dari al-Tirmidzi, mengatakan bahwa Abu Dawud
tidak mengambil riwayat dari perawi yang tertuduh dusta (matruk), tetapi
perawi yang munkar masih diterima didalam sunannya.
4.
Kritik Terhadap Sunan an-Nasa’i
Kitab
sunan ini adalah kitab hadis yang derejatnya terletak setelah kitab Sahihain
dalam hal kitab yang paling sedikit hadis da’ifnya.[8]
Namun
dalam deretan kitab-kitab hadis al-Sunan, Sunan Al-Nasa’i ditempatkan pada tingkatan
kedua setelah Sunan Abu Dawud. Dalam
menyebutkan hadis di dalam kitabnya, al-Nasa’I tidak menyebutkan satu hadispun
dari orang yang nota bene ditolak periwayatannya oleh ulama-ulama hadis dan
tidak mempercayai periwayatannya, sehingga dengan demikian kitabnya hanya
berisi hadis sahih, hasan dan da’if.
Namun
hal tersebut tidak menjadikannya luput dari para ktitikus hadis. Kritikan datang dari Ibn
al-Jauzy, ia mengatakan bahwa hadis-hadis yang ada dalam kitab al-Sunan
al-Sughra (Sunan an-Nasa’i) tidak semuanya berkualitas shahih, namun ada yang
maudhu’(palsu). Ibn al-Jauzy menemukan sepuluh hadis maudhu’ didalamnya, yang
menurut Imam Nasa’i sahih.
Adapun
pendapat ulama yang mengatakan bahwa hadis yang ada dalam Sunan al-Nasa’I
semuanya shahih, ini merupakan pandangan yang menurut Muhammad Abu Syahbah
tidak didukung oleh penelitian yang mendalam dan jeli. Kecuali maksud
pernyataan itu bahwa mayoritas (sebagian besar) isi kitab Sunan al-Nasa’I
berkualitas shahih.[9]
5.
Kritik Terhadap Sunan at-Tirmidzi
Kitab
at-Tirmidzi memuat seluruh hadis kecuali hadis yang sangat da’if ddan munkar.
Satu spesifikasi kitab al-Tirmidzi adalah adanya penjelasan tentang kualitas
dan keadaan hadisnya.
Seperti
kita dari Imam-imam yang lain, kitab Sunan at-Tirmidzi juga menuai kritik.
Salah satunya kritikan yang dilontarkan oleh al-Hafidz Ibn Jauzi dalam
Mawdu’at-nya, Ibn Taimiyah dan muridnya al-Dhahabi yang memandang beberapa
hadis yang diriwayatkan al-Tirmidzi sebagai hadis mawdhu’.
Pendapat
tersebut disanggah oleh al-Hafidh jalaluddin al-Suyuti, seorang ahli hadis
Mesir pada abad IX H. Apabila pengkritik memandangnya sebagai hadis palsu, maka
Imam Tirmidzi sendiri tidak memandangnya demikian.
6.
Kritik Terhadap Sunan Ibn Majah
Sunan
Ibn Majah ditulis pada masa sesudah gerakan awal pembukuan hadist, itu kenapa
dikalangan ulama menempatkan posisi kitab tersebut dalam kutubu sittah di tingkatan terakhir.
Meskipun
Sunan Ibn Majah banyak memuat zawaid (sekumpulan hadis yang termuat di
dalam Sunan Ibn Majah yang tidak tersajikan di dalam kitab-kitan hadis lainnya)
namun ada beberapa ulama yang menilai bahwa ternyata mayoritas zawaid
berkualitas da’if. Namun kendati berkualitas da’if, mereka masih berpandangan
bahwa masih ada kemungkinan berasal dari Nabi, dan kalaupun da’if tidak terlalu
parah tingkatke-da’if-annya.
C.
SISTEMATIKA PENULISAN KITAB
Dalam
hal penulisan sebuah kitab hadis dikenal ada empat macam sistematika, yaitu:
Pertama, adalah
sistematika kitab sahih dan sunan, yaitu sebuah kitab yang disusun dengan cara
membagi menjadi beberapa kitab dan tiap-tiap kitab dibagi menjadi beberapa bab.
Kedua, system musnad,
yaitu sebuah kitab hadis yang disusun menurut nama periwayat pertama yang
menerima dari Rasul.
Ketiga, sebuah kitab
hadis yang disusun berdasarkan lima bagian-bagian tertentu yaitu bagaian hadis
yang berisi perintah, berisi larangan, berisi khabar, berisi ibadah dan
bagian yang berisi tentang af’al secara umum.
Keempat, kitab hadis yang disusun menurut sistematika
kamus.
Berikut
sistematika yang digunakan oleh para Imam hadis,
1.
Sistematika Shahih Bukhori
Kitab hadits karya Imam Bukhari disusun dengan
pembagian beberapa judul. Judul-judul tersebut dikenal dengan istilah “Kitāb”. Setiap kitab dibagi menjadi beberapa subjudul yang dikenal dengan istilah
“bab”.
Berikut ini kami sajikan
kitab-kitab (judul-judul) yang terkandung dalam Ṣhaḥiḥ al-Bukhārī.
1. Kitab tentang permulaan turunnya wahyu
2. Kiyab tentang iman
3. Kitab tentang ilmu
4. Kitab tentang wudhu
5. Kitab tentang mandi
6. Kitab tentang haid
7. Kitab tentang tayammum
8. Kitab tentang shalat
9. Kitab tentang waktu-waktu shalat
10. Kitab tentang azan
11. Kitab tentang shalat jumat
12. Kitab tentang jenazah
13. Kitab tentang zakat
14. Kitab tentang haji
15. Kitab tentang puasa
16. Kitab tentang shalat
tarwih
17. Kitab tentang i’tikaf
18. Kitab tentang jual beli
19. Kitab tentang akad pesanan
(salam)
20. Kitab Syuf’ah (hak membeli
terlebih dahulu)
21. Kitab tentang sewa-menyewa
22. Kitab tentang pengalihan
utang
23. Kitab tentang perwakilan
24. Kiab tentang perkongsian
dalam pertanian
25. Kitab tentang perkongsian
dalam penyiraman tanaman (al-Musāqah)
26. Kitab tentang
utang-piutang
27. Kitab tentang
perselisishan
28. Kitab tentang barang
temuan
29. Kitab tentang kezaliman dan
gasab
30. Kitab tentang kongsi
31. Kitab tentang gadai
32. Kitab tentang memerdekakan
budak
33. Kitab tentang hibah
34. Kitab tentang persaksian
35. Kitab tentang perdamaian
36. Kitab tentang
syarat-syarat
37. Kitab tentang wasiat
38. Kitab tentang jihad
39. Kitab tentang mendapat
bagian seperlima
40. Kitab tentang jizyah
(pajak)
41. Kitab tentang permulaan
pencipaan mahkluk
42. Kitab tentang para nabi
43. Kitab tentang manakib
(biografi)
44. Kitab tentang peperangan
45. Kitab tentang tafsir
al-Quran
46. Kitab tentang keutamaan
al-Quran
47. Kitab tentang pernikahan
48. Kitab tentang perceraian
49. Kitab tentang nafkah
50. Kitab tentang makanan
51. Kitab tentang akikah
52. Kitab tentang sembelihan
dan perburuan hewan
53. Kitab tentang kurban
54. Kita tentang minuman
55. Kitab tentang orang sakit
56. Kitab tentang pengobatan
57. Kitab tentang busana
58. Kitab tentang adab
59. Kitab tentang meminta izin
60. Kitab tentang doa-doa
61. Kitab ar-Riqāq (pelbagai
hal yang melembutkan hati)
62. Kitab tentang takdir
63. Kitab tentang sumpah dan
nazar
64. Kitab tentang tebusan sumpah
65. Kitab tentang waris
66. Kitab tentang hudud
67. Kitab tentan denda
68. Kitab tentang taubat
orang-orang yang murtad dan membangkan
69. Kitab tentang pemaksaan
70. Kitab tentang ḥilah
(rekayasa hukum)
71. Kitab tentang mimpi
72. Kitab tentang fitnah
73. Kitab tentang hukum-hukum
74. Kitab tentang at-Tamannī
(harapan)
75. Kitab tentang khabar dari
satu perawi
76. Kitab tentang berpegang
teguh pada al-Quran dan sunnah
2.
Sistematika Shahih Muslim
Berikut adalah
table isi dan sistematika Sahih Muslim secara rinci.
NO
|
NAMA KITAB
|
JUMLAH
|
|
BAB
|
HADIS
|
||
-
|
مقد
مة
|
74
|
?
|
1
|
الإيمان
|
96
|
280
|
2
|
الطهارة
|
34
|
111
|
3
|
الحيض
|
33
|
126
|
4
|
الصلاة
|
52
|
285
|
5
|
المساجد
ومواضع الصلاة
|
56
|
316
|
6
|
صلاة
المسافرين وقصرها
|
56
|
312
|
7
|
الجمعة
|
19
|
73
|
8
|
العيدين
|
5
|
22
|
9
|
الإستسقاء
|
5
|
17
|
10
|
الكسوف
|
5
|
29
|
11
|
الجناءز
|
37
|
108
|
12
|
الزكاة
|
56
|
177
|
13
|
الصيام
|
40
|
222
|
14
|
الإعتكاف
|
4
|
10
|
15
|
الحج
|
97
|
522
|
16
|
النكاح
|
24
|
110
|
17
|
الرضاع
|
19
|
32
|
18
|
الطلاق
|
9
|
134
|
19
|
اللعان
|
1
|
20
|
20
|
العتق
|
7
|
26
|
21
|
البيوع
|
21
|
123
|
22
|
المساقة
|
31
|
143
|
23
|
الفرائض
|
5
|
21
|
24
|
الهبات
|
4
|
32
|
25
|
الوصية
|
6
|
22
|
26
|
النذر
|
5
|
13
|
27
|
الأيمان
|
13
|
59
|
28
|
القسامة
والمحاربين والقصاص والديات
|
11
|
29
|
29
|
الحدود
|
11
|
46
|
30
|
الأقضية
|
11
|
21
|
31
|
اللقطة
|
6
|
19
|
32
|
الجهاد
والسير
|
51
|
150
|
33
|
الإمارة
|
56
|
185
|
34
|
الصيد
والذبائح وما يؤكل من الحيوان
|
12
|
60
|
35
|
الآضاحي
|
8
|
45
|
36
|
الآشربة
|
35
|
188
|
37
|
اللباس
|
35
|
127
|
38
|
الآدب
|
10
|
45
|
39
|
السلام
|
41
|
155
|
40
|
ألفاظ
من الآدب وغيرها
|
5
|
21
|
41
|
الشعر
|
2
|
10
|
42
|
الرؤيا
|
5
|
23
|
43
|
الفضائل
|
36
|
174
|
44
|
رضي
الله عنهم فضائل الصحابة
|
60
|
232
|
45
|
البر
والصلة والآداب
|
51
|
166
|
46
|
القدر
|
8
|
34
|
47
|
العلم
|
6
|
16
|
48
|
الذكر
والدعاء والتوبة والإستغفار
|
27
|
101
|
49
|
والتوبة
|
11
|
60
|
50
|
وأحكامهم
صفاة المنافقين
|
1
|
83
|
51
|
الجنة
وصفة النفسها وأهلها
|
40
|
84
|
52
|
الفتن
وأشراط الساعه
|
28
|
143
|
53
|
الزهد
الرقائق
|
20
|
75
|
54
|
التفسير
|
8
|
34
|
3.
Sistematika Sunan Abu Dawud
Abu Dawud dalam
menyusun kitabnya menurut sistematika atau urutan bab-bab fikih. Beliau membagi
hadisnya dalam beberap kitab, dibagi menjadi beberapa bab.
Adapun sistematika
atau urutan penulisan hadis dalam kitab Sunan Abu Dawud adalah sebagai berikut:
NO
|
NAMA
KITAB
|
JUMLAH
|
|
BAB
|
HADIS
|
||
1
|
Kitab at-Taharah
|
143
|
390
|
2
|
Kitab al-Salat
|
367
|
1165
|
3
|
Kitab al-Zakat
|
47
|
145
|
4
|
Kitab al-Luqatah
|
-
|
20
|
5
|
Kitab al-Manasik
|
98
|
325
|
6
|
Kitab al-Nikah
|
50
|
129
|
7
|
Kitab al-Talaq
|
50
|
138
|
8
|
Kitab al-Saum
|
81
|
164
|
9
|
Kitab al-Jihad
|
182
|
311
|
10
|
Kitab Dahaya
|
20
|
56
|
11
|
Kitab al-Said
|
4
|
18
|
12
|
Kitab al-Wasaya
|
17
|
23
|
13
|
Kitab al-Fara'id
|
17
|
43
|
14
|
Kitab al-Kharaj wa
al-Imarah
|
40
|
161
|
15
|
Kitab al-Janaiz
|
84
|
153
|
16
|
Kitab al-Aiman wa
al-Nuzur
|
32
|
84
|
17
|
Kitab al-Buyu' wa
al-Ijarah
|
92
|
245
|
18
|
Kitab al-Aqdiyah
|
30
|
70
|
19
|
Kitab al-Ilm
|
13
|
28
|
20
|
Kitab al-Asyribah
|
22
|
67
|
21
|
Kitab al-At'imah
|
55
|
119
|
22
|
Kitab al-Tib
|
24
|
71
|
23
|
Kitab al-Atqu
|
15
|
43
|
24
|
Kitab al-Huruf wa
al-Qira'
|
-
|
40
|
25
|
Kitab al-Hammam
|
3
|
11
|
26
|
Kitab al-Libas
|
47
|
139
|
27
|
Kitab al-Tarajjul
|
21
|
55
|
28
|
Kitab al-Khatam
|
8
|
26
|
29
|
Kitab al-Fitan
|
7
|
39
|
30
|
Kitab al-Mahdi
|
-
|
12
|
31
|
Kitab al-Malahim
|
18
|
60
|
32
|
Kitab al-Hudud
|
40
|
143
|
33
|
Kitab al-Diyat
|
32
|
102
|
34
|
Kitab al-Sunnah
|
32
|
177
|
35
|
Kitab al-Adab
|
108
|
502
|
4.
Sistematika Sunan an-Nasa’i
Dalam Sunan
an-Nasa’I, hadis –hadisnya disusun berdasarkan bab-bab fikih. Setiap bab diberi
judul yang kadang-kadang mencapai tingkat keunukan yang tinggi.
Adapun sistematika
penyusunannya dengan lengkap dapat disebutkan sebagai berikut:
NO
|
NAMA
KITAB
|
JUZ
|
HLM
|
NO
|
NAMA
KITAB
|
JUZ
|
HLM
|
Al-Muqaddimah
|
I
|
3
|
11
|
Al-Jum'ah
|
III
|
71
|
|
1
|
Al-Tahara
|
I
|
12
|
12
|
Taqsir al-Salah fii
al-Saraf
|
III
|
95
|
2
|
Al-Miyah
|
I
|
141
|
13
|
Al-Kusuf
|
III
|
101
|
3
|
Al-Haid
|
I
|
147
|
14
|
Al-Istisqa'
|
III
|
125
|
4
|
Al-Gusl wa al-Tayammum
|
I
|
162
|
15
|
Salat al-Khusuf
|
III
|
136
|
5
|
Al-Salah
|
I
|
178
|
16
|
Salat al-'Idain
|
III
|
146
|
6
|
Al-Mawakit
|
I
|
198
|
17
|
Qiyam al-Lail wa
Tatawwu' al-Nahr
|
III
|
161
|
7
|
Al-'Azan
|
II
|
3
|
18
|
Al-Jaba'iz
|
IV
|
3
|
8
|
Al-Masajid
|
II
|
26
|
19
|
Al-Siyam
|
IV
|
97
|
9
|
Al-Qiblah
|
II
|
47
|
20
|
Al-Zakah
|
V
|
3
|
10
|
Al-Imamah
|
II
|
58
|
21
|
Manasik al-Hajj
|
V
|
83
|
11
|
Al-Jihad
|
VI
|
3
|
34
|
Tahrim al-Dam
|
VII
|
70
|
12
|
Al-Nikah
|
VI
|
44
|
35
|
Qism al-Fai'
|
VII
|
117
|
13
|
Al-Talaq
|
VI
|
112
|
36
|
Al-Bai'ah
|
VII
|
124
|
14
|
Al-Khail
|
VI
|
178
|
37
|
Al-'Aqiqah
|
VII
|
145
|
15
|
Al-Ahbas
|
VI
|
190
|
38
|
Al-Far' wa al-'Atirah
|
VII
|
147
|
16
|
Al-Wasaya
|
VI
|
198
|
39
|
Al-Said wa al-Zaba'Ibn
Hajar al-'Asqalani
|
VII
|
158
|
17
|
Al-Nahl
|
VI
|
216
|
40
|
Al-Dahaya
|
VII
|
186
|
18
|
Al-Hibah
|
VI
|
220
|
41
|
Al-Buyu'
|
VII
|
212
|
19
|
Al-Ruqba
|
VI
|
226
|
42
|
Al-Qasamah
|
VIII
|
3
|
20
|
Al-Umra
|
VI
|
228
|
43
|
Qat'u al-Sariq
|
VIII
|
57
|
21
|
Al-Aiman wa al-Nuzur
wa al-Muzara'ah
|
VII
|
3
|
44
|
Al-'Aiman wa al-Syara'
|
VIII
|
86
|
22
|
Asyrah al-Nisa'
|
VII
|
58
|
5.
Sistematika Sunan at-Tirmidzi
Kitab Sunan
at-Tirmidzi disusun berdasarkan urutan bab fiqih. Mengklasifikasi
sistematikanya dengan model juz, kitab, bab, dan sub bab. Sistematika Sunan
at-Tirmidzi dapat dilihat sebagai berikut:
NO
|
NAMA
KITAB/ BAB
|
JUZ
|
JUMLAH
|
|
BAB
|
HADIS
|
|||
1
|
Bab al-Tahara
|
I
|
122
|
148
|
2
|
Bab Abwab al-Salah
|
62
|
89
|
|
3
|
Bab Abwab Witir
|
II
|
22
|
35
|
4
|
Bab Abwab al-Jum'ah
|
29
|
41
|
|
5
|
Bab 'Idain
|
9
|
12
|
|
6
|
Bab al-Saraf
|
44
|
72
|
|
7
|
Kitab Zakat
|
III
|
38
|
73
|
8
|
Kitab Siyam
|
83
|
126
|
|
9
|
Kitab Hajj
|
116
|
15
|
|
10
|
Kitab Janazah
|
76
|
144
|
|
11
|
Kitab Nikah
|
43
|
65
|
|
12
|
Kitab Rada'
|
19
|
26
|
|
13
|
Kitab talaq dan Li'an
|
23
|
30
|
|
14
|
Kitab Buyu'
|
76
|
104
|
|
15
|
Kitab al-Ahkam
|
42
|
58
|
|
16
|
Kitab al-Diyat
|
IV
|
23
|
36
|
17
|
Kitab al-Hudud
|
30
|
40
|
|
18
|
Kitab al-Said
|
7
|
7
|
|
19
|
Kitab al-Zabaih
|
1
|
1
|
|
20
|
Kitab al-Ahkam &
al-Wa'id
|
6
|
10
|
|
21
|
Kitab al-Dahi
|
24
|
30
|
|
22
|
Kitab al-Siyar
|
48
|
70
|
|
23
|
Kitab Keuutamaan Jihad
|
26
|
50
|
|
24
|
Kitab al-Jihad
|
39
|
49
|
|
25
|
Kitab al-Libas
|
45
|
67
|
|
26
|
Kitab al-At'imah
|
48
|
72
|
|
27
|
Kitab al-Asyribah
|
21
|
34
|
|
28
|
Kitab Birr wa al-Silah
|
87
|
138
|
|
29
|
Kitab al-Tibb
|
35
|
33
|
|
30
|
Kitab al-Fara'id
|
23
|
25
|
31
|
Kitab al-Wasaya
|
7
|
8
|
|
32
|
Kitab al-Wala' wa
al-Hibah
|
7
|
7
|
|
33
|
Kitab al-Fitan
|
79
|
111
|
|
34
|
Kitab Ru'ya
|
10
|
16
|
|
35
|
Kitab al-Syahadah
|
4
|
7
|
|
36
|
Kitab al-Zuhd
|
64
|
110
|
|
37
|
Kitab sifat
al-Qiyamah, al-Raqa'iq dan al-Wara'
|
60
|
110
|
|
38
|
Kitab sifat al-Jannah
|
27
|
45
|
|
39
|
Kitab sifat Jahanam
|
13
|
21
|
|
40
|
Al-Iman
|
V
|
18
|
31
|
41
|
Al-'Ilm
|
19
|
31
|
|
42
|
Isti'zan
|
34
|
43
|
|
43
|
Al-Adab
|
75
|
118
|
|
44
|
Al-Nisa'
|
7
|
11
|
|
45
|
Fadail al-Qur'an
|
25
|
41
|
|
46
|
Kitab al-Qira'at
|
13
|
18
|
|
47
|
Kitab Tafsir al-Qur'an
|
95
|
158
|
|
48
|
Kitab al-Da'awat
|
133
|
189
|
|
49
|
Kitab al-Manaqib
|
75
|
133
|
|
50
|
Kitab al-'Ilal
|
Dijelaskan
beberapa bab
|
6.
Sistematika Sunan Sunan Ibn Majah
Kitab Sunan Ibn
Majah di dalamnya dibagi dalam beberapa kitab dan setiap kitabnya masi terbagi
dalam beberapa bab.
NO
|
NAMA
KITAB
|
JUZ
|
HLM
|
NO
|
NAMA
KITAB
|
JUZ
|
HLM
|
-
|
Al-Muqaddimah
|
I
|
3
|
19
|
Al- Itq
|
II
|
840
|
1
|
Al-Taharah
|
9
|
20
|
Al- Hudud
|
847
|
||
2
|
Al-Salat
|
219
|
21
|
Al- Diyat
|
873
|
||
3
|
Al-'Azan
|
232
|
22
|
Al- Wasaya
|
900
|
||
4
|
Al- Masjid wa
al-Jama'ah
|
234
|
23
|
Al- Faraid
|
908
|
||
5
|
Al-Iqamah
|
264
|
24
|
Al- Jihad
|
920
|
||
6
|
Al-Janaiz
|
461
|
25
|
Al- Manasik
|
962
|
||
7
|
Al-Siyam
|
525
|
26
|
Al- Azahi
|
1043
|
||
8
|
Al- Zakat
|
565
|
27
|
Al- Zabaih
|
1056
|
||
9
|
Al-Nikah
|
592
|
28
|
Al- Sayd
|
1068
|
||
10
|
Al- Talaq
|
650
|
29
|
Al- At'imah
|
1083
|
||
11
|
Al- Kafarat
|
II
|
676
|
30
|
Al- Asyribah
|
1119
|
|
12
|
Al-Tijarat
|
723
|
31
|
Al-Tib
|
1137
|
||
13
|
Al- Ahkam
|
774
|
32
|
Al- Libas
|
1176
|
||
14
|
Al-Hat
|
795
|
33
|
Al- Adab
|
1206
|
||
15
|
Al-Sadaqah
|
799
|
34
|
Al- Du'a
|
1258
|
||
16
|
Al-Zuhud
|
815
|
35
|
Ta'bir al-Ru'ya
|
1258
|
||
17
|
Al-Suf'ah
|
833
|
36
|
Al- Fitan
|
1290
|
||
18
|
Al- Luqatah
|
836
|
37
|
Al- Zuhud
|
1373
|
Berdasarkan
table diatas, nampak bahwa Ibn Majah membahas hadis dengan metode hukum di mana
beliau memulai pembahasan dengan kitab taharah.[11]
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Hadits
otentik adalah kitab yang memuat hadits-hadits yang sah atau biasa disebut
dengan hadits sahih. الكتب السته dalam bahasa
Indonesia berarti “enam kitab”, adalah sebutan yang digunakan untuk merujuk
kepada enam buah kitab induk hadits dalam Islam. Keenam kitab ini merupakan
kitab hadits yang disusun oleh para pengumpul hadits yang kredibel. Meskipun
begitu, para penulis kutubu sittah tidak luput dari kritikus yang melontarkan
penilaiannya terhadap apa yang telah disusun. Dalam hal penulisan kitab hadis,
ada empat macam sistematika. Setiap Imam hadis memiliki sistematika
penyusunannya sendiri-sendiri.
B.
Kritik dan Saran
Penyusun
menyadari makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna.
Untuk itu, kritik dan saran yang membangun penyusun butuhkan untuk perbaikkan
kedepannya. Penyusun berharap makalah ini bermanfaat untuk penyusun sendiri
khususnya dan para pembaca pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Mudasir. 1999. Ilmu
Hadis. Bandung: CV. Pustaka Setia
Suryadilaga, M
Alfatih(Ed.). 2009. Studi Kitab Hadis. Yogyakarta: Teras
Sumbulah, Umi. 2013. Studi Sembilan Kitab
Hadis Sunni. Malang: UIN-Maliki Press.
21.00
WIB
http://id.m.wikipedia.org/wiki/Imam_Nasa’i.
Diakses pada 04 Mei 2016 Pukul
16.00
WIB
http://al-ghifaritomaros.blogspot.com/2012/05/analisis-kitab-kitab-shahih-bukhari.html. Diakses pada 04 Mei 2016 Pukul 22.00 WIB
[2] Mudasir, Ilmu Hadis,
(Bandung: CV. Pustaka Setia, 1999), hal. 145
[4] M. Alfatih
Suryadilaga(Ed.), Studi Kitab Hadis, (Yogyakarta: Teras 2009), hal. 48
[5] Umi Sumbulah, Studi
Sembilan Kitab Hadis Sunni, (Malang: UIN-Maliki Press, 2013), hal 33-37
[6] Op, Cit., M.
Alfatih Suryadilaga(Ed.), hal 74
[7] Op, Cit., Umi
Sumbulah, hal 70
[8] Op, Cit., M.
Alfatih Suryadilaga(Ed.), hal 140
[10]http://al-ghifaritomaros.blogspot.com/2012/05/analisis-kitab-kitab-shahih-bukhari.html. Diakses pada
04 Mei 2016 Pukul 22.00 WIB
[11] Op, Cit., M.
Alfatih Suryadilaga(Ed.) hal 68-69, 94, 116-118, 144-145, 170-171.
Comments
Post a Comment