PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
ini tanpa halangan suatu apapun.
Dengan adanya materi umpan balik,
diharapkan mahasiswa khususnya program Pendidikan Guru MI (PGMI) dapat belajar mengondisikan
kelas dan dapat melakukan pembelajaran yang efektif. Umpan balik bermanfaat
dalam memancing keaktifan peserta didik, membantu guru dalam melakukan
penilaian langsung kemampuan peserta didik dan membantu guru dalam memilih
bentuk evaluasi nantinya . Dengan demikian, para calon guru memiliki bekal
untuk mengajar nantinya.
Tidak lupa penulis mengucapkan
banyak terimaksih kepada semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan
makalah ini, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah tepat waktu. Penulis
berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan bagi
pembaca pada umumnya. Semoga dengan mempelajari umpan balik, dapat menambah wawasan
dan dapat diamalkan.
Pekalongan, Desember 2016
Penulis
DAFTAR ISI
PRAKATA ................................................................................................... 2
DAFTAR ISI
............................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................... 4
A. Latar Belakang Masalah............................................................. 4
B. Rumusan masalah........................................................................ 4
C. Tujuan
Penulisan.......................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN............................................................................. 5
A. Makna Umpan
Balik................................................................... 5
B. Tujuan Umpan
Balik................................................................... 6
C. Fungsi Umpan
Balik.................................................................... 8
D. Teknik Mendapatkan Umpan Balik............................................ 10
BAB III PENUTUP...................................................................................... 14
A. Kesimpulan................................................................................. 14
B. Kritik dan Saran.......................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 15
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pola umum terjadinya interaksi belajar mengajar adalah terjadinya
interaksi antara tiga unsur, yaitu guru, bahan dan anak didik. Bahan sebagai
perantara untuk terjadinya interaksi belajar mengajar antara guru dengan anak
didik. Bahan pelajaran yang perlu dikuasai oleh guru bukan hanya bahan pokok
yang sesuai dengan keahlian, melainkan juga bahan penunjang di luar keahlian. Dalam
menyampaikan bahan pelajaran pokok sebaiknya dimanfaatkan pula bahan
penunjangnya sebagai upaya mendapatkan umpan balik dari anak didik.
Umpan balik yang diberikan oleh anak didik selama pelajaran
berlangsung bermacam-macam, tergantung dari rangsangan yang diberikan oleh
guru. Rangsangan guru dalam bentuk tanya, maka tanggapan anak didik dalam
bentuk jawab dan sebaliknya.
Untuk mendapatkan umpan balik dari anak didik diperlukan beberapa
teknik yang sesuai dan tepat dengan diri setiap anak didik sebagai makhluk
individual.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa Makna Umpan Balik ?
2.
Apa Tujuan Umpan Balik ?
3.
Apa Fungsi Umpan Balik ?
4.
Bagaimana Teknik Mendapatkan Umpan Balik ?
C.
Tujuan Penulisan
1.
Untuk mengetahui makna umpan balik
2.
Untuk mengetahui tujuan umpan balik
3.
Untuk mengetahui fungsi dari umpan balik
4.
Untuk mengetahui dan menerapkan teknik mendapatkan umpan balik
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Makna Umpan Balik
Yang dimaksud umpan balik adalah pemberian informasi yang diperoleh
siswa untuk memperbaiki atau meningkatkan pencapaian/hasil belajarnya.[1]
Dalam kondisi tertentu, umpan balik dapat berfungsi memperbaiki
belajar siswa. Kondisi atau keadaan siswa maupun situasi pengajaran menentukan
keberhasilan usaha pemberian umpan balik terhadap belajar siswa. Sehingga dalam
memberikan umpan balik guru harus melihat keadaan siswa, bahan yang hendak
dipelajari dan kondisi saat jam pelajaran.
Melalui umpan balik seorang siswa dapat mengetahui sejauhmana bahan
yang telah diajarkan dapat dikuasainya, dengan umpan balik siswa dapat
mengoreksi kemampuan diri sendiri, atau dengan kata lain, sebagai koreksi
terhadap kemajuan belajar siswa itu sendiri. Selain itu, siswa dapat
mengerjakan beberapa topic dan ketrampilan tertentu disbanding topic dan
ketrampilan lainnya.
Bagi seorang guru, dengan umpan balik ia dapat mengetahui
sejauhmana materi yang diajarkan telah dikuasi oleh siswa. Setelah mengetahui
tingkat kemampuan siswa, guru dapat menentukan bentuk evaluasi yang akan
diberikan pada pertemuan selanjutnya.
Herman Hudoyono mengatakan “berikan umpan balik kepada siswa dengan
cara memberikan jawaban soal kepada siswa, dapat pula ditunjukkan kesalahan-kesalahan
yang dilakukan oleh siswa pada saat mengoreksi tugas-tugasnya.[2]
Dengan demikian, umpan balik bermakna dalam usaha meningkatkan kualitas pendidikan, terlebih
lagi untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan secara benar dan maksimal.
B.
Tujuan Umpan Balik
Pengajar seharusnya dapat mengetahui sejauhmana murid mengerti
bahan yang telah diajarkan, sehingga pengajar dapat menentukan apakah akan
melanjutkan materi selanjutnya atau perlu adanya pengulangan. Apabila masih
banyak materi yang belum dimengerti oleh murid, sebaiknya pengajar mengulang
materi tersebut. Seringnya murid tidak mengetahui sejauhmana mereka mengerti
dengan bahan ajar yang telah disampaika. Oleh karena itu, pengajar perlu
mengadakan umpan balik.
Umpan balik tidak sama dengan penilain. Umpan balik hanya bertujuan
untuk mencari informasi sampai dimana murid mengerti bahan yang telah dibahas.
Selain itu murid/mahasiswa juga diberikan kesempatan untuk memeriksa sampai
dimana mereka mengerti bahan tersebut, sehingga mereka dapat melengkapi
pengertian-pengertian yang belum lengkap.[3]
Setiap umpan balik pengajaran menentukan isi pelajaran berikutnya.
Oleh karena itu, umpan balik tidak hanya perlu bagi guru, malainkan juga perlu
bagi murid.
Tanya jawab memungkinkan guru untuk memeriksa pemahaman murid
tentang pelajarannya, dan ini penting untuk mengetahui sejauhmana murid
menangkap topik yang diajarkan. Umpan balik langsung tersebut menjadi kelebihan
mengajar seluruh kelas secara interaktif dibandingkan metode-metode individual,
dimana umpan balik pemahaman murid lebih lambat diterima oleh guru.
Menurut Kardi dan Nur, untuk memberikan umpan balik yang efektif
kepada siswa yang jumlahnya banyak, dapat digunakan beberapa pedoman yang patut
dipertimbangkan, sebagai berikut:
1.
Memberikan umpan balik sesegera mungkin setelah latihan, hal ini
tidak berarti umpan balik perlu diberikan kepada siswa dengan seketika, namun
umpan balik seharusnya diberikan segera setelah latihan sehingga siswa dapat
mengingat dengan jelas kinerja mereka sendiri.
2.
Mengupayakan agar umpan balik jelas dan spesifik mungkin agar dapat
membantu siswa.
3.
Umpan balik ditujukan langsung pada tingkah laku dan bukan pada
maksud yang tersirat dalam tingkah laku tersebut.
4.
Menjaga umpan balik sesuai dengan tingkat perkembangan siswa.
5.
Memberikan pujian dan umpan balik pada kinerja yang benar.
6.
Apabila memberi umpan balik negatif, tunjukkan bagaimana
melakukannya dengan benar. Apabila mengetahui bahwa sesuatu telah dilakukan
salah umpan balik negatif harus selalu disertai dengan demonstrasi yang benar
oleh guru.
7.
Membantu siswa memusatkan perhatiannya pada proses dan bukan pada
hasil.
8.
Mengajari siswa cara memberi umpan balik kepada dirinya sendiri,
dan bagaimana menilai keberhasilan kinerjanya sendiri.[4]
Dalam pembelajaran
yang berorientasi pada keaktifan siswa sendiri memiliki beberapa kadar. Berikut
kadar pembelajaran tersebut dilihat dari proses
pembelajaran:
1.
Adanya keterlibatan siswa baik secara fisik, mental emosional
maupun intelektual dalam setiap proses pembelajaran. Hal ini dapat dilihat dari
tingginya perhatian, serta motivasi siswa untuk menyelesaikan tugas yang
diberikan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
2.
Siswa belajar secara langsung.
3.
Adanya keinginan siswa untuk menciptakan iklim belajar yang
kondusif
4.
Keterlibatan siswa dalam mencari dan memanfaatkan setiap sumber
belajar yang tersedia yang dianggap relevan dengan tujuan pembelajaran.
5.
Adanya keterlibatan siswa dalam melakukan prakarsa, seperti
menjawab dan mengajukan pertanyaan, berusaha memecahkan masalah yang diajukan
atau yang timbul selama proses pembelajaran berlangsung.
6.
Terjadinya interaksi yang multi-arah baik antara siswa dengan siswa
atau antara guru dan siswa. Interaksi ini juga ditandai dengan keterlibatan
semua siswa secara merata. Artinya pembicaraan atau proses tanya jawab tidak
didominasi oleh siswa-siswa tertentu.[5]
C.
Fungsi Umpan Balik
Umpan
balik mempunyai tiga fungsi utama, yakni informasional, motivasional, dan
komunikasional.
1. Fungsi
Informasional
Tes sebagai alat penilain pencapaian/hail belajar siswa diperiksa
menurut kriteria tertentu yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Hasil tes itu,
dengan demikian memberikan informasi tentang sejauhmana siswa telah menguasai
materi yang diterimanya dalam proses/kegiatan belajar mengajar. Berdasarkan
informasi ini dapat diupayakan umpan balik berupa pengayaan atau perbaikan.
Informasi
yang diberikan dalam umpan balik dibedakan atas lima tingkat, yakni:
a)
Tidak ada umpan balik
b)
Umpan balik berupa keterangan mengenai salah atau benar jawaban
yang diberikan siswa
c)
Umpan balik berupa keterangan mengenai salah benara jawaban
ditambah dengan menunjukkan jawaban yang benar (knowledge of the correct
response [KCR])
d)
KCR + penjelasan; dan
2.
Fungsi Motivasional
Motivasi dapat diartikan sebagai dorongan yang memungkinkan siswa
untuk bertindak atau melakukan sesuatu. Dorongan itu hanya mungkin muncul dalam
diri siswa manakala siswa merasa membutuhkan (need). Siswa yang merasa
butuh akan bergerak dengan sendirinya untuk memenuhi kebutuhannya.[7]
Dengan pemberian umpan balik, maka tes dapat sekaligus berfungsi
sebagai motivator bagi siswa untuk belajar. Namun terkadang guru memanfaatkan
tes dadakan sebagai alasan untuk motovasi siswa dalam belajar. Berharap agar
siswa termotivasi dalam belajar dan selalu siap menerima tes sebagai kriteria
keberhasilan dalam pembelajaran, tes dadakan justru dianggap kurang tepat. Hal
tersebut justru akan menimbulkan kecemasan pada siswa saat mengerjakan
soal-sola tes, dan hasil kinerja siswa kurang maksimal.
3.
Fungsi Komunikasional
Pemberian umpan balik merupakan komunikasi antara siswa dan guru.
Guru menyampaikan hasil evaluasi kepada siswa, dan bersama siswa membicarakan
upaya peningkatan atau perbaikannya. Dengan demikian, melalui umpan balik siswa
mengetahui letak kelemahannya, dan sendiri atau bersama guru bereaksi terhadap
hasil tersebut.[8]
Pengukuran
tentang taraf atau tingkatan keberhasilan proses belajar mengajar berperan
penting. Karena itu, pengukurannyaharus betul-betul syahih (valid), andal
(reliable), dan lugas (objective). Hal ini mungkin tercapai bila
alat ukurannya disusun berdasarkan kaidah, aturan, hokum atau ketentuan
penyusunan butir tes.
Pengajaran perbaikan biasanya mengandung kegiatan-kegiatan sebegai
berikut:
a)
Mengulang pokok bahasan seluruhnya
b)
Mengulang bagian dari pokok bahasan yang hendak dikuasai
c)
Memecahkan masalah atau menyelesaikan soal-soal bersama-sama
d)
Memberikan tugas-tugas khusus.[9]
D.
Teknik Mendapatkan Umpan Balik
Untuk
mendapatkan umpan balik dari anak didik diperlukan beberapa teknik yang sesuai
dan tepat dengan diri setiap anak didik sebagai makhluk individual. Berikut ini
akan diuraikan beberapa teknik untuk mendapatkan umpanbalik dari anak didik.
1.
Memancing Apersepsi Anak Didik
Apersepsi adalah suatu penafsiran
buah pikiran yaitu menyatupadankan dan mengasimilasi sesuuatu pengamatan dan
pengalaman yang telah dimiliki. Apersepsi sebagai salah satu fenomena psikis
yang dialami individu tetkala ada suatu kesan baru yang masuk dalam kesadaran
serta bersosialisasi dengan kesan-kesan lama yang sudah dimiliki dibarengi
dengan pengolahan sehingga menjadi kesan yang luas, kesan yang lama disebut
dalam apersepsi.[10]
Pengalaman anak mengenai bahan
pelajaran yang telah diberikan merupakan bahan apersepsi yang dipunyai oleh
anak. Pertama kali anak menerima bahan pelajaran dari guru dalam suatu
pertemuan, merupakan pengalaman pertama anak untuk menerima sesuatu yang baru;
dan hal itu tetap menjadi milik anak. Dengan demikian, usaha guru menghubungkan
pengetahuan yang telah dimiliki anak didik dengan pengetahuan yang masih
relevan yang akan diberikan, merupakan teknik untuk mendapatkan umpan balik
dari anak didik dalam pengajaran.[11]
2.
Memanfaatkan Teknik Alat Bantu yang Akseptable.
Alat dapat dibagi menjadi 2 macam
yaitu alat dan alat bantu pengajaran, yang dimaksud dengan alat adalah
perintah, larangan dan sebagainya. Sedangkan alat bantu pengajaran adalah
berupa globe, kapur tulis, gambar, diagram, dan sebagainya.[12]
Bahan pelajaran adalah isi yang
disampaikan oleh guru dalam proses belajar mengajar. Bahan pelajaran yang rumit
dan kompleks cukup sukar untuk digambarkan melalui kata-kata dan kalimat. Daya
serap anak terhadap kalimat yang guru sampaikan relative kecil, karena anak
didik hanya dapat menggunakan indra pendengarannya (audio), bukan
penglihatannya (visual). Selain itu, juga karena penguasaan bahasa anak yang
relative belum banyak.
Aliran realisme sangat
mendukung penggunaan alat bantu dalam pengajaran. Menurut mereka, belajar yang
sempurna hanya dapat tercapai jika menggunakan alat bantu yang mendekati
realisasi.
Walaupun begitu, jangan sampai
kehadiran alat bantu yang lebih menarik anak didik daripada pelajaran yang akan
diberikan. Tujuan belajar anak didik bukkan untuk mengetahui bagaiman guru
membuatnya, melainkan bagaimana anak didik dapat menguasai pelajaran dengan
tuntas.[13]
3.
Memilih Motivasi yang Akurat
Motivasi adalah aspek yang sangat
penting untuk membelajarkan siswa. Tanpa adanya motivasi tidak mungkin siswa
memiliki kemauan untuk belajar. Oleh karena itu, membangkitkan motivasi
merupakan salah satu peran dan tugas guru dalam setiap proses pembelajaran.[14]
Ada beberapa bentuk motivasi yang
dapat guru gunakan guna mempertahankan minat anak didik terhadap bahan
pelajaran yang diberikan. Bentuk-bentuk motivasi dimaksud adalah:
a)
Memberi angka
Angka
dimaksud adalah sebagai simbol atau nilai dari hasil aktivitas belajar anak.
Angka atau nilai yang baik memberikan motivasi kepada anak didik untuk belajar.
b)
Hadiah
Hadiah
adalah sesuatu yang diberikan kepada orang lain sebagai penghargaan atau
kenang-kenangan/cenderamata. Keampuhan hadiah sebagai alat untuk mendapatkan
umpan balik dari anak didik akan terasa jika penggunaanya tepat.
c)
Pujian
Pujian
adalah alat motivasi yang positif. Setiap orang senang dipuji. Pujian harus
betul-betul sesuai dengan hasil kerja anak didik.
d)
Gerakan Tubuh
Gerak
tubuh dalam bentuk mimic yang cerah, dengan senyum, mengangguk, acungan jempol,
tepuk tangan, memberi salam, menaikkan bahu, geleng-geleng kepala, menaikkan
tangan dan lain-lain adalah sejumlah gerak fisik yang dapat memberikan umpan
balik dari anak didik.
e)
Memberi Tugas
Tugas
adalah suatu pekerjaan yang menuntut pelaksanaan untuk diselesaikan. Anak didik
yang menyadari akan mendapat tugas dari guru setelah mereka menerima bahan
pelajaran, akan memperhatikan penyampaian bahan pelajaran.
f)
Memberi ulangan
Ulangan
adalah salah satu strategi yang penting dalam pelajaran. Biasanya anak didik
akan giat belajar (baik di sekolahan atau di rumah) ketika diketahuinya akan
dilaksanakan ulangan.
g)
Mengetahui Hasil
Ingin
mengetahui adalah suatu sifat yang sudah melekat di dalam diri setiap orang.
Dengan mengetahui hasil dari apa yang telah dilakukan olah anak didik, dapat
mendorong anak didik giat belajar.
h)
Hukuman
Hukuman
dimaksudkan di sini yang bersifat mendidik. Kesalahan anak didik karena
melanggar disiplin dapat diberikan hukuman berupa sanksi menyapu lantai,
mencatat bahan pelajaran yang ketinggalan, atau apa saja yang bersifat
mendidik.[15]
4.
Menggunakan Metode yang Bervariasai
Metode adalah
suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam
mengajar hendaknya guru menggunakan metode yang bervariasi agar pembelajaran
tidak membosankan tetapi menarik perhatian anak didik, penggunaan metode yang
bervariasi juga hendaknya disesuaikan dengan situasi yang mendukung sesuai
dengan kondisi psikologi anak didik, oleh karena itu guru dituntut untuk
memiliki kompetensi dalam pemilihan metode yang tepat dalam mengajar. Faktor
yang mempengaruhi penggunaan metode dalam mengajar sebagai berikut:
a)
Tujuan dengan berbagai jenis dan fungsinya
b)
Anak didik dengan berbagai tingkat kematangannya
c)
Situasi yang bermacam-macam
d)
Fasilitas yang bermacam-macam kualitas dan kuantitasnya
e)
Pribadi guru serta kemampuan dan profisional yang berbeda-beda.[16]
Penggunaan
metode ceramah yang kemudian diselingi tanya jawab seperlunya untuk mengetahui
tingkat pemahaman anak didik terhadap apa yang baru saja dijelaskan, merupakan
cara yang dapat dipergunakan untuk mendapatkan umpan balik dari anak didik.
Setelah tanya jawab dirasa cukup, guru dapat melanjutkan dengan pemberian
penugasan individual atau diskusi kelompok. Penggunaan metode yang bervariasi
dapat membantu guru dalam mendapatkan umpan balik dari anak didik.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Umpan balik adalah pemberian informasi yang diperoleh siswa untuk
memperbaiki atau meningkatkan pencapaian/hasil belajarnya. Tujuan umpan balik
adalah untuk mencari informasi sampai dimana murid mengerti bahan yang telah
dibahas. Umpan balik memiliki fungsi sebagai fungsi informasional, fungsi
motivasionl dan komunikasional.
Dalam usaha mendapatkan umpan balik dari anak didik, perlu adanya
teknik yang digunakan seperti memancing apersepsi anak didik, memnfaatkan
teknik alat bantu yang akseptabel, memilih bentuk motivasi yang akurat, dan
menggunakan metode yang bervariasi.
B.
Kritik dan Saran
Penulis
menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna, masih banyak kekungaran
dan mungkin kesalahan. Untuk itu, kritik dan saran yang membangun sangat
penulisan butuhkan guna perbaikan kedepannya. Kemudian kritik dan saran tidak
akan ada artinyanya tanpa diuatarakan.
DAFTAR
PUSTAKA
Bahri, Syaiful dan Aswan Zain. 2013. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:
PT Rineka Cipta.
Mustakim, Zaenal. Strategi dan Metode Pembelajaran. 2015. Yogyakarta:
Matagraf Yogyakarta.
Sanjaya, Wina. 2008. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran.
Jakarta: Prenadamedia Group.
[1]
Zaenal Mustakim, Strategi dan Metode Pembelajaran, (Yogyakarta: Matagraf
Yogyakarta, 2015), hlm.188
[2] Ibid,
hlm.190
[3] Ibid,
hlm.191
[4] Ibid,
hlm.193-194
[5]
Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta:
Prenadamedia Group, 2008), cet. ke-1, hlm.183-184
[6] Zaenal
Mustakim, Op.Cit., hlm.194-195
[7] Wina
Sanjaya, Op.Cit. hlm. 174
[8] Zaenal
Mustakim Op.Cit., hlm. 197
[9]
Syaiful Bahri dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Rineka
Cipta, 2013), cet.ke-5, hlm. 108
[11] Ibid,
hlm.144
[13] Syaiful
Bahri dan Aswan Zain, Op.Cit, hlm. 145-147
[14] Wina
Sanjaya, Op.Cit. hlm. 174
[15] Syaiful
Bahri dan Aswan Zain, Op.Cit, hlm.149-158
[16] Zaenal
Mustakim Op.Cit., hlm.53
Comments
Post a Comment