BAB II
PEMBAHASAN
A.
Definisi Evaluasi
Evaluasi merupakan pengukuran ketercapaian
program pendidikan, perencanaan suatu program substansi pendidikan, termasuk
kurikulum dan pelaksanaannya, pengadaan dan peningkatan kemampuan guru,
pengelolaan pendidikan, dan reformasi pendidikan secara keseluruhan.[1]
Kekuatan dan kelemahan dari program
pengajaran yang telah disusun oleh guru, biasanya dapat diketahui dengan lebih
jelas setelah program tersebut dilaksanakan di kelas dan dievaluasi dengan
seksama serta melakukan penilaian kelas. Penilaian kelas yang baik memiliki
syarat adanya keterkaitan langsung dengan aktivitas proses belajar mengajar.
B.
Tujuan
dan Prinsip Evaluasi
1.
Tujuan
Evaluasi
Tujuan evaluasi dapat dilihat dari dua segi, tujuan umum dan tujuan
khusus. L. Pasaribu dan Sinjutak, menegaskan bahwa :
a. Tujuan umum dari evaluasi adalah sebagai berikut :
1) Mengumpulkan data – data yang membuktikan taraf kemajuan murid dalam
mencapai tujuan yang diharapkan.
2) Memungkinkan pendidik/guru menilai aktivitas/pengalaman yang didapat.
3) Menilai metode mengajar yang dipergunakan.
b. Tujuan khusus dari evaluasi adalah berikut ini :
1) Merangsang kegiatan siswa.
2) Menemukan sebab – sebab kemajuan atau kegagalan.
3) Memberikan bimbingan yang sesuai dengan kebutuhan, perkembangan dan bakat
siswa yang bersangkutan.
4) Memperoleh bahwa laporan tentang perkembangan siswa yang diperlakukan
orang tua dan lembaga pendidikan.
2.
Prinsip
Evaluasi
Evaluasi
hasil belajar murid berarti juga meramalkan secara tepat keuntungan baginya
yang diperoleh melalui pendidikan formalnya. Disamping itu pelajar diharapkan
pula memiliki keuntungan pengalaman-pengalaman dari sekolahnya yang harus
menentukan batas-batas kesanggupan penyesuaian pada tuntutan-tuntutan kehidupan
waktu sekarang dan yang akan datang, yang dapat dicapainya sebagai hasil
pengalaman-pengalaman belajarnya..
Dengan demikian,
evaluasi atau penilai mengenai hasil-hasil belajar meliputi:
a) Pengukuran atau peramalan kemajuan
pelajar dalam arti persiapan yang teliti dan penyelenggaraan yang tepat dalam
memerankan teknik-teknik, dan
b)
Mencatat
sebaik-baiknya dan memberi interprestasi data-data yang dihasilkan.
Dalam memberi
interprestasi secara luas, evaluasi pendidikan meliputi tidak saja menilai
kemajuan murid, tetapi juga terhadap kurikulum yang diberikan, organisasi sekolah
teknik-teknik mengajar dan hasil-hasil pendidikan.[3]
C.
Sistem
dan Jenis Evaluasi
1. Sistem Evaluasi
2. Jenis Evaluasi
a)
Evaluasi Formatif
1) Fungsi : untuk memperbaiki proses belajar mengajar ke arah yang lebih
baik, atau memperbaiki program satuan pelajaran yang telah digunakan.
2) Tujuan : untuk mengetahui hingga di mana penguasaan murid tentang bahan
yang telah diajarkan dalam suatu program satuan pelajaran.
3) Aspek – aspek yang dinilai : yang berkenaan dengan hasil kemampuan
belajar murid, meliputi : pengetahuan, keterampilan, sikap dan penguasaan
terhadap bahan pelajaran yang telah disajikan.
4) Waktu pelaksanaan : setiap akhir pelaksanaan satuan program belajar
mengajar.
b)
Evaluasi Sumatif
1) Fungsi : untuk menentukan angka/nilai murid yang telah mengikuti program
pengajaran dalam satu caturwulan, semester, akhir tahun atau akhir dari suatu
program bahan pengajaran dari suatu unit pendidikan. Di samping itu, untuk
memperbaiki situasi proses belajar mengajar ke arah yang lebih baik serta untuk
kepentingan penilaian selanjutnya.
2) Tujuan : untuk mengetahui taraf hasil belajar yang dicapai oleh murid
setelah menyelesaikan program bahan pengajaran dalam suatu catur wulan,
semester, akhir tahun atau akhir suatu program bahan pengajaran pada suatu unit
pendidikan tertentu.
3) Aspek – aspek yang dinilai : kemajuan belajar, meliputi : pengetahuan,
keterampilan, sikap dan penguasaan murid tentang materi pelajaran yang sudah diberikan.
4) Waktu pelaksanaan : akhir caturwulan, semester, atau akhir tahun.
c)
Evaluasi Placement (penempatan)
1) Fungsi : untuk mengetahui keadaan anak termasuk keadaan seluruh
pribadinya, agar anak tersebut dapat ditempatkan pada posisi yang tepat.
2) Tujuan : untuk menempatkan anak didik pada kedudukan yang sebenarnya,
berdasarkan bakat, minat, kemampuan, kesanggupan serta keadaan – keadaan
lainnya, sehingga anak tidak mengalami hambatan dalam mengikuti setiap
program/bahan yang disajikan guru.
3) Aspek – aspek yang dinilai : meliputi : keadaan fisik, psikis, bakat,
kemampuan/pengetahuan, keterampilan, sikap dan lain – lain aspek yang dianggap
perlu bagi kepentingan pendidikan anak selanjutnya.
4) Waktu pelaksanaan : penilaian ini sebaiknya dilaksanakan sebelum anak mengikuti
proses belajar – mengajar yang permulaan. Atau anak tersebut baru akan
mengikuti pendidikan di suatu tingkat tertentu.
d)
Evaluasi Diagnostik
1)
Fungsi : untuk mengetahui masalah – masalah apa
yang diderita atau yang mengganggu anak didik, sehingga ia mengalami kesulitan,
hambatan atau gangguan ketika mengikuti program tertentu. Dan bagaimana usaha
untuk memecahkannya.
2) Tujuan : untuk mengatasi/membantu pemecahan kesulitan atau hambatan yang
dialami anak didik waktu mengikuti kegiatan belajar – mengajar pada suatu
bidang studi atau keseluruhan program pengajaran.
3) Aspek – aspek yang dinilai : hasil belajar, latar belakang kehidupan
anak, keadaan keluarga, lingkungan, dan lain – lain.
D.
Teknik
dan Prosedur Pelaksanaan Evaluasi
1. Teknik Evaluasi
Dengan menggunakan teknik-teknik
evaluasi, diharapkan dapat mengukur sambutan-sambutan dalam pengajaran
seobjektif mungkin. Itulah sebabnya teknik-teknik evaluasi penting digunakan,
dan untuk menggunakannya perlu diperhatian hal-hal sebagai berikut:
a)
Menyusun
bahan-bahan evaluasi, jika evaluasi dibuat oleh guru.
b)
Memilih
bahan-bahan evaluasi , jika evaluasi berasal dari tes-tes atau skala yang telah
distandarisasi .
c)
Menelaah
semua jenis metode-metode evaluasi yang dapat digunakan, dengan segala
seluk-beluknya sampai sekecil-kecilnya sejumlah alat-alat serupa ini yang pada
waktu sekarang dipakai.
Dengan demikian hasil-hasil yang diperoleh dari
penyelenggaraannya bernilai prktis dalam usaha pembangunan pendidikan modern di
atas puing-puing yang lama.
2. Prosedur Pelaksanaan Evaluasi
Setiap jenis atau bentuk butir soal
mempunyai cara penilaian atau scoring-nya masing-masing.
a)
Penilaian (scoring) tes objektif
Tes ini dikatakan objektif karena nilai (score)setiap
butir soal sudah dapat ditetapkan lebih dahulu dan pola jawaban sudah
ditetapkan oleh penyusun soalnya sehingga pemeriksa hanya tinggal mencocokkan
saja dengan kuncinya. Kelemahannya ialah kemungkinan siswa yang tidak belajar
pun dapat menebak-nebak (guessing)saja alternative jawaban yang
ditawarkan, meskipun yang bersangkutan tidak mengerti sama sekali. Setiap
bentuk soal mempunyai cara penilaian sendiri sebagai berikut:
1)
Penilaian
butir soal benar-salah (B-S)
Nilai akhir (net score)untuk keseluruhan
butir soal B-S ini dapat dikoreksi lebih dahulu dengan rumusan tebakan (formula
for guessing)sebagai berikut:
Jadi nilai bersih (akhir) = jumlah
yang benar dikurangi jumlah jawaban yang salah. Karena itu, mungki saja seorang
siswa mendapat nilai minus (-) kalau jawaban lebih baik yang salah daripada
yang benar.
2)
Penilaian
butir soal pilihan berganda (PG)
Nilai bersih (net score)juga harus dikoreksi
dengan menggunakan formula:
Score
(Net) = R(ight) – W(rong)
n - 1
Pada dasarnya nilai akhir sama, ialah
jumlah jawaban yang benar (right) dikurangi dengan jumlah jawaban yang salah.
Namun yang berakhir itu dibagi dahulu dengan jumlah alternative (n) umpan
jawaban minus 1.
3)
Penilaian
butir soal isian
Setiap bagian yang kosong (yang seyogyanya
diisi atau mungkin juga memang harus dikosongkan) kalau diisi dengan benar atau
tidak diisi kalau memang harus dikosongkan, dapat diberi nilai (score) 1
(satu).
Nilai
akhir tidak perlu dikoreksi, karena kalau siswa (testee) memang tidak
tahu jawabannya pasti akan salah dan tidak mungkin ditebak-tebak.
4)
Penilaian
butir soal menjodohkan
Penilai butir soal menjodohkan diberikan
berdasarkan kelompok alternatif jodohnya (jawabannya).Jadi, kalau pernyataannya
(stem) itu 4, sedangkan alternatif jodohnya 5, maka kalau benar
menjodohkannya nialainya ialah 4, dan bukan 5.Untuk setipa pernyataan
artinya mempunyai 1 nilai.Nilai bersih dapat dicapai dengan mengadakan koreksi
pula dengan menggunakan formula seperti untuk pilihan ganda.
b)
Penilaia
test uraian atau essay
Dalam bentuk soal ini siswa (testee)harus
mengkreasikan bentuk-bentuk kalimat atau jawabannya sendiri. Sudah barang tentu
sifat jawaban ini akan beragam (bervariasi) meskipun mungkin materi jawabannya
sama. Bobot nilai setiap soal uraian (essays)tidak perlu sama,
bergantung kepada kriteria atau aspek yang dinilainya. Kalau titik berat
penilai tidak ditekankan kepada ide-ide pokok materi jawaban dari semua siswa (testee)
untuk setiap soal yang sama. Cara lain, untuk mengurangi faktor subjektif
penilaian itu dapat dilakukan dengan diadakan penilaiannya oleh dua orang atau
lebih. Nilai akhirnya merupakan consensus atau rata-rata dari nilai yang
diberikan oleh para penilai.[5]
[1] Abdul Majid, Perencanaan
Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya 2013), h.185
[2] Abu Ahmadi, dkk. “Psikologi Belajar”. (Jakarta
: Rineka Cipta, 2013), hlm.199-200
[3] Z. Kasijan, Psikologi
Pendidikan, (Bojonegoro: PT Bina Ilmu, 1987), h.4
[4] Abu Ahmadi, dkk,Op.cit,hlm. 201-203.
[5] Abin Syamsuddin
Makmun, Psikologi Kependidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005),
h.204-207
Comments
Post a Comment