Skip to main content

Makalah Ilmu Akhlak


Kata Pengantar
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah melimpahkan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah yang berjudul “ Definisi, Objek Kajian, Kodifikasi serta Hubungan Ilmu Akhlak dengan Ilmu lain” dengan lancar. Dalam pembuatan makalah ini, penulis mendapat bantuan dari berbagai pihak, maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Perpustakaan STAIN PEKALONGAN, yang telah bersedia meminjamkan buku buku tentang Ilmu Akhlak, dan semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini sehingga makalah  ini dapat terselesaikan dengan lancar.
Penulis berharap semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis pada khususnya, penulis menyadari bahwa dalam pembuataan makalah   ini masih jauh dari sempurna untuk itu penulis menerima saran dan kritik yang bersifat membangun demi perbaikan kearah yang lebih baik. Akhir kata penulis sampaikan terimakasih.

Pekalongan, 22 September 2015


Penulis








DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................      2    
DAFTAR ISI  ...............................................................................................      3
BAB I   PENDAHULUAN..........................................................................      4
A. Latar Belakang Masalah....................................................................      4    
 B. Rumusan masalah..............................................................................      4
 C.  Tujuan Penelitian..............................................................................      4
BAB II PEMBAHASAN..............................................................................      5
A. Definisi Ilmu Akhlak..........................................................................      5
B. Objek Kajian Ilmu Akhlak.................................................................      6
C. Kodifikasi Ilmu Akhlak......................................................................      6
D. Hubungan Ilmu Akhlak dengan Ilmu yang lain.................................      7
BAB III KESIMPULAN DAN PENUTUP.................................................      10
A. Kesimpulan.........................................................................................      10
B. Penutup...............................................................................................      11
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................      12





BAB I
PENDAHULUAN
A.       Latar belakang masalah
Ilmu akhlak ialah ilmu yang mempelajari kehendak manusia yang biasa dilakukan dan menentukan baik buruknya seseorang. Dan menentukan baik buruknya seseorang dapat dilihat dari akhlak yang dimilikinya.
       Dan ilmu akhlak sangat berguna bagi mahasiswa – mahasiswi PGMI yang   nantinya akan menjadi guru sekaligus berperan  terhadap perkembangan akhlak generasi bangsa.
Oleh karena itu, makalah ini akan membahas tentang definisi ilmu akhlak, objek kajian, sejarah kodifikasi serta hubungan ilmu akhlak dengan ilmu lain yang diharapkan dapat membantu dalam pembelajaran ilmu akhlak.
B.        Rumusan masalah
1.      Apa definisi ilmu akhlak ?
2.      Apa saja objek kajian ilmu akhlak ?
3.      Jelaskan sejarah kodifikasi ilmu akhlak ?
4.      Bagaimana hubungan ilmu akhlak dengan ilmu lain ?
C.       Tujuan Penelitian
1.      Untuk mengetahui definisi ilmu akhlak.
2.      Untuk mengetahui objek kajian ilmu akhlak.
3.      Untuk mengetahui sejarah kodifikasi ilmu akhlak.
4.      Untuk mengetahui hubungan ilmu akhlak dengan ilmu lain.






BAB II
PEMBAHASAN
A.  Definisi Ilmu Akhlak
1. Menurut Ibnu Athir “Hakikat makna khuluq itu, ialah gambaran batin manusia yang tepat (yaitu jiwa dan sifat - sifatnya), sedang khalqu merupakan gambaran bentuk luarnya (raut muka, warna kulit, tinggi rendahnya tubuh dan lain sebagainya)”
2.  Menurut Prof. Dr. Ahmad Amin memberikan definisi bahwa yang disebut akhlak “adhatul - Iradah” atau kehendak yang dibiasakan.
3. Menurut Prof. KH. Farid Ma’ruf membuat kesimpulan tentang definisi akhlak ini sebagai berikut “kehendak jiwa manusia yang menimbulkan perbuatan dengan mudah karena kebiasaan, tanpa memerlukan pertimbangan pikiran terlebih dahulu”
4. Menurut Dr. M Abdullah Dirroz, mengemukakan definisi akhlak sebagai berikut “akhlak adalah suatu kegiatan dalam kehendak yang mantap, kekuatan dan kehendak mana berkombinasi membawa kecenderungan pada pemilihan yang benar (dalam akhlak yang baik) atau pihak yang jahat (dalam hal akhlak yang jahat).[1]
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa ilmu akhlak adalah ilmu yang mempelajari kehendak manusia yang biasa dilakukan dan menentukan baik buruknya seseorang.
                                        


B.   Objek Kajian Ilmu Akhlak
            Objek pembahasan suatu ilmu dibedakan menjadi dua macam, yaitu objek material dan objek formal.
    1. Objek Material
Objek material suatu ilmu meliputi semua gejala-gejala umum atau hal-hal pokok yang dipelajari atau diselidiki oleh ilmu pengetahuan tersebut. Masalah pokok yang dipelajari oleh ilmu akhlak adalah manusia dan perbuatannya. Jadi objek material ilmu akhlak adalah perbuatan manusia.
    1. Objek Formal
Objek formal suatu ilmu adalah kajian yang bersifat khusus atau spesifik dari ilmu tersebut. Objek formal ilmu akhlak adalah perbuatan manusia ditinjau dari segi baik dan buruk.[2]

C.    Sejarah Kodifikasi Ilmu Akhlak
Dalam islam, kita ketahui bahwa nabi Muhammad SAW adalah manusia dengan akhlak yang sempurna. Akan tetapi dalam hal menggagas atau menulis akhlak dalam islam masih dalam perbincangan mengenai tokoh yang pertamakali muncul. Berikut akan dikemukakan beberapa teori.
1.      Tokoh yang pertama kali menggagas ilmu akhlak ialah Ali bin Abi Thalib. Ini berdasarkan sebuah risalah yang ditulisnya untuk putranya Al-Hasan, setelah kepulangannya dari perang shiffin. Didalam risalah tersebut terdapat banyak pelajaran akhlak dan berbagai keutamaan.
2.      Tokoh islam yang pertama kali menulis ilmu akhlak adalah Ismail bin Mahran Abu An-Nasshr As-Saukani, ulama abad ke-2 H. beliau menuliskan kitab akhlak yang pertama kali dikenal dalam islam.
3.      Pada abad ke-3 H, Ja’far bin Ahmad Al-Qummi menulis kitab Al-Mani’AT MIN Dukhul Al-Jannah.
Tokoh-tokoh lain yang membicarakan tentang akhlak adalah : Ar-Razy (250-313 H), Ali bin Ahmad alkufi pada abad ke-4 H, Ibnu Maskawih pada abad ke-5, Waran bin Abi Alfawaris pada abad ke-6 H, Syekh khawajah Nashir Ath-thusi pada abad ke-7H.[3]

D.    Hubungan Ilmu Akhlak dengan Ilmu lain
1.    Hubungan Ilmu Akhlak dengan Ilmu Tasawuf
Al- qur’an dan hadist menekankan nilai - nilai kejujuran, kesetiakawanan, persaudaraan, rasa kesosialan, keadilan, tolong menolong, murah hati, suka memberi maaf, sabar, baik sangka dan sebagainya. Orang yang bertaqwa adalah orang yang berakhlak mulia dalam diri mereka. Dalam istilah sufi disebut dengan al-takhalluk bi akhlalaqillah yaitu berbudi pekerti dengan budi pekerti Allah atau al-ittishaf bi shifatillah, yaitu mensifati diri dengan sifat - sifat yang dimiliki Allah.
Untuk tujuan ilmu tasawuf ini, ilmu akhlak dapat membantu seseorang untuk menghilangkan berbagai kotoran hati yang dapat menghalangi pemiliknya dari esensi ketuhanan. Dapat dikatakan bahwa akhlak merupakan pintu gerbang ilmu tasawuf.[4]

2.   Hubungan Ilmu Akhlak dengan Ilmu Tauhid
Ilmu Tauhid sebagaiman dikemukakan Harun Nasution mengandung arti sebagai ilmu yang membahas cara - cara meng-Esakan Tuhan, sebagai salah satu sifat yang terpenting diantara sifat - sifat Tuhan lainnya. Ilmu Tauhid itu pada intinya berkaitan dengan upaya memahami dan meyakini adanya Tuhan dengan segala sifat dan perbuatan-Nya.
Ilmu tauhid memberikan landasan terhadap ilmu akhlak, sementara ilmu akhlak memberikan penjabaran dan pengalaman dari ilmu tauhid. Dengan demikian, tauhid tanpa akhlak yang mulia tidak akan ada artinya, dan akhlak yang mulia tanpa tauhid tidak akan kokoh.
3.                                                                                                                                                   Hubungan Ilmu Akhlak dengan Ilmu Jiwa
                                    Psikologi adalah ilmu yang mempelajari berbagai hal yang berhubungan dengan keadaan jiwa. Disamping itu, psikologi juga mempelajari masalah – masalah yang berhubungan dengan kecerdasaan, bakat naluri, watak dan lain sebagainya.
Hubungan antara ilmu akhlak dengan ilmu jiwa/ psikolog sangat erat dan saling berkait. Hanya saja, ilmu akhlak memfokuskan pada nilai suatu perbuatan, sementara ilm jiwa lebih memfokuskan kepada faktor – faktor yang mendorong lahirnya suatu perbuatan.
Dengan demikian ilmu akhlak sangat membutuhkan ilmu jiwa, sebab dengan mengetahui faktor – faktor yang mendorong terlahirnya suatu perbuatan akan memudahkan ilmu akhlak dalam mengarahkan manusia untuk selalu berusaha berbuat baik dan meninggalkan perbuatan buruk.
D. Hubungan Ilmu Akhlak dengan Ilmu Pendidikan
            Tujuan pendidikan dalam pandangan islam banyak berhubungan dengan kualitas manusia yang berakhlak. Selain itu, terbentuknya seorang hamba Allah yang patuh dan tunduk melaksanakan segala perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya serta memiliki sifat – sifat dan akhlak yang mulia menjadi tujuan pendidikan dalam islam.
            Dalam pelaksanaan pendidikan, memerlukan banyak dukungan. Baik dari orang tua, guru, pimpinan serta tokoh masyarakat dilingkungan. Dan ini semua bagian dari pelaksanaan pendidikan, yang berarti pula tempat dilaksanakannya pendidikan akhlak.
            Oleh karena itu, pendidikan budi pekerti dan akhlak adalah jiwa pendidikan islam. Mencapai suatu akhlak yang sempurna adalah tujuan sebenarnya dari pendidikan.
   E. Hubungan Ilmu Akhlak dengan Ilmu Filsafat
            Filsafat sebagaiman diketahui suatu upaya berpikir mendalam atau sering diartikan sebagia cinta kebijaksanaan dalam rangka menemukan inti mengenai segala sesuatu. Setiap manusia memiliki cara dan pendekatan yang berbeda dalam menghadapi sesuatu. Dengan demikian ada metode dan pendekatan yang berbeda dalam mengajarkan akhlak agar tepat sesuai dengan tingkat dan daya tangkap seseorang.
                        Dalam pemikiran Ibn Khaldun, bahwa manusia adalah makhluk budaya yang kesempurnaannya baru akan terwujud manakala ia berinteraksi dengan lingkungan sosialnya. Ini menunjukkan tentang perlunya pembinaan manusia, termasuk dalam pembinaan akhlak.[5]
                        Pemikiran filsof tersebut akan memberikan masukan yang berguna dalam merancang dan merencanakan tentang cara-cara membina manusia yang berakhlak agar terciptanya kehidupan yang aman dan damai.


BAB III
KESIMPULAN DAN PENUTUP
A.    Kesimpulan
Ilmu akhlak adalah ilmu yang mempelajari kehendak manusia yang biasa dilakukan dan menentukan baik buruknya seseorang. Objek material ilmu akhlak adalah perbuatan manusia sementara objek formal ilmu akhlak adalah perbuatan manusia ditinjau dari segi baik dan buruk.
Banyak tokoh penggagas sekaligus penulis ilmu akhlak namun, nabi Muhammad SAW adalah sumber dari akhlak yang sempuna.
Ilmu akhlak mempunyai hubungan dengan ilmu-ilmu lain. Tauhid tanpa akhlak yang mulia tidak akan ada artinya, dan akhlak yang mulia tanpa tauhid tidak akan kokoh. Ilmu jiwa/psikolog membantu ilmu akhlak dalam mengarahkan manusia untuk selalu berusaha berbuat baik dan meninggalkan perbuatan buruk.Mencapai suatu akhlak yang sempurna adalah tujuan sebenarnya dari pendidikan. Ilmu filsafat mengajarkan tentang cara-cara membina manusia yang berakhlak agar terciptanya kehidupan yang aman dan damai.
  1. Saran – Saran
Pada zaman yang modern dan serba cangkih ini, manusia dapat dengan mudah bergaul dengan banyak orang dengan latar belakang yang berbeda. Dengan adanya mata kuliah Ilmu Akhlak ini diharapkan dapat membantu mahasiswa-mahasiswi dalam membentengi diri agar tidak tergolong manusia yang berakhlak tercela.



C.    Penutup
Demikian makalah yang kami buat, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca. Penulis menyadari makalah ini jauh dari kat sempurna, oleh karena itu penulis butuh saran dan kritik yang membangun dari pembaca. Dan apabila terdapat  kesalahan mohon dapat mema'afkan dan memakluminya.

























DAFTAR PUSTAKA
Mustofa. 2014.Akhlak Tasawuf. Bandung: Pustaka Setia.
Suraji, Imam. 2013. Etika dalam Perspektif Al-qur’an dan Al-hadist. Pekalongan: Stain Press

Anwar, Rosihon. 2010. Akhlak Tasawuf. Bandung: Setia Pustaka.
Nata, Abuddin. 2013. Akhlak Tasawuf dan Karakter Mulia. Bandung: Rajawali Pers.
Hubungan Ilmu Akhlak dengan Ilmu lainnya.2014. http://studiilmuagama.blogspot.com/2014/04/hubungan-ilmu-akhlak-dengan-ilmu-lainnya. akses 25 September 2015 pukul 2015
Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan Akhlak dan Ilmu Akhlak. 2015. http://arifulamar88.blogspot.co.id/2015/02/sejarah-pertumbuhan-dan-perkembangan. akses 26 September 2015 pukul 07.15













[1] Mustofa, Akhlak Tasawuf, (Bandung: Pustaka Setia. 2014), Cet VI, hal  12,13, 14.
[2] Imam Suraji, Etika dalam perspektif al-qur’an dan al-hadist, (Pekalongan: Stain press, 2013), hal 06
[3] Rosihon Anwar, Akhlak Tasawuf (Bandung: Pustaka Setia, 2010), hal 59-60.
[4] Rosihon Anwar, Akhlak Tasawuf, (Bandung: Setia Pustaka, 2010), hal 42
[5] Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf dan Karakter Mulia,(Bandung: Rajawali Pers, 2013) hal.17

Comments

Popular posts from this blog

Makalah : Evaluasi Hasil Belajar (Psikologi Pendidikan)

PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini tanpa halangan suatu apapun.               Dengan adanya evaluasi hasil belajar, seorang pendidik dapat melihat pencapaian belajar peserta didik. Melalui evaluasi yang tepat, pendidik dapat menyelesaikan masalah pembelajaran yang dialami siswa. Guru dapat memilih jenis evaluasi yang ada, berdasarkan kebutuhan siswa. Materi evaluasi hasil belajar perlu diberikan kepada mahasiswa program Pendidikan Guru MI (PGMI) sebagai bekal dan pengetahuan sebelum turun dilapangan.             Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Semoga dengan mempelajari evaluasi hasil belajar, kita dapat menambah wawasan dan dapat mengamalkannya. Pekalongan, Oktober 2016      Penulis DAFTAR ISI PRAKATA   .............................................

Makalah: Pembelajaran Keterampilan Menulis - Maharah Al-Kitabah (Pembelajaran Bahasa Arab)

DAFTAR ISI DAFTAR ISI   ...............................................................................................      2 BAB I    PENDAHULUAN ..........................................................................      3   A. Latar Belakang Masalah ...................................................................      3   B. Rumusan masalah ..............................................................................      3   C. Tujuan Penelitian ...............................................................................      3 BAB II PEMBAHASAN ..............................................................................      5 A. Pengertian Pembelajaran ....................................................................      5 B. Pembelajaran Keterampilan Menulis ..................................................      5 B. Langkah-langkah Pembelajaran Menulis ( Kitabah ) ............................      6 B. Kelebihan dan Kelemahan Pemb

Instrumen Penilaian Proses dan Hasil Pembelajaran dalam Bahasa Indonesia

BAB II PEMBAHASAN A.     Pengertian penilaian dan pengukuran Penilaian sebagai proses untuk mendapatkan informasi dalam bentuk apapun yang dapat digunakan untuk dasar pengambilan keputusan tentang siswa, baik yang menyangkut kurikulum program pembelajaran, iklim sekolah, maupun kebijakan – kebijakan sekolah. Menurut peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan Nomor 66 Tahun 2013 tentag standar penilain mendefinisikan penilain adalah sebagai proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik. [1] Secara formal hal ini dinyatakan sebagai salah satu prinsip penialain menurut peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian pendidian sebagai berikut : 1.          Sahih, berarti penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan kemampuan yang diukur. 2.          Objektif, penilain didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas, tidak dipengaruhi objektivitas peniali. 3.