-Makhluk
Istimewah-
Pagi yang cerah, tapi tidak dengan wajah Ryan yang terlihat lesuh.
"Huaaaam.."
"Hem.. kalau menguap itu, mulutnay ditutup" Angga menasehati.
" emang kenappa, kalau gak ditutup bro?"
"Takutnya itu meja, bangku, vas bunga pada kesedot sama mulut lo"
"Ah bisa aja lu bro, eh tapi kata orang dulu kalau menguap terus mulutnya gak ditutup setan pada masuk, emang bener gitu ?"
"Berarti lo orang dulu dong"
"Yee.. gue kan sebagai generasi muda yang setia mendengarkan nasehat orang jaman dulu"
"Yang jelas, kalau menguap terus mulut gak ditutup, banyak kuman yang kebawa angin masuk kedalam dan bisa menimbulkan penyakit"
"Oh.. gitu, ya udah lain kali gue tutup deh ini mulut kalau menguap"
"Emang semalem ngapain ? Kok udah siang masih ngantuk gitu"
"Nonton bola bro"
"Hemm.. kalau emang gak bisa ngatur waktu mending gak usah begadang bro"
"Abisnya seru bro, nyesel kalau gak nonton"
"Lebih nyesel lagi kalau gak sholat subuh gara-gara begadang semaleman"
"Hehe.. iya sih bro" jawab Ryan sambil menyenderkan kepala diatas meja, dengan suara lirih Ryanpun bernyanyi.
"Begadang jangan begadang.. (tereroret) kalau tiada artinya.. begadang boleh sajaa.. kalau ada perlunya"
Ciee.. Ryan semalem abis nonton bola apa nonton dangdutan, pagi-pagi kok udah nyanyi dangdut.. hee
Setelah beberapa menit guru mata pelajaran gak masuk kelas, akhirnya guru BK pun masuk.
"Asslamu'alaikum.. " ucap guru Bk
"Wa'alaikumsalam.." jawab murid-murid dengan kompak
"Hari ini pak Hamdan gak berangkat, baliau ada keperluan.Dan, kalian diminta mengerjakan halaman 109 sampai halaman 113, nanti kalau sudah selesai bukunya dikumpulkan dimeja pak Hamdan, jelas ?"
"Jelas bu.."
"Ya sudah Ibu tinggal, Ibu minta tolong jangan ramai dan silahkan mulai mengerjakan"
Guru Bk-pun pergi meninggalkan kelas.
"Huh untung pak Hamdan gak masuk hari ini, gue ngantuk banget" ucap Ryan yang merasa bahagia bisa terbebas dari pelajaran Matematika yang biasanya bikin Ryan tegang (soalnya Ryan yg ditanya terus, dan lagi gak bisa jawab).
"Pak Hamdan gak berangkat kenapa yah ..?" Anggapun mulai menerka-nerka.
"Mungkin baliau ngantuk juga, sama kaya gue gara-gara nonton bola semaleman"
Saut Ryan yang matanya mulai merem-melek.
"Eh.. jangan su'udzon, tadi pagi gue liyat pak Hamdan pergi ke puskemas sama istrinya, kayanya sih pak Hamdan sakit" sela Riri yang duduk dibelakang Ryan.
"Emang pak Hamdan sakit apa?" Tanya Cita.
"Tepetnya sih gue gak tahu, tapi gue liyat beliau batuk-batuk gitu"
"Ya udah bahasnya ntar lagi aja, sekarang kerjain ini soal-soal" ujar Amma sambil mulai mencari halaman yang ditugaskan.
Sampai jam pelajaran Matematika selesai, Ryan masih tidur dengan kepala diatas bukunya (yang ini don't tray at class yah !!hee)
Sebenarnya Ryan sudah niat mau ngerjain soal-soal itu (walaupun Ryan gak bisa, seenggaknya bisa nyontek temen sebangkunya) tapi soal-soal belum dijawab, eh Ryan malah ketiduran.
Seharian dilewati Ryan dengan kelesuhan.
Sampai akhirnya bel pulang sekolahpun berbunyi.
"Lo tadi dengar pengumuman kan ?" Tanya Angga sambil merapihkan buku dimeja.
"Pengumuman apa bro ?" Ryan malah balik nanya si Ryan yang mulai terlihat segar.
"Besok upacara memperingati hari Guru"
"Ngapain sih ada peringatan hari Guru segala ?"
"Ya salah satunya biyar kita selalu ingat jasa para guru"
"Udah kaya pahlawan aja bro, diingat jasanya"
"Kan emang guru itu pahlawan tanpa tanda jasa"
"Tapi kan mereka digaji bro"
"Gaji aja sebenarnya belum seberapa untuk membalas jasa mereka bro, apalagi guru yang belum diangkat negri. Sekarang lo bayangin dari Sekolah Dasar, guru mengajarkan cara menulis, membaca, berhitung, dan masih banyak lagi, sampai akhirnya tamat sekolah murid yang diajar bisa berpidato sebagai seorang pajabat, menjadi pengusaha, dan sebagaunya tapi, apa mereka para guru menuntut hasil dari kesuksesan anak didiknya ? Intinya Guru adalah orang yang ikhlas melihat kita sukses bahkan lebih sukses dari dirinya"
Jelas Angga penuh semangat.
"Wuiiihh.. bener juga ya bro, setuju gue"
Ujar Ryan yang ikut semangat mendengar penjelasan dari sahabatnya itu.
Merekapun melanjutkan obrolan sambil jalan meninggalkan kelas yang mulai sepi.
Keesokan harinya semua siswa bersiap-siap mengikuti upacara.
Dengan semangat Ryan ikut menyiapkan teman-teman sekelasnya. Setelah dirasa rapi Ryanpun masuk kedalam barisan.
"Tumben lo nyiapin barisan, biyasanya disiapin aja gak mau" bisik Cita kepada Ryan.
"Hehee.. tapi kerenkan gue nyiapinnya ?"
"Lebih keren lagi, kalau lo nyiapin berisan bebek"
Ucap Riri yang baris disamping Cita.
"Iya, lo sama Cita bebeknya haha.. lagian bebek gak usah disiapin aja, udah bisa baris sendiri gak kaya kalian" puas Ryan ngledekin Cita dan Riri.
"Ssstt.. udah diem upacaranya mau dimulai"
Tegas Amma yang berada dibelakang mereka.
Selesai upacara Ryan menyuruh taman-temannya segera masuk kelas.
Didalam kelas Ryan membicarakan tentang rencananya membuat kejutan untuk wali kelas mereka yang sekaligus guru matematika. Yups dialah pak Hamdan.
Setelah dikira siap semua, merekapun duduk dengan rapi.
Suara langkah kakipun mulai jelas terdengar, semua siswa siap diposisi mereka.
"Assalamu'alaikum waroh matullahiwabarokatuh"
salam pak Hamdan didepan murid-murid.
"Wa'alaikumsalam warohmatullahi wabarokatuh"
Kemudian merekapun berdiri..
"Terpujilah wahai engkau bapak ibu guru.."
Merekapun menyanyikan himne guru dengan hikmat.
Setelah lagu selesai dinyanyikan Ryanpun maju kedepan
"Kau ajarkan yang kami tak bisa,
Kau berikan ilmu dengan penuh kesabaran
Kau berikan waktumu untuk kita dengan keikhlasan
Maafkan kami, terimaksih dari kami dan do'akan kami agar sukses nanti"
Semua penghuni kelaspun terharu mendengar puisi Ryan, entah karena memang puisinya menyentuh hati atau karena terlalu datar Ryan membacakan puisi tersebut.
Hanya mereka dan Tuhan yang tahu (hehee..)
Dengan mata berkaca-kaca dan siap meneteskan air mata pak Hamdan berkata
"Terimakasih anak-anakku dan maaf juga bapak sering marah-marah dikelas"
"Iya sama-sama lagian kami tahu kok pak, bapak marah-marah juga demi kebaikkan kita, supaya kita sunggu-sungguh dalam belajar"
Jawab Ryan mewakili teman sekelasnya sambil berjalan menuju tempat berdirinya pak Hamdan.
Dengan segera pak Hamdan menyambut Ryan dengan pelukkan hangat.
Suasana kelaspun semakin hening, mereka saling berpelukkan dengan sebangkunya.
Tapi Angga sama siapa ya..?? Ryan kan pelukkan sama pak Hamdan. (Hee..)
Ditengah suasana hening, tiba-tiba
"Ryan kamu kok gak ngumpulin tugas kemarin ?"
Tanya pak Hamdan sambil melepaskan pelukkannya.
Seisi kelaspun memperlihatkan wajah kebingungan.
"Hehee.. iya pak kemarin saya ketiduran"
Jawab Ryan dengan wajah pucat.
"Gak ada yang ngebangunin Ryan, kemarin ?"
Tanya pak guru kesemua siswa. Dengan percaya diri Citapun menjawab.
"Kemarin sudah Cita bangunin pak, tapi Ryan malah jawabnya gini, nanggung Cit pulau gue hampir selesai nih"
Sambil menirukan gaya Ryan.
Sekelaspun ketawa melihat Cita mempraktikkan gaya Ryan. Sementara Ryan yang masih berdiri didepan, semakin pucat wajahnya karena malu.
"Ya udah Ryan hari ini kamu gak bapak hukum, bapak cuma mau minta tolong, bagikan buku teman-temanmu dan temenin bapak menjawab soal-soal metematika kemarin"
"Yaah.. sama aja dong pak saya dihukum berdiri didepan"
"Enggak, bukan dihukum cuma nemenin bapak berdiri didepan taman-teman kamu"
"Hahaa... " semua siswapun tertawa kecuali Ryan yang mesti menahan malu didepan kelas.
Dengan kejadian hari itu, Ryan banyak belajar,
Belajar menghargai waktu
Belajar menghormati guru, dan..
Belajar menahan malu. Hee
Comments
Post a Comment